Rabu, 19 November 2025

PEMBANTU..? Menteri P2MI: Orang Berpikir Pekerja Migran adalah Pembantu Rumah Tangga, Ini Paradigma Lama

JAKARTA – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin mengatakan, pemerintah ingin mengubah paradigma lama yang memandang pekerja migran Indonesia (PMI) akan menjadi pekerja kasar seperti asisten rumah tangga di luar negeri.

Mukhtarudin menyebutkan, pemerintah kini fokus untuk mengirim pekerja migran dengan keterampilan menengah hingga tinggi.

“Jadi orang berpikir, dulu pekerja migran adalah TKI, TKW, pembantu rumah tangga, ini paradigma lama. Sekarang itu kita tidak lagi begitu. Kita lebih tekankan pada kualitas,” ujar Mukhtarudin di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).

“Kalau dulu kan orang ngirim TKI, TKW, ujungnya pembantu rumah tangga, kan gitu saja. Sekarang enggak. Kita akan bergeser, mulai dari middle to high skill,” sambung dia.

Mukhtarudin mengatakan, peluang menjadi pekerja migran sangat luas, dari sektor penerbangan hingga teknologi, tetapi belum optimal untuk dipenuhi masyarakat Indonesia.

Ia mencatat ada 352.000 kebutuhan pekerja migran yang tersedia di luar negeri, sedangkan pekerja migran Indonesia baru mampu mengisi 19 persen di antaranya.

“Ada yang jadi pramugari, itu juga pekerja migran. Yang bekerja di Qatar Airways, yang di Saudi Airways. Jadi sebenarnya luas. Bisa mengisi perusahaan-perusahaan high tech,” tutur dia.

Oleh sebab itu, Mukhtarudin menekankan bahwa peraih gelar sarjana juga punya peluang untuk berkarir di luar negeri.

“Makanya perguruan tinggi masuk sekarang. Mereka ada S1, diploma. Itu mereka dikirim di luar negeri. Bahkan ada di perusahaan pesawat terbang. Sudah mulai persiapkan pelatihan-pelatihan,” kata dia.

Politikus Partai Golkar ini menyebutkan, ada banyak perguruan tinggi di Indonesia yang telah meluncurkan pusat migran atau migrant center untuk mempersiapkan mahasiswanya untuk berangkat kerja ke luar negeri. “Mereka adalah mahasiswa-mahasiswanya yang dididik berorientasi kepada pasar (kerja) luar negeri. Jadi kalangan sudah middle-high skill,” kata Mukhtarudin. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru