Minggu, 13 Juli 2025

ALF 2017: Merayakan 50 tahun ASEAN Lewat Festival Sastra

ASEAN Literary Festival (ALF) 2017 (Ist)

JAKARTA- ASEAN Literary Festival (ALF) kembali diadakan untuk keempat kalinya pada 3-6 Agustus nanti setelah sukses digelar selama tiga tahun berturut-turut sejak 2014. 

Kompleks Kota Tua Jakarta akan menjadi tuan rumah salah satu festival sastra dan budaya terbesar di kawasan, dan kali ini akan menjadi sangat istimewa, lebih besar dan meriah karena perhelatan ini sekaligus diadakan untuk merayakan 50 tahun berdirinya asosiasi bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan nama ASEAN.  

Selain diikuti oleh penulis, intelektual, seniman dan akademisi dari 10 negara anggota ASEAN, festival yang banyak dinanti-nanti oleh anak muda di kawasan ini akan diikuti pula oleh peserta dari lebih dari 20 negara di Asia, Eropa, Amerika, Afrika dan Australia.

Salah satu pendiri dan juga Direktur Program ASEAN Literary Festival Okky Madasari mengatakan bahwa ALF yang tahun ini mengambil tema Beyond Imagination, telah berperan selama tiga tahun ini menjadikan budaya dan sastra sebagai unsur penting keberlangsungan ASEAN yang apalagi telah mendeklarasikan dirinya menjadi komunitas. 

“Menjadi komunitas berarti mengenal budaya masing-masing, termasuk keakraban terhadap produk-produk sastra dan buku dari masing-masing negara anggota. Inilah peran penting ALF. Hanya budaya dan sastra yang dapat secara genuine mengikat kita. Bersandar hanya pada ekonomi dan politik cuma menjadikan slogan komunitas ASEAN sekedar retorika dan ilusi,” kata Okky di Jakarta Rabu, 7 Juni 2017.  

Perayaan 50 tahun ASEAN ini, bagi Okky, berarti jmerupakan refleksi pencapaian pembentukan komunitas budaya dan sastra kawasan serta apa yang menjadi tantangan 50 tahun ke depan.

“Lima puluh tahun ke depan adalah periode pembentukan komunitas budaya dan sastra kawasan. Budaya dan sastra menjadi konten penting dalam era digital dan media sosial sekarang ini,” tambahnya.  

Ia juga menekankan peran penting festival memperkenalkan pencapaian dan produk sastra penulis-penulis ASEAN ke tingkat global serta usaha-usaha festival dalam meningkatkan kecintaan akan buku dan membaca di kalangan anak muda dan anak-anak Indonesia dan kawasan di era media sosial sekarang ini.

Perayaan ALF 2017 kali ini didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri. 

Apa saja program yang akan ditawarkan? 

Tiap tahun, sebelum festival sebagai puncak perayaan digelar, ALF selalu mengadakan acara pra festival. Antara lain, Sastra Masuk Kampung, residensi, dan satu tambahan program baru: Jambore Nasional Sastra. 

Program Sastra Masuk Kampung akan diluncurkan di beberapa kampung di Indonesia. Program ini sebelumnya dirintis pertama kali di Kampung Muara, Jakarta Selatan. Tujuan dari program adalah untuk mendekatkan sastra dan budaya membaca buku pada masyarakat awam dengan mempertemukan peserta residensi dan penduduk setempat. Warga kampung setempat akan menikmati perpustakaan mini dan pelatihan pembacaan puisi, penulisan, teater, dan seni lainnya. Program ini mendapat dukungan sepenuhnya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Residensi adalah program pra festival yang masih terkait dengan Sastra Masuk Kampung. Program yang dimulai tahun lalu ini terbuka bagi penulis muda di kawasan Asia Tenggara yang masih berumur di bawah 40 tahun. Hingga hari ini, penulis yang mendaftar program ini mencapai 500 orang. Namun, hanya 10 orang penulis terpilih yang akan mengikuti program residensi yang akan diselenggarakan pada 27 Juli hingga 2 Agustus nanti. Pendaftaran untuk residensi sudah ditutup per hari ini. Panitia sedang melakukan seleksi ketat terhadap peserta dari 10 negara. Peserta yang terpilih nanti, selain menjadi mentor di Sastra Masuk Kampung juga akan menjadi pembicara di acara diskusi nanti. Selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Japan Foundation adalah pendukung utama program ini.

Jambore Nasional Sastra adalah program baru yang akan diluncurkan pada saat festival berlangsung. Festival ini diperuntukkan bagi peserta anak-anak atau yang masih duduk di bangku SD-SMA. Kegiatannya antara lain poetry slam, musikalisasi puisi, pelatihan menulis, pelatihan reportase, hingga cerdas cermat sastra dan buku. 

Kuliah Umum

Kuliah umum adalah acara prestisius pada malam pembukaaan festival. Setiap tahun, ALF menghadirkan pemikir-pemikir yang kritis dan berpengaruh di Asia Tenggara yang bukan hanya dikenal karyanya tapi juga perjuangannya menegakkan keadilan, kebebasan dan kemanuisaan. Telah tampil tahun-tahun sebelumnya antara lain Pete Lacaba dari Filipina, Ma Thida dari Myanmar, dan Jose Ramos Horta dari Timor Leste. 

Tahun ini, ALF akan menghadirkan Mohd Faizal Musa atau lebih dikenal dengan nama pena Faisal Tehrani. Ia adalah seorang penulis asal Malaysia. Faisal telah memenangkan banyak penghargaan akan tetapi bukunya dilarang diedarkan di negeri Jiran karena dianggap kontroversial.  

Isu-Isu Penting dan Relevan

Kepada Bergelora.com dilaporkan, ALF tahun ini menghadirkan belasan sesi diskusi sebagai bagian utama festival. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ALF selalu konsisten mengusung tema yang menjadi permasalahan penting masyarakat meskipun mendapatkan tantangan besar. Seperti tahun lalu, meski mengalami kendala izin dengan aparat dan ancaman pembubaran, ALF tetap melanjutkan acara diskusi. Sikap ini diambil oleh ALF untuk menunjukkan bahwa festival ini menjungjung tinggi kebebasan berekspresi. 

Tahun ini kebebasan berekpresi menjadi isu utama selain meningkatnya radikalisme dan terorisme serta peran media sosial yang semakin sentral dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.

Selain acara di atas, festival juga akan diramaikan oleh pertunjukan seni, demo kuliner, dan pameran buku. 

Untuk informasi lebih lanjut silakan menghubungi Manajer Komunikasi ALF 2017 Febriana Firdaus (081381882962 atau [email protected]) (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru