Rabu, 26 November 2025

BANJIR MULAI MENGGANAS..! Padang Pariaman 1.824 Warga Terdampak, Kebumen Ratusan Warga Terdampak

JAKARTA- Banjir mulai mengganas dibeberapa daerah. Kali ini di Padang Pariaman, Sumatera Barat dan Kebumen, Jawa Tengah.

Padang Pariaman: 4 Sungai Meluap, 608 Rumah Terendam

Hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu (22/11/2025) menyebabkan 4 sungai di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, meluap dan menggenangi permukiman warga. Banjir yang terjadi sejak Minggu (23/11/2025) itu berdampak pada 7 kecamatan dan 14 nagari, dengan ribuan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Berdasarkan data sementara, sebanyak 608 kepala keluarga atau 1.824 jiwa terdampak. Seluruh warga telah dievakuasi secara mandiri maupun dibantu tim gabungan, dan hingga kini tidak ada laporan korban jiwa.

Dua warga mengalami luka ringan akibat kejadian tersebut.

Ilustrasi banjir yang merendam permukiman dan surau dan Puskesmas di Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. (Ist)

Kerusakan yang ditimbulkan akibat banjir di Padang Pariaman cukup luas. Sebanyak 608 rumah terendam, dua rumah dilaporkan rusak, dan lahan pertanian seluas 108,5 hektare turut terendam. Selain itu, dua jembatan, dua saluran irigasi, satu bendungan, satu fasilitas pendidikan, serta dua titik akses jalan terdampak kerusakan.

Salah satu ruas jalan yang rusak berada di depan RSUD Padang Pariaman.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama TNI–Polri, pemerintah kabupaten, pemerintah nagari, relawan, dan dinas terkait telah melakukan pendataan, evakuasi, serta penanganan darurat.

Alat berat menjadi salah satu kebutuhan mendesak untuk membuka akses jalan yang tertutup longsoran, disertai dukungan dapur umum bagi warga terdampak.

Sementara itu, kondisi cuaca pada Minggu (23/11) malam masih menunjukkan hujan di sebagian wilayah terdampak.

Potensi Banjir Susulan

Potensi banjir susulan pun belum dapat sepenuhnya dihilangkan.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengingatkan masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan. “BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada, menghindari tepi sungai, mengikuti arahan pemerintah daerah, serta segera melapor apabila terjadi peningkatan debit air,” ujarnya,seperti dalam keterangan resminya diterima Bergelora.com di Jakarta, Senin (24/11/2025).

Ia juga menegaskan pemantauan cuaca dan kondisi sungai harus dilakukan secara berkala untuk mengurangi risiko tambahan.

“Informasi resmi terkait kondisi terkini dapat terus diperbarui melalui instansi pemerintah,” tambahnya.

Hujan berintensitas sedang hingga lebat yang mengguyur Kabupaten Kebumen sejak siang hingga malam menyebabkan debit Sungai Kedungbener meningkat signifikan, Minggu (23/11/2025). Selain itu, ada tanggul yang jebol hingga masyarakat terdampak banjir. (Ist)

Banjir Kebumen

Kepada Bergelora.com di Jakarta juga dilaporkan, hujan berintensitas sedang hingga lebat yang mengguyur Kabupaten Kebumen pada Minggu (23/11/2025) menyebabkan debit Sungai Kedungbener meningkat secara signifikan.

Akibatnya, beberapa tanggul jebol dan banjir melanda sejumlah permukiman, membuat ratusan warga terdampak.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa curah hujan di wilayah tersebut berada pada kategori tinggi, yang memicu luapan di sejumlah titik rawan banjir.

Pada pukul 19.00 WIB, Pusat Data dan Informasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kebumen menerima laporan dari warga Desa Plumbon, Kecamatan Karangsambung, dan wilayah Krakal, Kecamatan Alian mengenai banjir yang terjadi.

Banjir ini dipicu oleh peningkatan debit air dari arah hulu yang mengalir menuju daerah hilir, sehingga menggenangi permukiman warga.

Menanggapi laporan tersebut, BPBD Kebumen segera mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pemantauan dan penanganan di lapangan. Penanganan ini juga melibatkan TNI, Polri, Basarnas, relawan, serta personel Desa Tangguh Bencana (Destana) di masing-masing titik.

Humas BPBD Kabupaten Kebumen, Heri Purwoto, menjelaskan bahwa luapan sungai menyebabkan tanggul jebol di RT 02 RW 01 Desa Surotrunan, Kecamatan Alian.

“Tanggul jebol akibat tekanan debit air dari hulu. Dampaknya sekitar 40 kepala keluarga atau 320 jiwa terdampak dengan ketinggian air mencapai sekitar 50 sentimeter,” ujar Heri.

Ia menambahkan, sebagian warga yang terdampak memilih mengungsi secara mandiri ke lokasi yang lebih aman. Hingga malam, tim gabungan masih terus melakukan pemantauan situasi dan memastikan kondisi warga terdampak.

“Kami terus berkoordinasi dengan perangkat desa dan relawan untuk monitoring debit air dan memastikan kebutuhan warga yang mengungsi dapat terpenuhi,” tambahnya.

BPBD juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Kedungbener untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat intensitas hujan masih berpotensi tinggi di wilayah utara Kabupaten Kebumen. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru