Rabu, 10 September 2025

MENOLAK DIDIKTE TRUMP..! Bahlil Ancam Batal Beli Migas AS Hingga Rp 251 Triliun: Kalau Tarif Tidak Turun, Enggak Deal

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kelanjutan pembelian produk minyak dan gas (migas) dari Amerika Serikat (AS) bergantung pada tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump. Ia menuturkan, Indonesia telah menyiapkan alokasi belanja produk energi AS mencapai sekitar 15,5 miliar dollar AS atau setara Rp 251,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.250 per dollar AS). Namun, rencana belanja itu terganjal isu tarif tinggi, di mana Indonesia tetap dikenakan tarif 32 persen oleh AS.

Menurut Bahlil, rencana belanja energi tersebut bisa batal jika AS tak menurunkan tarif.

“Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar 10-15 miliar dollar AS untuk belanja (energi) di Amerika, kalau tarifnya juga diturunkan. Tapi kalau enggak (diturunkan), berarti kan enggak ada deal dong,” ujarnya ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Adapun tarif impor 32 persen yang dikenakan AS terhadap Indonesia mulanya akan diberlakukan pada 1 Agustus 2025, namun saat ini pemberlakuannya ditunda seiring pemerintah RI masih menguasahakan negosiasi dengan AS.

Bahlil pun menyatakan saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan negosiasi tim Indonesia di AS yang dipimpin oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Kemarin saya belum tahu perkembangan terakhir, karena yang akan ngomong itu adalah Pak Menko sebagai Ketua Delegasi,” kata Bahlil.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengungkapkan rencana Indonesia untuk mengimpor produk liquefied natural gas (LNG), liquefied petroleum gas (LPG), dan minyak mentah dari Amerika Serikat (AS). Rencana impor komoditas energi ini merupakan salah satu upaya RI bernegosiasi dengan AS agar memperkecil tarif resiprokal 32 persen.

“Untuk produk, kami sudah lakukan pemetaan dari ESDM. Yang pertama kan kita membutuhkan LPG, jadi untuk LPG kita juga akan meningkatkan impor dari Amerika. Kemudian crude (minyak mentah) untuk kebutuhan dalam negeri,” ujar Yuliot di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/7/2025).

“LNG termasuk salah satu komoditas yang diimpor dari AS,” imbuhnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru