JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pengelola dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah menyusul kasus keracunan di sejumlah daerah.
“SPPG yang bermasalah ditutup untuk sementara dilakukan evaluasi dan investigasi,” ucap Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, dalam Konferensi Pers Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Program Prioritas Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (29/9/2025).
Adapun yang dievaluasi terkait SPPG tersebut adalah faktor kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak. Zulhas menegaskan bahwa seluruh SPPG juga akan dievaluasi ihwal kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan dari juru masak.
“(Evaluasi) tidak hanya di tempat yang terjadi, tetapi di seluruh SPPG,” kata Zulhas.
Lebih lanjut, Zulhas juga mewajibkan kepada SPPG untuk mensterilisasi seluruh alat makan, termasuk memperbaiki proses sanitasi, khususnya terkait kualitas air dan alur limbah.
“Semua dievaluasi dan diinvestigasi,” kata Zulhas. Badan Gizi Nasional (BGN) pada sesi jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/9/2025), mengumumkan sepanjang periode Januari hingga September 2025, tercatat 70 insiden keamanan pangan, termasuk insiden keracunan, dan 5.914 penerima MBG pun terdampak.
Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung. Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.
Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam. Kemudian, staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, salmonella pada ayam, telur, dan sayur, bacillus cereus pada menu mie, dan coliform, PB, klebsiella, proteus dari air yang terkontaminasi.
Kantor Layanan Dapur MBG
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Badan Gizi Nasional (BGN) berencana mendirikan kantor layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di hampir setiap kabupaten serta kantor regional di setiap provinsi yang akan beroperasi pada 2026.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengatakan bahwa langkah pendirian kantor layanan dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG) ini dilakukan untuk mempersingkat rantai pengawasan dan memperkuat pemantauan distribusi gizi di lapangan.
“Kami sedang menyusun kantor layanan SPPG di hampir setiap kabupaten, dan kami juga akan membuat kantor regional di setiap provinsi untuk melakukan pemantauan dan kendali. Itu baru akan efektif tahun 2026,” kata Dadan dalam konferensi pers, Senin (22/9/2025).
Dia menjelaskan bahwa sejak awal tahun, pihaknya telah melakukan pemantauan intensif terhadap berbagai kasus terkait gizi.
Data pengawasan yang dihimpun, menurutnya, bahkan lebih detail dibandingkan informasi yang beredar di media.
“Deputi pemantauan pengawasan itu, laporan yang saya sajikan di tiga wilayah mengenai kasus itu sudah kami pantau sejak tanggal 6 Januari. Jadi itu data yang lengkap, nanti bisa lihat silakan dari mulai tanggal 6 sampai hari ini,” ujar Dadan, Rabu (17/9/2025).
Ia menambahkan bahwa BGN juga rutin berkoordinasi dengan seluruh satuan pelayanan SPPG yang sudah beroperasi. Kejar target Namun, agar pemantauan lebih efisien, organisasi terus dikembangkan. Dadan mengakui bahwa sebagai lembaga baru, BGN masih dalam tahap penguatan organisasi.
Namun, karena dikejar target, pembangunan kelembagaan dilakukan paralel dengan upaya pemenuhan sasaran gizi nasional.
“Perlu diketahui bahwa BGN ini badan baru. Sebetulnya untuk mengukuhkan organisasi butuh waktu, tetapi karena kita dikejar target, jadi kita balapan melengkapi organisasi dengan mengejar target. Utamanya adalah bagaimana target bisa dipenuhi,” pungkasnya.
Saat ini, pemerintah menyatakan sudah ada 22,7 juta penerima MBG di seluruh Indonesia, dilayani oleh 7.644 SPPG alias dapur MBG. Targetnya, penerima MBG adalah 82,9 juta untuk kuargal IV 2025. (Web Warouw)