Rabu, 26 November 2025

KEREN BANGET..! Bloomberg Juluki Jokowi Politikus Jalanan, Setara Bill Clinton

JAKARTA — Pemimpin Redaksi Bloomberg John Micklethwait menjuluki Presiden ke-7 RI Joko Widodo sebagai “politisi jalanan” pada Bloomberg New Eonomy Forum 2025.

Micklethwait memuji Jokowi. Menurutnya, Jokowi adalah pemimpin yang dengan senang hati menyapa semua orang dan suka mengunjungi tempat-tempat umum.

“Sebagai politikus jalanan, saya akan menyejajarkannya dengan yang terbaik, dengan orang-orang seperti Bill Clinton dan Jacques Chirac,” kata Micklethwait pada Bloomberg New Eonomy Forum 2025 di Singapura, dilaporkan Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (22/11).

“Anda bisa berkeliling di pasar dengan dia, Anda bisa berkeliling melalui pusat penjualan dengan dia, Anda bisa berkeliling ke pabrik,” imbuhnya.

Micklethwait pun memperkenalkan Jokowi sebagai mantan pengusaha kayu. Ia juga merekam jejak jejak Jokowi sejak dari Wali Kota Solo.

Ia membahas visi Jokowi membangun Indonesia dengan semangat Indonesia-sentris. Kiprah Jokowi menjaga hubungan baik dengan semua negara juga menjadi sorotan di forum itu.

“Dia terkenal dengan gaya politik yang sangat inklusif,” ucap Micklethwait.

Jokowi hadir di Bloomberg New Eonomy Forum 2025 sebagai pembicara. Ia juga berstatus Anggota Dewan Penasihat Bloomberg New Economy.

Jokowi Paparkan Kemajuan RI

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tampil dan berbicara dalam forum internasional Bloomberg New Economy Forum yang digelar di Singapura, Jumat (21/11/2025).

Berdasi hitam, dengan jas berwarna abu-abu dan songkok beludru hitam khas Indonesia, ditambah pin di dada bagian kanannya, Jokowi tampil percaya diri di atas podium.

Dalam forum itu, Jokowi membanggakan capaian Indonesia selama dipimpinnya, salah satunya adalah pembangunan proyek infrastruktur dasar seperti bandara, pelabuhan, dan infrastruktur koneksi perekonomian.

“Perubahan memang tidak pernah mudah, tetapi perubahan itu perlu. Ketika pertama kali menjadi Presiden, saya punya pertanyaan sederhana. Bagaimana kita bisa membangun ekonomi yang kuat untuk 280 juta penduduk? Kita tahu tidak ada jalan pintas,” kata Jokowi dalam bahasa Inggris, dikutip dari YouTube Bloomberg Economic Forum, Jumat.

“Oleh karena itu, kami fokus pada hal-hal dasar, membangun jalan raya, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, dan jaringan digital,” ujarnya lagi.

Mantan Walikota Solo ini juga memberikan pujian atas apa yang dikerjakannya selama 10 tahun terkait infrastruktur digital.

Selama 10 tahun menjabat, Jokowi menyebut Pemerintah Indonesia telah membangun pusat data, peluncuran satelit baru, memperluas jaringan digital dan konektivitas di seluruh Nusantara. Regulasi juga diacak-acak Jokowi, dalam makna positif agar bisa memberikan afirmasi terhadap bisnis dan startup lokal untuk berkembang.

Dia juga menyebut, membangun infrastruktur dan memperkenalkan regulasi sangat penting untuk beralih pada perekonomian generasi baru. Sebab, menurut Jokowi, infrastruktur menjadi prasyarat agar arus data dan integrasi teknologi bisa berjalan dengan baik.

Ditambah dengan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekosistem, ekonomi akan menjadi lebih baik dan wirausaha menjadi cepat berkembang.

Start Up Indonesia seperti Gojek, Tokopedia, Halodoc, dan Traveloka tumbuh karena ekosistem yang mendukung mereka. QRIS Indonesia menjadikan pembayaran digital mudah dan universal. Saat ini, seorang pedagang kaki lima di desa kecil menggunakan sistem yang sama dengan perusahaan besar di Jakarta,” katanya.

Waspada AI

Jokowi mengingatkan agar semua pihak waspada dengan kecerdasan buatan yang semakin populer.

“Saya juga yakin bahwa dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, bahkan 15 tahun ke depan, akan ada revolusi robot humanoid yang besar. Dan akan ada revolusi AI yang besar. Jadi, waspadalah terhadap hal ini,” ujarnya.

Dalam forum tersebut, Jokowi juga membahas soal berkembangnya ekonomi cerdas yang mendefinisikan ulang sistem dan proses yang berlaku selama ini.

Menurut dia, ekonomi cerdas turut mendefinisikan ulang strategi untuk mendapatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.

“Bagi saya, ini bukan hanya tanggung jawab nasional. Ini juga merupakan panggilan bagi lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Mereka harus mendefinisikan ulang instrumen keuangan mereka, sistem keuangan mereka, dan infrastruktur digital mereka,” kata Jokowi.

Pendefinisian ulang ini, menurut Jokowi, perlu diterapkan di hampir seluruh sektor, tetapi dapat dimulai dari bidang pendidikan dan kesehatan terlebih dahulu.

“Kita harus mendefinisikan ulang proses, sistem, dan strateginya, agar kita dapat tumbuh lebih baik dan lebih cepat,” ujar Jokowi.

Ingatkan Organisasi Keuangan Dunia soal Sistem Ekonomi Cerdas

Dalam forum ini, Jokowi juga secara langsung memberikan peringatan kepada organisasi keuangan dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Internasional (WTO).

Dia berharap agar organisasi besar ini bisa mendefinisikan ulang sistem di era ekonomi cerdas agar pertumbuhan bisa lebih baik di era tersebut.

“Dengan menerapkan ekonomi cerdas, kita harus mendefinisikan ulang sistem kita. Kita harus mendefinisikan ulang proses kita. Kita harus mendefinisikan ulang strategi kita untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik, untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat,” kata Jokowi.

Definisi yang diinginkan Jokowi bukan kaleng-kaleng, tetapi untuk semua sektor, dari redefinisi ekonomi cerdas di bidang pendidikan dan kesehatan.

“Kita harus mendefinisikan ulang proses, sistem, dan strateginya, agar kita dapat tumbuh lebih baik dan lebih cepat,” ujarnya.

Jokowi juga mengakui, apa yang diminta kepada organisasi keuangan dunia ini juga belum selesai diterapkan di Indonesia.Namun, dia yakin fondasi yang telah dibangunnya selama dua periode memerintah bisa memberikan dasar kuat dalam membangun ekonomi cerdas.

Dia meyakini, Asia Tenggara, khususnya Indonesia akan terus tumbuh sebagai satu kesatuan kolaborasi membangun kecerdasan ekonomi yang baik.

“Dan saya percaya bahwa dalam ekonomi baru ini, negara, perusahaan, dan masyarakat yang dapat mengintegrasikan kecerdasan ke dalam tata kelola, industri tata kelola, dan sistem sosial akan tumbuh lebih baik dan lebih cepat,” kata Jokowi. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru