JAKARTA – Usai umumkam kasus udang Indonesia terpapar bahan radioaktif, Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (AS), FDA, mengumumkan telah mendeteksi paparan radionuklida Cesium-137 (Cs-137) dalam sampel cengkih asal Indonesia, yaitu milik PT Natural Java Spice.
FDA kemudian memasukkan cengkih dari perusahaan ini masuk ke dalam daftar peringatan impor terkontaminasi kimia.
Produk PT Natural Java Spice dilarang masuk AS sampai perusahaan tersebut memberikan informasi kepada FDA dan bukti memadai telah melakukan langkah dan upaya mengatasi penyebab kejadian tersebut.
Demikian keterangan dikutip dari situs resmi FDA, Rabu (1/10/2025).
Disebutkan, FDA bersama otoritas bea dan cukai negara itu, telah menahan produk-produk dari PT Natural Java Spice, dicegah masuk AS.
“Tidak ada produk yang telah diuji positif atau diperingatkan untuk CS-137 tealh masuk pasar AS. FDA belum menerima laproan penyakit apa pun,” tulis FDA.
Respons Menteri Lingkungan Hidup
Terpisah, Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq buka suara merespons kabar paparan CS-137 atas produk cengkih Indonesia.
Dia mengungkapkan telah mengirimkan tim untuk mendalami dugaan paparan CS-137 tersebut. Dan akan meninjau perusahaan eksportir cengkih bersama dengan Menteri Perindustrian serta Kementerian/ Lembaga terkait.
“Kemudian notice ke kami, tim, bahwa yang sama juga terjadi di cengkeh. Kami telah menurunkan tim hari ini, rencananya hari Sabtu besok kami akan kunjungan langsung ke sana untuk melakukan langkah-langkah lebih lanjut,” kata Hanif, dikutip Bergelora.com di Jakarta, Kamis (2/10/2025).
“Jadi pemerintah sangat memperhatikan serius isu ini, tidak main-main. Jadi selain keselamatan di dalam negeri, juga tentu berdampak kepada isu-isu perdagangan. Jadi kita menjaga betul ini, dengan sangat prudent, namun tidak menimbulkan kepanikan,” tegas Hanif.
Sebagai catatan, berdasarkan data BPS, Indonesia memproduksi lebih dari 130.000 ton cengkih per tahun.
AS merupakan pasar penting bagi cengkih Indonesia. Berdasarkan data Trading Economics, nilai impor cengkih AS dari RI pada tahun 2020 tercatat US$7,02 juta, lalu melonjak tembus US$13,7 juta di tahun 2024.
Udang yang Terpapar Radioaktif
Sebelunnya, investigasi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Cs-137 (Cesium-137) memastikan cemaran material radioaktif yang terjadi pada bulan Agustus lalu hanya terjadi di Kawasan Industri Modern Cikande. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam rapat koordinasi mengenai penanganan radiasi radionuklida Cs-137 bersama TNI-Polri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan pada hari Selasa, 30 September 2025.
Mulanya, cemaran kandungan radioaktif Cs-137 diketahui usai adanya penemuan terhadap produk udang beku dari Indonesia yang mengandung radioaktif oleh pihak Food and Drug Administration (FDA) dan Bea Cukai Amerika Serikat di beberapa pelabuhan, bahkan udang tersebut sudah sampai toko ritel besar seperti Walmart.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan juga mengungkapkan bahwa tidak hanya udang namun cengkeh yang diekspor juga mengandung radioaktif Cs-137.
“Betul itu (ekspor) tidak hanya ke Amerika Serikat, ke eropa juga ada, tapi kita masih investigasi, kemarin yang melaporkan kan baru dari Amerika” ujar Bara.
Menteri Koordinator Bidang Pangan yang akrab dipanggil Zulhas itu juga menyampaikan bahwa Satgas Cs-137 telah melakukan langkah cepat dalam melakukan dekontaminasi zat radioaktif tersebut, Satgas telah melakukan langkah penetralan (dekontaminasi) radioaktif dari pabrik peleburan logam stainless steel, terutama PT Peter Metal Technology (PMT) dan beberapa titik limbah yang memiliki kontaminasi Cs-137.
“Investigasi Satgas memang memastikan kontaminasi Cs-137 hanya terjadi di Cikande, jadi hanya di satu titik ya. Oleh karena itu kita hari ini menetapkan Cikande itu sebagai status kejadian khusus” ujar Zulhas.
Sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan sumber radiasi Cs-137 yang diduga berasal dari PT Peter Metal Technology (PMT). Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan material logam yang terkontaminasi di PMT kemungkinan berasal dari luar negeri karena Indonesia tidak memiliki reaktor nuklir.
Zulhas juga menyampaikan bahwa ada kemungkinan paparan Cesium-137 yang terkandung dalam udang yang diekspor ke Amerika berasal kontainer yang datang dari Filipina dan berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, kontainer tersebut kemungkinan berisi scrap besi yang mengandung Cesium-137, dan digunakan kembali untuk mengangkut muatan udang sehingga menyabarkan kandungan radioaktif, hal ini juga sedang dikoordinasikan dengan pihak bea cukai Indonesia.
Menurut Zulhas, pemerintah sedang melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mengamankan industri udang di Indonesia serta menjaga kepercayaan dunia terhadap perikanan Indonesia. (Calvin G. Eben-Haezer)