Selasa, 7 Oktober 2025

ASTAGAAA…! Kapolri Tito: Penyerang Polsek Wonokromo Tuding Polisi Thogut dan Kafir

Kapolri, Jenderal Tito Karnavian. (Ist)

JAKARTA- Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan Imam Musthofa pelaku penyerangan Polsek Wonokromo mengalami self radicalism atau radikalisasi diri sendiri. Imam Musthofa disebut terpengaruh paham radikal dari kajian-kajian yang dilihatnya di internet.

“Tersangka ini yang sudah ditangkap ini dia mengalami self radicalism atau radikalisasi diri sendiri karena melihat online kemudian dari gadget internetnya mengikuti kajian-kajian,” kata Tito di kediaman Oesman Sapta Odang, di Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Minggu (18/8).

Tito menjelaskan akibat melihat kajian dari internet itu, Imam memiliki intepretasi mengenai jihad yang mengarah ke kekerasan. Menurut Tito, Imam kemudian melakukan penyerangan kepada aparat kepolisian karena dianggap sebagai thogut dan kafir.

“Dia datang untuk cari sasaran dan sasarannya polisi. Polisi dianggapnya thogut karena bagi mereka polisi itu selain thogut, dianggap kafir harbi sering melalukan penegakan hukum pada mereka. Sehingga bagi dia melakukan serangan ke polisi mendapat pahala,” ucap Tito.

Tito mengatakan kini Imam telah dilumpuhkan. Tito mengatakn Imam masih menjalani pemeriksaan intensif.

“Dia juga tertembak di tempat tapi tidak dibagian yang mematikan,” sebut Tito.

Sebelumnya diberitakan, penyerangan terhadap Polsek Wonokromo yang dilakukan Imam Musthofa terjadi Sabtu (17/8) malam. Penyerangan itu mengakibatkan dua petugas kepolisian mengalami luka-luka. Imam Musthofa diduga terindikasi ISIS. Imam diketahui belajar sendiri mengenai ISIS secara otodidak.

Berubah Setelah Ikut Pengajian

Kepada Bergelora.com dilaporkan Imam Musthofa pelaku penyerangan Polsek Wonokromo kos di Sidosermo IV gang 1, Wonocolo, Surabaya. Pria ini akrab dipanggil Ali itu seorang penjual sempol.

“Keseharian jualan sempol dan makaroni yang dibungkus-bungkus dan dititipkan di warung-warung,” kata Ketua RT 03 RW 02 Ainul Arif kepada wartawan di lokasi, Sabtu (17/8).

Ainul mengatakan memang ada perubahan pada diri IM saat kos. Menurut Ainul perubahan terjadi pada diri Imam Musthofa ketika mengikuti pengajian-pengajian.

“Kira-kira satu tahunan. Kalau soal ikut pengajian-pengajian jemaah cingkrang itu kayaknya barusan. Cuman nggak tahu lagi kejelasannya. Tertutup (sejak ikut jemaah). Setelah istrinya bercadar dan ikut jemaah itu ya, setelah jualan masuk rumah, jualan masuk rumah,” ujar Ainul.

Namun Ainul mengatakan bahwa selama di kos, tidak ada suatu kegiatan atau gerakan yang mencurigakan pada diri Imam Musthofa. Tidak ada pertemuan dan perkumpulan yang menggunakan kamar kosnya.

“Kalau di sini tidak ada sama sekali. Nggak tahu kalau kumpul-kumpulnya di luar,” ungkap Ainul.

Ainul menceritakan Imam Musthofa dan istrinya sebelum mengenakan cadar sering berkumpul dengan dirinya. Namun setelah istri Imam Musthofa bercadar, mereka sudah tidak pernah lagi berkumpul dengan warga.

“Kalau dulu sering karena anak kita sama-sama kecil. Kemudian setelah istrinya bercadar sudah tidak pernah,” tandas Ainul.

Sempat Dilumpuhkan

Sebelumnya, polisi sempat melumpuhkan Imam Musthofa yang menyerang Polsek Wonokromo Surabaya. Aksi ini dilakukan saat polisi lainnya mengetahui rekannya yang berjaga di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) tiba-tiba diserang dengan celurit.

“Dilumpuhkannya masih bisa bergerak, dan kita lakukan pengembangan itu,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Sabtu (17/8).

Saat ditanya apa yang digunakan petugas untuk melumpuhkan pelaku, Barung enggan merinci. Dia menyebut ada teknis kepolisian yang tak bisa disebut.

“Dilumpuhkan dengan teknis kepolisian,” imbuhnya.

Dari foto yang beredar, terlihat pelaku terbaring di lantai. Di lantai itu pula terdapat cukup banyak bercak darah yang berceceran.

Selain itu, Barung menyebut kini kondisi pelaku sudah sadar dan bisa dimintai keterangan. Saat ini, pelaku telah ditangani Densus 88 Mabes Polri.

“Penyelidikan secara konperehensif melihat dari pada pelaku. Tentunya ada pengembangan, pengembangan wilayah densus 88,” pungkasnya.         

Geledah Kos-kosan

Diberitakan juga Polisi mendatangi kos Imam Musthofa, pria pelaku penyerangan Polsek Wonokromo. Kos Imam Musthofa berada di Sidorsermo IV gang I, Wonocolo, Surabaya. Imam Musthofa tinggal bersama istri dan tiga anaknya.

Polisi yang datang langsung masuk dan melakukan penggeledahan. Pemilik kos, Rahmat, mengatakan IM selaka ini jarang bekomunikasi dengan lingkungan sekitar.

“Dia orangnya jarang berkumpul dengan lingkungan. Sejak 2-3 tahun ini perilakunya berubah drastis dan menutup diri,” kata Rahmat kepada wartawan di Sidosermo, Surabaya Sabtu (17/8)

Rahmat mengatakan ia sempat menasihati Imam Musthofa. Bahkan Rahmat mengatakan jika pemahaman agama IM semakin keras.

“Sempat saya nasihati tapi saya dilawan. Kalau di sini pendiam. Memang dua tahun terakhir berubah total. Terlihat lebih radikal. Bahkan istrinya sekarang sudah pakai cadar,” kata Rahmat. (Web Warouw) 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru