Minggu, 19 Oktober 2025

NATO BAKAL GIGIT JARI..! Setelah Gaza, Trump Incar Akhiri Perang Rusia-Ukraina

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa setelah keberhasilan kesepakatan damai di Gaza, fokus berikutnya adalah mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

“Pertama, kita harus menyelesaikan Rusia. Mari kita fokus pada Rusia dulu,” ujar Trump dalam pidatonya di parlemen Israel (Knesset), Senin (13/10/2025).

Trump menilai keberhasilan gencatan senjata Gaza membuka jalan bagi diplomasi baru di Eropa Timur.

Ia menyebut perdamaian di Timur Tengah dapat menjadi inspirasi bagi penyelesaian konflik di Ukraina.

Gencatan senjata Gaza capai tahap akhir Pada Senin, Hamas membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup, sementara Israel melepas hampir 2.000 tahanan Palestina. Pertukaran itu menandai tahap akhir dari gencatan senjata yang disepakati pada 10 Oktober.

Trump memuji langkah tersebut sebagai bukti bahwa perdamaian melalui kekuatan bisa diwujudkan.

Ia menyebut keberhasilan itu tidak hanya menandai berakhirnya perang dua tahun di Gaza, tetapi juga membuka peluang baru bagi stabilitas global.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi akan bertemu Trump pada Jumat di Washington. Pertemuan itu akan membahas kemungkinan gencatan senjata di Ukraina dan langkah-langkah diplomasi selanjutnya.

“Saya pikir kita perlu membahas urutan langkah-langkah yang ingin saya usulkan kepada Presiden (Trump),” kata Zelensky kepada wartawan, dikutip dari Euronews pada Selasa (14/10/2025).

Dalam unggahan di platform X, Zelensky menulis bahwa ketika perdamaian tercapai di satu belahan dunia, hal itu membawa harapan bagi perdamaian di kawasan lain.

“Para sandera telah dibebaskan, dan perang di Gaza akan segera berakhir. Ini sungguh peristiwa yang luar biasa. Kami berupaya agar hari perdamaian juga tiba bagi Ukraina,” ujarnya.

Zelensky juga memuji kepemimpinan Trump yang dinilai tegas dan efektif dalam mendorong kesepakatan. Ia menilai agresi Rusia masih menjadi sumber destabilisasi global terakhir yang harus segera diakhiri.

Upaya diplomasi yang panjang Trump diketahui telah berbulan-bulan berupaya menengahi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Namun, langkah itu belum membuahkan hasil karena Kremlin menolak negosiasi langsung dengan Zelensky, meskipun Trump bersedia menjadi mediator.

“Bahkan Hamas menunjukkan ketajaman dalam bernegosiasi, tetapi Putin tidak,” sindir Zelensky.

Pejabat Moskwa berulang kali menolak berpartisipasi dalam perundingan dengan Ukraina, dan hanya menyetujui pertemuan empat mata antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Agustus lalu.

Dalam pidatonya di Knesset, Trump menyoroti peran Steve Witkoff, utusan khusus yang juga terlibat dalam negosiasi dengan Rusia. Ia bercerita tentang pertemuan Witkoff dengan Putin yang berlangsung hingga lima jam.

“Dalam lima jam, dia keluar. Saya bertanya, Apa yang Anda bicarakan selama lima jam? Dan dia menjawab, hanya banyak hal menarik. Tapi Anda tidak bisa membicarakannya selama lima jam,” tutur Trump sambil tersenyum.

Trump menambahkan, Witkoff awalnya tidak tahu banyak tentang Rusia atau Putin, namun memiliki kualitas diplomasi yang dibutuhkan untuk membawa hasil.

Zelensky menegaskan bahwa pertemuan mendatang akan membahas perdamaian melalui kekuatan, prinsip yang kini juga diadopsi Ukraina untuk menghadapi Rusia. Pertemuan itu akan menjadi yang kelima antara Trump dan Zelensky sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025.

Keduanya telah melakukan dua kali panggilan telepon membahas pertahanan udara dan kemampuan jarak jauh Ukraina di tengah serangan Rusia terhadap infrastruktur energi. Namun, menurut Zelensky, percakapan itu belum cukup untuk membahas semua isu utama.

Isu Tomahawk dan Rreaksi Kremlin

Belakangan, Trump membuka kemungkinan untuk mengirim rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina. Rudal tersebut memiliki jangkauan antara 1.600 hingga 2.500 kilometer, yang berarti dapat menjangkau Moskwa. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi dengan kekhawatiran.

“Topik Tomahawk sangat mengkhawatirkan Moskwa. Saat ini benar-benar momen dramatis karena ketegangan meningkat dari semua pihak,” ujarnya, dikutip dari media pemerintah Rusia.

Bagi banyak pengamat, keberhasilan kesepakatan Gaza (KTT Perdamaian Gaza) menjadi uji coba penting bagi strategi diplomasi Trump di panggung global. Jika perdamaian di Timur Tengah bisa tercapai, bukan tidak mungkin pendekatan serupa diterapkan di Eropa Timur.

“Ketika perdamaian tercapai di satu tempat, dunia akan lebih mudah mempercayai kemungkinan perdamaian di tempat lain,” tulis Zelensky menutup pernyataannya. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru