Sabtu, 25 Oktober 2025

ASSAD TERDESAK AL-QAEDA..! 90 Persen Kota Daraa di Suriah Kini Dikuasai Pemberontak

DAMASKUS – Tentara Suriah di bawah pemerintahan Presiden Bashar al-Assad telah kehilangan kendali atas kota lain di Suriah, yakni Daraa. Sebelumnya, pemberontak telah merebut kota-kota lain seperti Aleppo, Hama dan dua kota utama lainnya diambil alih dari kendali pemerintah dalam beberapa hari terakhir.

Dikutip dari AFP pada Sabtu (7/12/2024), Daraa dijuluki “tempat lahirnya revolusi” di awal perang saudara Suriah.

Para aktivis menuduh pemerintah menahan dan menyiksa sekelompok anak laki-laki karena mencoret-coret grafiti anti-Assad di dinding sekolah mereka pada 2011.

Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Daraa diambil alih oleh kelompok bersenjata lokal Suriah.

“Faksi-faksi lokal telah menguasai lebih banyak wilayah di Provinsi Daraa, termasuk kota Daraa. Mereka sekarang menguasai lebih dari 90 persen provinsi tersebut,” kata Observatory yang berbasis di Inggris, yang mengandalkan jaringan sumber di sekitar Suriah, Jumat malam.

Berhasilnya para pemberontak menguasai kota tersebut karena pasukan rezim Suriah secara berturut-turut menarik diri.

Meskipun gencatan senjata ditengahi oleh sekutu Assad, Rusia, provinsi tersebut telah dilanda kerusuhan dalam beberapa tahun terakhir, dengan serangan, bentrokan, dan pembunuhan yang sering terjadi.

Diketahui, perang saudara Suriah yang dimulai dengan tindakan keras Assad terhadap protes demokrasi, telah menewaskan lebih dari 500.000 orang dan memaksa lebih dari separuh penduduk meninggalkan rumah mereka.

Tidak pernah dalam perang tersebut pasukan Assad kehilangan kendali atas begitu banyak kota penting dalam waktu yang sesingkat itu.

Sejak aliansi pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan serangan pada 27 November, pemerintah telah kehilangan kota kedua Aleppo dan kemudian Hama di Suriah tengah. Para pemberontak pada Jumat berada di gerbang Homs, kota ketiga Suriah, saat pemerintah menarik pasukannya dari Deir Ezzor di timur.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat, pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, mengatakan tujuan dari serangan itu adalah untuk menggulingkan Assad.

“Ketika kita berbicara tentang tujuan, tujuan revolusi tetaplah menggulingkan rezim ini. Merupakan hak kami untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk mencapai tujuan itu,” kata Jolani.

HTS berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah. Dilarang sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat, organisasi itu telah berusaha melembutkan citranya dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, saat tentara dan sekutu milisi yang didukung Iran menarik pasukannya dari Deir Ezzor di Suriah timur, pasukan pimpinan Kurdi mengatakan mereka menyeberangi sungai Efrat dan menguasai wilayah yang telah dikosongkan.

Observatorium mengatakan pasukan pemerintah dan sekutu mereka menarik pasukan tiba-tiba dari timur dan menuju kota oasis Palmyra di jalan gurun menuju Homs.

Sedangkan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi, yang didukung oleh Amerika Serikat, menyatakan kesiapan untuk berdialog dengan Turkiye dan pemberontak, dengan mengatakan serangan itu menandai realitas politik “baru” bagi Suriah.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan solusi politik untuk konflik dan untuk perlindungan warga sipil serta minoritas. Hal itu dikatakan juru bicaranya pada Jumat dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru