Sabtu, 13 September 2025

RAKYATNYA DAPAT APA..? Gubernur Sulawesi Tenggara Bakal Tagih PT SCM Yang Janji Bangun Smelter

JAKARTA- Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), bakal menertibkan perusahaan tambang yang tidak menunaikan kewajibannya.

Penegasan tersebut disampaikan ASR usai menerima audiensi Aliansi Masyarakat Routa Bersatu di Kantor Gubernur Sultra, Kamis (11/9/2025).

Kantor gubernur berlokasi di Kompleks Bumi Praja Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.

Dalam audiensi ini, warga menagih janji PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) untuk membangun smelter nikel.

PT SCM adalah perusahaan tambang nikel yang melakukan eksplorasi pertambangan di wilayah Lalomerui, Kecamatan Routa, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Jaraknya 320 kilometer dari Unaaha, pusat kabupaten, atau 200 km dari Kendari, ibu kota Provinsi Sultra. Estimasi waktu tempuh 8-9 jam dengan kendaraan double cabin/off road karena kondisi jalan yang sulit.

Sementara, smelter nikel adalah fasilitas industri atau pabrik yang mengolah bijih nikel mentah menjadi produk nikel bernilai tambah tinggi, feronikel, nikel matte, nikel sulfat, atau nickel pig iron (NPI).

Melalui proses peleburan dan pemurnian bijih pada suhu tinggi untuk meningkatkan kadar nikel siap pakai dalam industri lain, seperti pembuatan baja tahan karat, baterai kendaraan listrik, dan elektronik.

Di hadapan warga, Gubernur ASR, menyampaikan, perjuangan yang disuarakan masyarakat Routa sejalan dengan harapan Pemerintah Provinsi atau Pemprov Sultra.

“Demi kemaslahatan dan kemakmuran masyarakat Routa, pasti saya dukung penuh,” kata purnawirawan Perwira Tinggi ini dikutip.Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (13/9).

Pihaknya ingin memastikan perusahaan menepati janji kepada masyarakat, begitupun pemerintah.

“Kita lihat perjanjian awal sebelum dia masuk janji ke warga, setelah itu janji ke pemerintah,” ujar mantan Pangdam XIV/Hasanuddin ini.

“Saya belum bisa mengatakan banyak karena belum bertemu langsung dengan mereka,” lanjut politisi Partai Gerindra tersebut.

Perwakilan warga dalam pertemuan dengan Gubernur ASR menyampaikan kekecewaan terhadap PT SCM yang tak kunjung merealisasikan pembangunan smelter nikel.

Padahal, kehadiran industri nikel diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

Perwakilan masyarakat Routa, Ahmad, pun menyambut baik respons cepat Gubernur Sultra.

“Jadi apa langkah yang akan diambil Bapak Gubernur, itu akan kami tunggu. Ketika sudah ada respons, akan kami tanggapi,” kata Ahmad.

Ia menegaskan, jika nantinya PT SCM tidak menunjukkan itikad baik dan mengabaikan aspirasi masyarakat, mereka tidak akan ragu untuk kembali melakukan aksi serupa.

“Ketika apa yang kami suarakan hari ini dan pemerintah mendukung, lalu PT SCM tidak melakukan apa yang diinginkan masyarakat, kami akan melakukan hal-hal yang sama. Karena kami bergerak demi kepentingan masyarakat daerah dan provinsi,” jelasnya.

Sebelumnya, ratusan warga yang tergabung aliansi berunjuk rasa dan menyegel kantor hingga menutup aktivitas hauling PT SCM, Sabtu (6/9/2025).

Aksi ini buntut janji pembangunan smelter nikel yang belum direalisasikan perusahaan tambang nikel tersebut.

PT SCM merupakan perusahaan tambang nikel berskala global. Tambang SCM berlokasi di Routa, Konawe, Sulawesi Tenggara, dan beroperasi sejak tahun 2023.

PT SCM merupakan anak perusahaan dari PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM), yang merupakan bagian dari grup Merdeka Copper Gold Tbk.

Perusahaan beroperasi di sektor pertambangan nikel dengan fokus sumber daya nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Dengan luas area 21.100 hektare, hasil produksinya bijih limonit dan bijih saprolit.

Limonit yang biasa disebut bijih nikel berkadar rendah adalah bijih besi yang terdiri dari campuran besi oksida-hidroksida terhidrasi dalam berbagai komposisi.

Saprolit adalah jenis bijih nikel mengandung kadar nikel tinggi yaitu sekitar 1,5-3 persen nikel, serta kandungan besi yang lebih rendah.

Melansir laman Merdeka Battery Materials (MBM), bijih limonit 77 persen dari tambang SCM digunakan untuk menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat dikonversi menjadi nikel sulfat untuk produksi bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik (EV).

Bijih saprolit yang diproduksi akan dikirim ke Smelter RKEF yang dimiliki oleh MBMA di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) untuk diproses lebih lanjut menjadi Nickel Pig Iron (NPI).

Pascademo warga, digelar pertemuan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe.

Pertemuan Rabu (10/9/2025) yang dipimpin Bupati Yusran Akbar berlangsung di Aula Inowa Kantor Bupati Konawe.

Hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), direksi dan perwakilan PT SCM, PT Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), serta masyarakat Routa. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru