JAKARTA – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai sudah memerintahkan Kantor Wilayah Kementerian HAM Sumatera Barat untuk meninjau lokasi perusakan rumah doa dan pendidikan agama Kristen di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat.
Natalius mengatakan, hari ini Kanwil Sumbar akan menyampaikan laporan dari hasil peninjauan ke lokasi tersebut.
“Saya sudah perintahkan Kantor Wilayah Kementerian HAM Sumatera Barat agar turun ke tempat kejadian dan buat laporan. Hari ini akan dilaporkan ke saya,” kata Natalius, Selasa (29/7/2025).
Natalius mengatakan, para pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses secara hukum.
Dia juga mengatakan, segala bentuk diskriminasi dan intoleransi harus dihilangkan dari Indonesia yang memiliki penduduk yang beragam suku dan agama.
“Secara keseluruhan, situasi intoleransi ini membuat Kementerian HAM akan mendorong sebuah UU yang memayungi semua anak bangsa untuk menjalankan ibadah dan kepercayaan secara bebas di Negara Pancasila,” ujarnya.
Rumah Doa Dirusak
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, sebuah rumah doa yang juga difungsikan sebagai tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dirusak warga pada Minggu (27/7/2025) sore.
Aksi perusakan ini menyebabkan dua anak mengalami luka. Peristiwa itu terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Instagram @infosumbar.
Dalam video tampak sejumlah warga melempar kaca jendela dengan batu dan kayu.
Di dalam rumah, mayoritas perempuan bergegas keluar sambil membawa anak-anak yang menangis histeris.
Pendeta GKSI Padang, F Dachi, menyebut rumah tersebut merupakan tempat ibadah dan juga lokasi belajar agama bagi siswa Kristen.
“Saat itu datang ketua RW dan RT memanggil untuk berbicara di belakang rumah. Namun di depan warga ramai datang dan melakukan perusakan,” kata Dachi saat dihubungi, Minggu malam.
Ia menjelaskan, saat kejadian, puluhan jemaat sedang berdoa dan para siswa tengah mengikuti pelajaran agama.
Kaca-kaca jendela dipecahkan, aliran listrik diputus, dan sejumlah peralatan rusak. Dua anak dikabarkan terluka akibat insiden tersebut.
Wali Kota Lakukan Mediasi
Wali Kota Padang, Fadly Amran, turun langsung ke lokasi dan memimpin mediasi antara jemaat GKSI, warga, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), dan aparat kepolisian.
Mediasi berlangsung hingga malam di kantor Camat Koto Tangah. Fadly menyampaikan bahwa peristiwa ini terjadi karena kesalahpahaman.
“Pertama, kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan perusakan bahkan juga sampai ada korban luka,” ujar Fadly,, Minggu malam.
Ia menegaskan, peristiwa ini tidak berkaitan dengan isu SARA. Rumah yang dirusak merupakan rumah tempat pendidikan siswa Kristen dan bukan gereja.
“Untuk kesalahpahaman sudah clear bahwa insiden ini tidak terkait SARA. Untuk tindakan yang masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya.
Doa Yesus Di Kayu Salib
Perlu diketahui ajaran Yesus Kristus yang sudah tertulis oleh Lukas di Injil:
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” adalah ucapan Yesus Kristus di kayu salib si bukit Golgota yang ditulis dalam Injil Lukas 23:34.
Kalimat ini mengandung makna pengampunan dan kasih yang mendalam, bahkan kepada mereka yang menyakiti-Nya.
Mayoritas dari 12 murid Yesus menghadapi hukuman mati, kecuali Judas Iskariot mati bunuh diri akibat pengkhianatan menjual Yesus Kristus pada ulama Yahudi dan pemerintahan Romawi. (Web Warouw)