Senin, 16 September 2024

Angkatan 98 Bersiap Ambil Alih Kekuasaan

JAKARTA- Pertemuan Nasional mantan aktifis 1998 di Denpasar menyimpulkan  bahwa 16 tahun perjalanan reformasi baru bisa memenangkan pertarungan prosedural bukan substansial. Sehingga setiap aktifis angkatan 1998 diminta untuk melanjutkan perjuangan menegakkan demokrasi yang substansial. Hal ini tegaskan oleh Aktifis 1998, Etie Syatiby kepada Bergelora.com dari Denpasar, Senin (29/9).

“Caranya setiap angkatan 1998 harus bisa merebut dan memperluas ruang-ruang demokrasi. Aktifis 1998 tidak bisa lagi mengharapkan perubahan substansial dilakukan oleh orang lain,” tegasnya.

Menurut mantan Ketua Soliritas Mahasiswa Untuk Demokrasi Indonesia (SMID) Bogor ini, sebagai tanggung jawab moral, setiap aktifis 1998 mempunyai tanggung jawab moral setelah memulai perjuangan demokrasi dan berhasil menjatuhkan kediktaktoran Soeharto pada tahun 1998.

“Setelah kejatuhan Soeharto, kita telah berikan kesempatan pada para elit politisi untuk membuat perubahan pada kesejateraan rakyat negri ini namun semuanya sia-sia. Hal itu membuat kami semua sadar bahwa kami mesti berhimpun menyatukan diri kembali untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan harapan  harapan rakyat, Indonesia adil makmur, maju dan bermartabat secara sosial, ekonomi dan politik,” tegasnya.

Pertemuan yang dihadiri oleh 500 aktiif 1998 dari 25 propinsi di seluruh Indonesia ini memastikan setiap 5 tahun akan merebut posisi politik 3 gubernur dan 33 bupati dan walikota. Para aktifis berasal dari berbagai organisasi mahasiswa yang terlibat menumbangkan Orde Baru seperti Forum Kota (Forkot), Forum Aksi Mahasiswa Revolusioner Untuk Demokrasi (Famred) , Komite Koalisi Mahasiswa Revolusioner untuk Demokrasi (Komrad), Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Forum Bersama Mahasiswa Indonesia (Forbes) dan ratusan organisasi daerah pada era 1998.

“Semua aktifis 98 baik di dalam maupun di luar partai politik diseluruh daerah saatnya mengkonsolidasikan semua kekuatan untuk masuk ke semua partai politik. Dalam 5 tahun kedepan merebut posisi-posisi politik dari kabupaten, kota, propinsi sampai nasional. Ganti semua politisi elit yang telah mengkhianati rakyat dengan dirimu,” tegasnya.

Etie Syartiby berharap pesan dari pertemuan nasional ini dapat segera dilaksanakan oleh semua aktifis 98 karena situasi nasional yang menurutnya semakin membahayakan bagi kedaulatan rakyat, bangsa dan negara Indonesia.

“Gerakan mahasiswa era 1998 bercita-cita menggantikan kediktoran soeharto dengan demokrasi rakyat yang berbasiskan kepentingan seluruh rakyat, bukan segelintir elit politik dan pemilik modal seperti saat ini. Tapi gerakan 1998 telah dibajak oleh elit politik semacam Amien Rais dan kawan-kawan untuk meliberalisasi Indonesia dengan cara amandemen UUD’45. Itu bukan kehendak aktifis 1998. Itu pesanan Amerika Imperialis!” tegasnya.

Menurutnya, saat ini ibu pertiwi memanggil kembali setiap aktifis 1998 diseluruh Indonesia untuk bertanggung jawab atas perjuangan yang sempat dimanipulasi oleh elit politik.

“Agar tidak menjadi opurtunis maka setiap kawan harus terorganisasi di dalam konsolidasi aktifis 1998 disetiap daerah. Setiap daerah memimpin secara nasional merebut kekuasaan disetiap daerah,” tegasnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru