JAKARTA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (17/8) pagi. Pukul 08:00 WIB rangkaian acara sebelum upacara dimulai dengan berbagai persembahan, diantaranya Aubade Gita Bahana Nusantara, pertunjukan tari kolosal Gandrung Jejer Banyuwangi, penampilan Ari Lasso, marching band Gita Handayani dari Aceh, dan parade 8 kostum terbaik nasional dari Jember Fashion Carnaval.
Tampak hadir Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono tiba di Istana Merdeka, mengenakan baju adat Palembang. Kedatangan SBY dan Ibu Ani disambut hangat oleh Seskab Pramono Anung yang pada kesempatan tersebut mengenakan baju adat DI Yogyakarta. Kedua putra SBY, Agus dan Ibas Yudhoyono juga turut hadir dalam kesempatan ini. Agus mengenakan baju Adat Palembang.
Sekira pukul 8:40 WIB, Kirab Bendera Pusaka dan Naskah Proklamasi dari Monumen Nasional tiba di halaman Istana Merdeka.
Saat berjalan menuju halaman depan Istana Merdeka, Presiden Jokowi sempat menyapa wartawan yang bertanya tentang pakaian adat yg dipakai Presiden dan para tamu undangan. Presiden mengatakan ingin memperkenalkan budaya Indonesia.
“Negara kita kan negara kaya (budaya). Ini Paspamres saya saja pakai,” kata Presiden sambil memanggil dan menunjukkan baju yang dikenakan Paspamres.
Pukul 09.57 WIB, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana serta Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla memasuki tempat upacara, menempati tempat duduk di panggung kehormatan.
Setelah itu, Komandan Upacara memberikan laporan kepada Presiden Jokowi selaku Inspektur Upacara bawa upacara siap dimulai.
Tepat pukul 10.00 WIB, peringatan detik-detik proklamasi dimulai, ditandai dengan 17 kali tembakan meriam disertai sirine.
Bertindak sebagai Komandan Upacara Kolonel Pnb M. Yani Amirullah, dan Komandan Kompi Paskibraka Kapten Inf. Priya Firmansyah.
Upacara dilanjutkan dengan pembacaan Naskah Proklamasi oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, mengheningkan cipta dipimpin oleh inspektur upacara.
Kemudian penyerahan Sang Merah Putih oleh inspektur upacara kepada pembawa baki bendera bernama Fariza Putri S. dari Jawa Timur.
Pengibaran Bendera Pusaka kemudian dilaksanakan oleh tim Paskibraka yang telah dikukuhkan Presiden Jokowi.
Tidak ketinggalan, aksi pesawat tempur F16 dan Sukhoi TNI Angkatan Udara dan persembahan lagu-lagu nasional dari Gita Bahana Nusantara menghiasi acara sesaat sebelum upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI selesai.
Pukul 10:59 WIB Presiden dan Wapres meninggalkan mimbar kemudian bersalaman dengan para tamu undangan yang hadir.
Ada yang unik dalam upacara kali ini, usai upacara, Presiden mengumumkan lima nama tamu yang hadir dengan busana nasional terbaik, dengan hadiah sepeda dari Presiden Jokowi.
Kelima pemenang busana nasional terbaik itu adalah; Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (baju adat Nias), Oesman Sapta Odang (baju adat Minang), Asisten Ajudan Presiden Syarif (baju Dayak Kalbar), Ibu Tri Karnavian (baju adat Papua) dan Ibu Agati Sulie Mahyudin (baju adat Dayak).
Jokowi Bintangnya
Mantan wartawan senior Sinar Harapan, Derek Manangka menuliskan dalam akun facebooknya bahwa Presiden RI, Joko Widodo telah menampilkan sisi-sisi baru, yang bisa membangkitkan rasa bangga sebagai orang Indonesia,
“Bukan untuk mengkultuskan ataupun memviralkan agenda pencitraan, tapi saya berani menulis bahwa khusus untuk perayaan HUT ke-72 Kemerdekaan RI, Presiden Jokowi pantas disebut sebagai bintang!” tegasnya.
Derek Manangka menyebutkan, selain menampilkan sisi-sisi baru – yang bisa membangkitkan rasa bangga sebagai orang Indonesia, Presiden tegas yaitu tidak mengizinkan Ketua DPR-RI Setya Novanto yang sudah menjadi tersangka KPK dalam skandal e-KTP, sebagai pembaca naskah teks Proklamasi.
“Jokowi sebagai Presiden/Kepala Negara dsn Kepala Pemerintahan, mendengar suara-suara sumbang atau kecewa jika pembaca naskaah Proklamasi, meniru “run down” tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya Jokowi juga bisa mempertemukan para mantan Presiden yang masih hidup di acara bersejarah ini.
“Terutama Bu Mega dan Pak SBY. Bahwasanya SBY-Mega- seusai acara HUT Kemerdekaan tetap tidak mau berkomunikasi, bersilahturahmi, masa bodoh. Itu urusan pribadi mereka. Namun yang pasti Jokowi sudah berbuat hal yang baik – yaitu mengajak semua kekuatan bersatu di ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-72. Bravo NKRI,” ujarnya. (Web Warouw)