JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli buka suara menanggapi dugaan penyalahgunaan duit Bantuan Subsidi Upah (BSU) dipakai penerima untuk taruhan judi online (judol). Yassierli mengungkapkan, potensi uang BSU disalahgunakan oleh penerima merupakan kondisi di luar kontrol Kemnaker.
Pemerintah memberikan bantuan tunai supaya ada peningkatan daya beli para pekerja yang gajinya pas-pasan.
“Itu sudah di luar kontrol kita. Artinya, BSU didesain untuk meningkatkan daya beli, dan kepada mereka yang sudah terdaftar aktif sebagai pemberi iuran BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Yassierli ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip pada Selasa (8/7/2025).
Meskipun demikian, sambung Yassierli, pihaknya optimis dana BSU digunakan pekerja sesuai peruntukannya. Besaran dana BSU yang diterima masing-masing pekerja adalah Rp 600.000.
“Saya optimis BSU itu dipakai untuk kebaikan. Saya optimis BSU itu menjadi sesuatu bagi pekerja untuk meningkatkan daya beli mereka,” ucap Yassierli.
Tahap Kedua BSU Belum Cair
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, Yassierli lalu membeberkan data penerima BSU yang sampai hari ini sudah mencapai 8,3 juta penerima selama proses pencairan tahap pertama dan kedua.
Ada pun pencairan sisanya, yakni 9 juta penerima, akan dirampungkan dalam waktu dekat.
“Total yang sudah kita salurkan itu sudah sebanyak 8,3 juta orang dan yang belum, dari total target itu sekitar 17 juta (pekerja),” kata dia.
Ia berujar, mayoritas dari 9 juta pekerja swasta dan pegawai honorer yang belum menerima dana BSU, pencairannya akan dilakukan melalui jaringan kantor pos PT Pos Indonesia (Persero). ”
“Yang belum itu sebagian besar nanti dari PT Pos dan ini memang membutuhkan waktu ya. Dan masih ada beberapa, sebagian kecil itu yang akan kita salurkan melalui Bank Himbara,” ujar Yassierli.
Ia bilang, masih ada jutaan penerima BSU belum terverifikasi lengkap. Proses ini memerlukan waktu tak sebentar, sehingga penyaluran bantuan tunai ini bisa tepat sasaran.
“Karena masih ada hasil verifikasi dan validasi data yang sepertinya kami harus cek ulang-ulang. Clear ya? (Tenggat waktu buat PT Pos? Pos seminggu, semoga ya. Jadi memang itu kan proses yang memang kita sadar kita harus mengikuti proses yang ada,” jelas dia.
Yassierli lalu membeberkan salah satu alasan data penerima BSU belum terverifikasi. Misalnya data pemilik rekening harus sama dengan data pekerja yang terdata di BPJS Ketenagakerjaan.
“Kemudian masih sebagian kecil yang kemarin yang belum selesai karena ada terkait tentang nomor rekening (yang menyebabkan BSU belum cair),” kata Yassierli.
“Ternyata yang ketika kita dari BPJS Ketenagakerjaan, kita cek dengan bank verifikasi, validasi dan seterusnya itu yang butuh waktu. Jadi masih ada sebagian kecil yang akan disalurkan lewat Bank Himbara dan BSI,” tambah dia. (Web Warouw)