Jumat, 14 November 2025

Keren! Garnita NasDem Ajak Perempuan Berpolitik

 

MOROWALI- Garnita Malahayati NasDem Morowali mengajak perempuan berpolitik dan terlibat dalam partai politik. Hal itu disampaikan oleh Mutmainah SE, MM, Ketua DPD Garnita Malahayati Kabupaten Morowali, di sela-sela diskusi penguatan perempuan inspirasi, Sabtu (25/3).

Menurut Mutmainah, selama ini politik dipandang dalam kacamata maskulin yang menyebabkan ruang partisipasi perempuan  amat kecil. Walaupun ada affirmasi dalam undang-undang, tetapi hal itu belum menjadi suatu kesadaran umum kaum perempuan untuk mengorganisasikan dirinya.

“Kaum perempuan harus diajak berfikir kritis, melek politik. Agar mereka bisa menentukan nasibnya, baik itu dalam kebijakan maupun urusan sehari-hari rumah tangga,” ujarnya.

Mutmainah menyebutkan, setiap prosesi politik disemua level, peran perempuan belum begitu didengarkan suaranya. Kata dia, isu perempuan masih kerap dipinggirkan dalam pembahasan anggaran publik.

“Isu perempuan belum sensitif anggaran, di Morowali, hak-hak perempuan dalam anggaran, terutama kesehatan reproduksi, gizi buruk, dan infrastruktur penunjang kegiatan perempuan belum menjadi aspek dalam kebijakan pembangunan,” ujarnya.    

Kepada Bergelora.com dilaporkan, kehadiran organisasi Garnita Malahayati NasDem di Morowali adalah wujud tanggung jawab mengorganisasikan aspirasi perempuan.

“Perempuan harus maju bersama, melangkah, dan berorganisasi secara bahagia. Dalam organisasi ini kaum perempuan dapat mengaktualisasikan gagasan, dan ekspresinya secara politik,” terangnya. 

Lebih lanjut, Mutmainah mendorong perempuan Morowali sebagai inspirasi kebangkitan dan era baru membicarakan politik.

“Kita membuka diri bagi perempuan Morowali, baik itu yang bekerja di wilayah publik, dan domestik untuk terlibat dan berfikir kritis,” tegasnya.

Mutmainah menjelaskan, perempuan yang paling terkena dampak langsung dari suatu kebijakan politik karena beban ganda peran dalam rumah tangga. Beban ganda itu tercermin dari pola rumah tangga perdesaan yang umumnya berada di tangan perempuan.  Kata Mutmainah, selain bekerja untuk mengasuh dan merawat anak, sebagian besar perempuan juga dipaksa untuk memenuhi kebutuhan nafkah rumah tangga, tutupnya (Lia Somba)                     

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru