Selasa, 7 Oktober 2025

TERBAKAR SETELAH STATEMEN MENKEU NIH..! 10 Fakta Kebakaran Kilang Pertamina Dumai, Ledakan Keras Awali Kobaran Api

JAKARTA- kebakaran hebat melanda kilang minyak milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai, Riau, pada Rabu malam, 1 Oktober 2025.

Insiden bermula dari ledakan keras yang kemudian memicu munculnya kobaran api dari unit kilang minyak Pertamina Dumai.

Suara ledakan yang menggelegar pun lantas membuat warga sekitar panik dan berhamburan keluar rumah karena ketakutan.

Kepada Bergelora,com di Jakarta dilaporkan, berikut adalah fakta-fakta kebakaran kilang Pertamina Dumai.

1. Terjadi Pukul 20.30 WIB

Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 20.30 WIB di kompleks Kilang Pertamina RU II Dumai. Ledakan keras terdengar terlebih dahulu sebelum kobaran api terlihat membesar.

Suara dentuman terdengar cukup jelas oleh warga yang tinggal di sekitar lokasi. Banyak di antara mereka segera keluar rumah karena khawatir api akan menjalar ke pemukiman.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (Ist)

Ribuan warga bahkan dilaporkan memadati Jalan Putri Tujuh, baik dengan sepeda motor maupun berjalan kaki, untuk menyaksikan langsung kobaran api yang melahap kilang.

2. Tidak Ada Korban Jiwa

Belum ada laporan korban jiwa akibat kejadian ini. Pihak rumah sakit terdekat juga belum menerima adanya korban luka dari kalangan pekerja maupun warga sekitar.

Meski demikian, pihak perusahaan masih melakukan pemeriksaan internal terhadap seluruh karyawan yang bertugas di unit terdampak.

3. Langsung Berhasil Dipadamkan

Tim darurat internal Pertamina dengan cepat menurunkan regu pemadam kebakaran ke lokasi. Mereka bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Dumai, dan berhasil memadamkan api sekitar pukul 23.20 WIB.

Setelah kobaran api berhasil dikendalikan, dilakukan proses pendinginan di area yang terdampak. Langkah ini penting guna memastikan tidak ada sisa panas atau percikan api yang berisiko memicu kebakaran susulan.

4. Sempat Terjadi Aksi Unjuk Rasa

Dikutip dari Antara, sempat terjadi aksi unjuk rasa oleh ratusan warga yang tinggal di sekitar area kilang. Mereka menyampaikan protes dan menuntut penjelasan dari pihak perusahaan atas ledakan yang terjadi.

Namun, aksi protes ini berlangsung singkat karena pihak Pertamina segera mengambil langkah untuk meredam ketegangan. Warga diajak berdialog langsung di kantor kelurahan bersama perwakilan pemerintah dan aparat TNI-Polri.

5. Puluhan Polisi Amankan Area Pertamina Dumai

Polres Dumai mengerahkan puluhan personel untuk mengamankan area kilang pasca ledakan dan kebakaran besar yang terjadi pada Rabu malam.

Aparat keamanan dari TNI dan satuan pengamanan internal Pertamina juga dikerahkan untuk menjaga situasi tetap kondusif dan menghindari risiko lainnya.

Langkah pengamanan juga dilakukan dengan cara mensterilkan area dalam radius tertentu, memperketat penjagaan di beberapa titik akses, dan melakukan pemantauan untuk mencegah kemungkinan pencemaran atau ledakan lanjutan.

6. Penyebab Kebakaran Masih Diinvestigasi

Penyebab pasti kebakaran masih dalam proses investigasi. Penyelidikan dilakukan guna menemukan sumber ledakan dan memastikan langkah pencegahan di masa mendatang lebih optimal.

Area Manager Communication, Relations, and CSR Kilang Dumai, Agustiawan, menyampaikan bahwa tim internal terus bekerja untuk menyelidiki penyebab insiden meledaknya kilang tersebut.

7. Permintaan Maaf Pertamina

Pihak PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai menyampaikan permohonan maaf secara terbuka atas insiden kebakaran yang menimbulkan keresahan dan gangguan kenyamanan masyarakat sekitar.

“Mohon bantuan doa dari masyarakat, agar kejadian ini dapat segera kami tangani dengan baik,” ujar Agustiawan, dikutip dari Antara.

8. Sudah Pernah Terjadi Kebakaran

Insiden kebakaran di Kilang Dumai ini bukan yang pertama kali terjadi. Pada April 2023, pernah terjadi ledakan dan kebakaran akibat kebocoran pipa hidrogen.

Sebelum insiden kala itu, warga juga sempat mendengar dentuman keras disertai getaran kuat yang diduga berasal dari dalam kompleks kilang minyak.

9. Stok BBM Tidak Terganggu

PT Pertamina memastikan bahwa stok BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tidak terdampak akibat insiden kebakaran di kilang minyak Dumai.

Pertamina menyebut, pasokan BBM untuk wilayah Sumatra Bagian Utara (Sumbagut) akan tetap aman karena disuplai melalui kilang-kilang lain yang beroperasi normal.

Untuk kebutuhan Solar di wilayah Dumai dan Siak, serta Avtur untuk area Pekanbaru, Pertamina memastikan distribusinya tetap dapat dipenuhi dari Kilang Dumai.

Sementara itu, wilayah Sumbagut lainnya akan mendapat pasokan melalui alih suplai dari kilang Pertamina lainnya guna menjamin distribusi tetap lancar.

Purbaya Cap Pertamina Malas-malasan Bangun Kilang 

Fakta ke 10 adalah, siang hari sebelum terjadi kebakaran, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyindir PT Pertamina (Persero) yang dianggapnya bermalas-malasan membangun kilang minyak baru.

“Jadi kilang itu bukan kita enggak bisa bikin atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuman pertaminanya malas-malesan saja,” kata Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, dikutip dari siaran TV Parlemen, Rabu (1/10/2025).

Dampak dari besarnya impor, subsidi BBM terus membengkak karena volume impor BBM terus naik dari tahun ke tahun. Tingginya impor BBM juga berdampak buruk pada neraca perdagangan Indonesia.

Padahal pembangunan kilang minyak baru dibutuhkan untuk mengangkat produksi BBM dalam negeri, sehingga bisa mengurangi ketergantungan impor BBM yang membebani APBN.

“Subsidi energi naik terus dari tahun ke tahun, BBM tuh solar, diesel, kita banyak impornya sampai puluhan miliar dollar setahun,” beber Purbaya.

Yang bikin dirinya tidak habis pikir, kondisi ini seolah dibiarkan bertahun-tahun. APBN pun tersedot untuk menyubsidi BBM impor yang terkadang harganya melonjak tinggi.

“Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut sudah puluhan tahun kan. Kita pernah bangun kilang baru enggak, enggak pernah,” ucap Purbaya.

Investasi kilang dari China ditolak Pertamina Purbaya lalu mengungkit soal janji Pertamina untuk membangun 7 kilang baru dalam 5 tahun pada 2018 silam, namun hingga sampai sekarang sudah 7 tahun berlalu, tak satu pun kilang dibangun.

Pada 2018, Purbaya saat itu menjabat sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di bawah Luhut Binsar Pandjaitan, sehingga tugasnya kerap bersinggungan dengan Pertamina.

Padahal saat itu, kata Purbaya, terdapat investor asal China yang menawarkan diri untuk membangun kilang baru di Indonesia, dengan tawaran Pertamina harus membeli produk mereka.

Investor China tersebut juga menjanjikan ke Pertamina, bahwa bila sudah beroperasi selama 30 tahun, maka kilang minyak tersebut bisa diambil alih Pertamina secara cuma-cuma.

Kendati demikian, tawaran investor China itu ditolak oleh Pertamina.

Saat itu, Pertamina berdalih, mereka sudah merencanakan pembangunan 7 kilang baru, sehingga bila menyetujui proposal dari China, bisa berpotensi mengakibatkan kelebihan kapasitas.

“Mereka (Pertamina) akan bangun tujuh kilang baru dalam waktu 5 tahun. sampai sekarang kan enggak ada satu pun, jadi bapak tolong kontrol mereka juga,” kata Purbaya.

DPR diminta desak Pertamina

Ia meminta DPR sebagai fungsi legislatif, ikut mendesak Pertamina agar segera membangun kilang minyak baru supaya APBN tidak jebol.

“Dari saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol (Pertamina), karena kita rugi besar. karena kita impor dari mana dari Singapura.

“Mereka bilang iya tapi ke depan akan jadi, sampai sekarang enggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan,” ucap Purbaya mengungkit soal beberapa insiden kebakaran di kilang Pertamina beberapa waktu terakhir.

Sebagai informasi, pada APBN 2025 pemerintah mengganggarkan subsidi dan kompensasi untuk tahun 2025 sebesar Rp 498,8 triliun dengan realisasi hingga Agustus mencapai Rp 218 triliun atau sekitar 43,7 persen dari pagu tersebut.

Perlu diketahui pula, realisasi subsidi dan kompensasi energi dipengaruhi oleh fluktuasi ICP, depresiasi nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume barang bersubsidi. Data per akhir Agustus 2025 juga menunjukkan adanya peningkatan konsumsi berbagai barang bersubsidi hingga Agustus 2025 dimana konsumsi BBM tumbuh sekitar 3,5 persen, LPG 3 kg tumbuh 3,6 persen, pelanggan listrik bersubsidi tumbuh 3,8 persen, dan pupuk mengalami peningkatan sebesar 12,1 persen. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru