JAKARTA- Israel melancarkan serangan udara terhadap Iran dalam eskalasi besar-besaran di tengah kebuntuan atas program nuklir Teheran dengan Amerika Serikat.
Serangan ini berisiko memicu perang baru di Timur Tengah.
Menurut laporan media lokal, ledakan terdengar di Teheran. Iran sebelumnya telah berjanji akan membalas setiap serangan yang dilancarkan terhadap Republik Islam itu.
Dalam pernyataannya, Jumat (13/6/2025), Menteri Pertahanan Israel mengumumkan keadaan darurat khusus akibat “serangan pencegahan” Israel terhadap Iran.
Katz menjelaskan bahwa Israel mengantisipasi serangan balasan dengan menggunakan pesawat nirawak dan rudal.
Serangan tersebut terjadi di tengah pertanyaan baru tentang upaya koneksi untuk menyelesaikan ketegangan atas program nuklir Iran.
Negosiator AS dan Iran mengadakan pembicaraan keenam di Oman pada Minggu (15/6/2025), namun pekan ini, Presiden Donald Trump mengaku kurang yakin terhadap peluang tercapainya kesepakatan.
Harga minyak melonjak menyusul laporan tentang serangan tersebut. Brent naik hingga 5,7%, melampaui US$73 per barel, West Texas Intermediate juga melesat.
Israel saat ini terlibat dalam operasi militer besar-besaran di Gaza dengan membombardir dan memblokade penduduk sipil selama 20 bulan terakhir dalam upaya menghancurkan Hamas setelah serangan mematikan kelompok tersebut terhadap negara Yahudi pada 7 Oktober 2023.
Akan Terus Berlanjut ‘Beberapa Hari‘
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi serangan Israel menyasar fasilitas nuklir Iran dan mengatakan operasi ini akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan.
Baru saja, Israel melancarkan operasi Rising Lion , operasi militer terarah untuk menghalau ancaman Iran terhadap kelangsungan hidup Israel, kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi.
“Operasi ini akan terus berlanjut selama diperlukan untuk menghilangkan ancaman ini. Selama satu dekade, para tirani Teheran secara terang-terangan dan terbuka mengirimkan pengirim Israel.”
Dia mengatakan Iran memiliki program untuk mengembangkan senjata nuklir dan mengklaim bahwa Iran “dapat memproduksi senjata nuklir” jika tidak dihentikan.
“Ini adalah bahaya yang nyata dan mengancam kelangsungan hidup Israel,” ujar Netanyahu, seperti dilansir CNN , Jumat (13/6/2025).
“Kami menyerang inti program senjata nuklir Iran,” imbuhnya. “Kami menargetkan fasilitas pengayaan utama Iran di Natanz. Kami menargetkan ilmuwan nuklir Iran yang mengerjakan bom nuklir Iran. Kami juga menyerang inti program rudal balistik Iran.”
Netanyahu menambahkan, “dalam mempertahankan diri, kami juga mempertahankan orang lain. Kami mempertahankan tetangga Arab kami. Mereka juga menderita akibat kekacauan dan pembantaian Iran.”
Iran Serang Israel dengan 100 Drone, IDF Kerahkan 200 Jet Tempur
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkam, serangan Israel dibalas Iran. Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya pada Jumat (13/6/2025), setelah Iran meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel.
Serangan tersebut dibalas Israel dengan operasi militer besar-besaran, melibatkan ratusan jet tempur dan ratusan serangan udara ke berbagai sasaran di Iran.
“Seluruh sistem pertahanan udara telah diaktifkan untuk mencegat ancaman tersebut,” kata juru bicara militer Israel (IDF), Effie Defrin, dalam pernyataan resminya seperti dilaporkan CNN.
“Ini adalah situasi yang berbeda dari yang pernah kami alami sebelumnya, dan kami bersiap menghadapi beberapa jam yang sulit,” tambahnya.
Sebagai respons langsung, militer Israel meluncurkan operasi udara berskala besar. Sebanyak 200 jet tempur dikerahkan untuk menggempur lebih dari 100 sasaran di Iran, termasuk instalasi militer dan target terkait program nuklir.
“Lebih dari 100 target telah dihantam di berbagai wilayah Iran,” ujar Defrin dalam konferensi pers yang disiarkan langsung.
Ia juga menyebutkan bahwa lebih dari 330 jenis amunisi telah dijatuhkan dalam operasi yang ia sebut sebagai “bagian dari operasi yang presisi dan tersinkronisasi.”
Menurut Defrin, para pilot Israel “masih terus melancarkan serangan terhadap target-target militer dan sasaran terkait program nuklir di berbagai wilayah Iran.”
Sementara itu, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan keamanan kepada seluruh pegawai pemerintah AS dan keluarganya di Israel. Dalam pernyataannya, Kedutaan Besar AS meminta mereka untuk segera berlindung di tempat menyusul kekhawatiran akan eskalasi yang semakin memburuk.
“Karena situasi keamanan saat ini, Kedutaan Besar AS menginstruksikan seluruh pegawai pemerintah dan keluarganya untuk berlindung di tempat hingga pemberitahuan lebih lanjut,” demikian isi imbauan tersebut.
Pemerintah AS juga mengingatkan warganya untuk tetap waspada, meningkatkan kesadaran akan keselamatan pribadi, dan mengetahui lokasi tempat perlindungan terdekat jika terjadi serangan mortir, roket, atau rudal.
“Lingkungan keamanan sangat kompleks dan dapat berubah dengan cepat,” tambah imbauan tersebut.
Langkah antisipasi juga diambil oleh pemerintah Yordania, yang memutuskan untuk menutup sementara wilayah udaranya. Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya eskalasi militer di kawasan.
“Langkah pencegahan ini diambil sehubungan dengan eskalasi militer di kawasan,” kata Komisi Regulasi Penerbangan Sipil Yordania (CARC).
Kepala CARC, Haitham Misto, menjelaskan bahwa penutupan sementara wilayah udara tersebut sejalan dengan standar penerbangan sipil internasional dan keselamatan penerbangan, serta akan terus dievaluasi secara berkala.
Saat ini, baik Israel maupun Iran telah menutup wilayah udara mereka. Situs pelacak penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa langit di atas kedua negara tampak hampir kosong pada Jumat pagi. (Web Warouw?