JAKARTA – Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali heran mengapa Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) diminta publik untuk menyudahi kegiatan politik, sementara ada yang sudah puluhan tahun masih saja menjabati ketua umum parpol.
“Sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki. Tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ‘Pak Jokowi harus jadi negarawan’. Terus ketika dia bicara politik, ‘ya sudah waktunya beristirahat’. Loh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi ketua partai,” ujar Ali usai memberi arahan dalam Rakorwil PSI Se-Kepulauan Riau (Kepri) di Batam, Kepri, dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (23/11/2025).
Dia tidak menyebut nama nenek-nenek yang dia sindir sudah puluhan tahun menjadi ketua umum (ketum) partai, tetapi tidak kunjung berhenti.
Selain itu, kata dia, ada juga seorang pria yang pernah menjadi Presiden, tetapi masih berpartai hingga lebih dari 20 tahun.
“Ada Bapak Presiden yang sekarang sudah 20 tahun juga tidak disuruh berhenti. Apa sih takutnya Pak Jokowi ini?” sambungnya.
Terkait keaslian ijazah Jokowi yang selama ini dipermasalahkan, Ali menekankan bahwa Jokowi sudah mengikuti kontestasi hingga lima kali. Dalam setiap kontestasi, menurut Ali, pasti ada masa jeda yang diberikan sebagai ruang untuk masyarakat melakukan sanggahan terhadap setiap calon.
“Sanggahan dua minggu, ada keberatan terhadap dokumen-dokumen pribadi yang di-upload oleh calon presiden, bupati, gubernur. Nah, selama ini kan ternyata tidak,” ucap Ali.
Ali pun meyakini ada yang mengorkestrasi isu ijazah Jokowi palsu. Apalagi, isu ijazah palsu Jokowi ini masih terus bergulir. Ali menduga ada pihak yang ingin menjadi cawapres di 2029 mendatang dengan menunggangi kasus ini.
“Seperti Pak Prabowo bilang, ini ada nih yang mengotaki ini, ada yang membiayai. Dan masa iya ada satu isu begitu panjangnya, ya kan? Begitu panjangnya,” imbuhnya.

Mantan Wali Kota Batam Muhammad Rudi Bergabung
Eks Wali Kota Batam Muhammad Rudi hanya tersenyum tipis usai Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali mengumumkan dirinya resmi meninggalkan Partai NasDem dan bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kepindahan mantan Wali Kota Batam dua periode itu diumumkan Ahmad Ali dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) PSI Kepulauan Riau di Batam, Sabtu (22/11/2025) petang.
Rudi hanya berdiri dan mengangkat kedua tangannya saat Ahmad Ali memperkenalkan dirinya kepada seluruh kader PSI.
Dalam momen itu, Ahmad Ali berkelakar ingin langsung memakaikan jaket PSI yang dikenakannya kepada Rudi.
“Apa perlu ini saya pakaikan langsung jaketnya ini,” kelakar Ahmad Ali disambut teriakan riuh para kader PSI yang hadir.
Namun, saat dimintai tanggapan soal keputusannya bergabung ke PSI, Rudi tidak memberikan respons lebih jauh kepada awak media. Ia hanya tersenyum tipis sebelum meninggalkan arena Rakorwil.
“Gerak cepat, cara berpolitik yang strategis, dan pengalaman panjang Mas Rudi memperkuat jajaran PSI. Inilah energi baru yang kita butuhkan untuk kemenangan 2029,” kata Ahmad Ali.
Ali menegaskan, hijrahnya Rudi dari NasDem ke PSI mencerminkan kejenuhan terhadap pola partai lama.
Menurutnya, PSI hadir sebagai partai yang lebih terbuka, transparan, dan responsif terhadap aspirasi rakyat.
Ahmad Ali dan Konsolidasi Politik PSI
Ahmad Ali, mantan Wakil Ketua Umum Partai NasDem, bergabung ke PSI pada 26 September 2025 dan langsung dilantik sebagai Ketua Harian DPP PSI periode 2025–2030 mendampingi Ketua Umum Kaesang Pangarep. Sejak itu, ia aktif melakukan konsolidasi politik di berbagai daerah.
Di Sulawesi Tengah menjadi basis utama, di Bandung menyasar pemilih muda, di Kepulauan Riau mengumumkan bergabungnya Rudi, dan di Sulawesi Tenggara menutup Rakorwil PSI se-Sultra.
Profil Muhammad Rudi
Muhammad Rudi lahir di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, pada 20 Oktober 1963. Ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Batam dua periode dan memimpin BP Batam. Sebelum terjun ke politik, Rudi merupakan anggota Polri hingga mengundurkan diri pada 2004. (Web Warouw)

