Sabtu, 12 Juli 2025

Amerika Serikat Buang Waktu Ikut Campur Soal Uygur

Kehidupan orang Uighur di Xinjiang, China. (Ist)

Setelah kekalahan dalam perang dagang dan kegagalan dalam pemberontakan Hongkong, Amerika Serikat kembali mengangkat isu Hak Azasi Manusia (HAM) di wilayah mayoritas Islam Xinjiang. Tujuan semuanya untuk merusak ekonomi China. Kebohongan berdasarkan fantasi ditebar keseluruh dunia melalui media massa dan figuran kaki tangan Amerika,– dan sampai di Indonesia.  Ekonomi China tetap kokoh tidak terpengaruh. Pengamat dan pelaku ekonomi Erizeli Jeli Bandaro menulis kesaksiaannya di akun FB nya dan dimuat Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Erizeli Jely Bandaro

PERSOALAN Islam di Cina hanya nampak rame di wilayah Xinjiang. Tetapi di wilayah muslim lainnya sepeti Hunan, Yunnan, tidak ada pergolakan. Maklum memang mahzab islam di Xinjiang dan wilayah lain berbeda.

Daerah Yunnan, Hunnan umumnya mahzab ahlulsunnah waljamaah. Xinjiang (Tionghoa: 新疆; pinyin: Xīnjiāng; Wade-Giles: Hsin1-chiang1; Uighur: شىنجاڭ), nama lengkap Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, adalah sebuah daerah otonomi di Republik Rakyat Tiongkok. Xinjiang berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet di sebelah selatan dan Provinsi Qinghai serta Gansu di tenggara.  Wilayah ini juga berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Afganistan, dan Kashmir di barat. Xinjiang juga mencakup sebagian besar wilayah Aksai Chin.

Memang  ada sekelompok orang yang berusaha keras agar melepaskan diri dari China. Tetapi itu hanya segelintir saja. Saya tahu persis karena saya pernah bekali-kali ke Urumqi. Maklum karena suku Uighur adalah muslim. Sementara China beridiologi Komunis yang tidak membenarkan agama masuk dalam sistem politik negara.

Namun pemerintah China menyadari perbedaan kultur dan agama ini. Makanya pemerintah china menerapkan Undang-Undang Otonomi khusus terhadap wilayah Xinjiang.  Jadi sama dengan Daerah Istimewa ACEH di Indonesia.

Parlemen dikuasai oleh tokoh masyarakat yang ada di Xinjiang. Mereka diberi kebebasan membuat aturan sendiri yang berhubungan dengan agama Islam. Seperti hukum nikah, warisan dan pendidikan agama. Namun yang berhubungan dengan politik Negara seperti pertahanan, politik dan ekonomi tetap mengikuti hukum nasional China. 

Disamping  itu sebagai daerah Otonom, Xinjiang mendapatkan dana khusus yang wilayah lain tidak mendapatkannya. Jadi hak rakyat Xinjiang sangat istimewa dibandingkan wilayah lain yang ada di China.

Pemerintah Rakyat Daerah Otonomi Xinjiang Uygur mengecam keras terhadap pengesahan RUU terkait Xinjiang oleh DPR Amerika Serikat. Bagi mereka itu campur tangan mencolok dalam urusan dalam negeri China.

Faktanya, dari 1990 hingga akhir 2016, separatis, ekstremis agama, dan teroris melakukan beberapa ribu aksi terorisme di Xinjiang. Banyak orang tidak bersalah terbunuh dan kerugian harta benda yang terjadi sangat besar di Xinjiang. Itu bukanlah mewakili seluruh rakyat Xinjiang tetapi hanya segelintir saja, sama dengan kelompok teroris di Indonesia. Bagi China itu perang proxy yang dilakukan Amerikas Serikat untuk mengacaukan wilayah yang ingin direbutnya. Itu sebabnya mayoritas rakyat Xinjiang  bisa menerima sikap tegas pemerintah China menindak kejahatan teroris, sambil menangani akar permasalahan yang ada dari adanya aksi terorisme itu.

Untuk memberantas terorisme dan ekstremisme pada akarnya, China  mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk orang-orang yang dipengaruhi oleh ekstremisme agama atau mereka yang telah melakukan kejahatan kecil. Pusat-pusat pelatihan memberikan kurikulum yang mencakup bahasa China standar lisan dan tulisan, pemahaman hukum, dan keterampilan kejuruan.

Tidak ada camp konsentrasi seperti berita Barat yang menyeramkan. Berbagai kelompok international telah diundang China untuk melihat sendiri camp tersebut. Dan mereka bebas melakukan wawancara dengan semua pihak terkait.

Hasil dari pembinaan deradikalisasi melalui camp telah membuahkan hasil positif. Tidak ada insiden teroris yang terjadi di Xinjiang selama tiga tahun belakangan ini. Penyebaran ekstremisme telah secara efektif diatasi, dan tatanan sosial telah meningkat pesat.

Pertumbuhan ekonomi regional meningkat pesat. Seharusnya AS meninggalkan cara cara lama dalam menanamkan hegemoni di negara lain. Xinjiang bukan Arab yang mudah dibegoin. Amerika Serikat hanya buang waktu ngurusi masalah Xinjiang dan semakin mempertontonkan kebodohan Trumps “The Emperor Has No Balls.”

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru