JAKARTA- Wakil Sekretaris Jenderal MUI Ustaz Tengku Zulkarnain kembali menjadi sorotan di media sosial. Cuitan pria yang disapa Tengku Zul dianggap telah menghina pembantu atau pekerja rumah tangga.
“Kami menyesalkan ucapan Tengku Zul apapun alasannya. Karena sudah seharusnya setiap orang menghormati semua profesi dan pekerjaan semua orang. Ucapan Tengku Zul dan juga PNS yang lalu menandakan bahwa masyarakat masih sangat diskriminatif terhadap profesi Pekerja Rumah Tangga. Demikian Lita Anggraeni Koordinator JALA PRT (Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga) kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (9/7) menanggapi ucapan Tengku Zul.
“Sudah sahursnya kita masyarakat mengakhiri sikap diskriminatif, perendahan dan kekerasan terhadap Pekerja Rumah Tangga. Termasuk dalam candaan dan penggunaan istilah yang tidak layak,” katanya.
Ucapan diskriminatif menurutnya menandakan bahwa betapa feodal, bias kelas, bias gender dan tertinggalnya budaya dan cara berpikir masyarakat dalam perspektif HAM, hak pekerja, hak perempuan, keberagaman dan profesi.
Sikap masyarakat seperti yang diucapkan oleh Tengku Zul dan PNS ll menandakan bahwa hal tersebut akibat dari absennya dan abainya negara dalam pengakuan dan perlindungan terhadap Pekerja Rumah Tangga di dalam negeri.
“Hingga kini 4,5 juta PRT di Indonesia menurut ILO tahun 2015 belum memiliki Undang-Undang Perlindungan PRT yang RUU nya sudah diajukan sejak 2004. Artinya 3 kali periode pemerintahan dan DPR tidak ada kehendak politik konkrit untuk perlindungan PRT,” ujarnya.
Ia menegaskan negara lepas tangan tidak melakukan pendidikan terhadap warganya dan menyerahkan nasib 4,5 juta PRT di tangan majikan dan mayoritas PRT bekerja dalam situasi tidak layak. Sebagaimana data kasus JALA PRT di tahun 2018 ada 427 kekerasan dan pelecehan terhadap PRT dalam berbagai bentuk dari fisik, psikis, ekonomi, upah tidak dibayar, dipotong, kekerasan seksual.
“Jam kerja panjang. Upah hanya 20-30% dari UMR. Tidak ada libur mingguan. Tidak ada jaminan sosial. Dibatasi akses komunikasi sosialisasi. Tidak ada THR,” paparnya.
Sementara itu menurutnya 4,5 juta PRT adalah pekerja dan warga negara seperti yang lain. PRT menjadi salah satu tulang punggung berbagai aspek aktivitas kehidupan dari yang kelompok kecil warga majikan, keluarganya, lokal, nasional, regional dan global.
Jadi menurutnya sudah saatnya Negara Presiden dan DPR segera mewujudkan Undang-Undang Perlindungan PRT dan Meratifikasi Konvensi ILO 189 tentang kerja layak PRT serta Konvensi ILO 190 tentang Penghapusan Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja.
“Sebagaimana slogan SGDs bahwa tidak seorangpun boleh ditinggalkan dalam pembangunan maka negara jangan meninggalkan 4,5 juta PRT di dalam negeri dengan kondisi yang tidak layak,” tegasnya.
Ribut Di Twitter
Sebelummya, seorang warganet berakun @ekki_w mengakui karyawannya berpindah agama menjadi Kristiani dan diikuti oleh anggota keluarga bersangkutan.
Perpindahan agama tersebut membuat keluarga si karyawan dimusuhi oleh orang-orang di kampungnya.
“Setahun karyawan kerja sama aku, dia kemudian minta dibaptis tanpa diminta. Setahun kemudian, seluruh keluarganya di kampung menyusul dia menjadi kristiani. Kisah hijrah yang mengharukan karena sejak itu beliau sekeluarga dimusuhi orang sekampung,” kata @ekki_w seperti dikutip pers, Selasa (9/7).
Tak lama kemudian, Tengku Zul memberikan komentar mengenai curhatan si warganet. Tengku Zul mengakui ia sudah membantu lebih dari 200 orang berpindah agama masuk Islam atau menjadi mualaf.
Orang yang dibantu untuk menjadi mualaf tersebut diakui oleh Tengku Zul berasal dari penjuru dunia. Namun, mereka kebanyakan orang pintar yang berpendidikan bukan pembantu.
“Alhamdulillah sudah hampir 200-an orang masuk Islam di tanganku. Dari seluruh penjuru dunia. Dan rata-rata orang pintar berpendidikan bukan pembantu. Alhamdulillah,” ungkap Tengku Zul.
Cuitan Tengku Zul tersebut langsung menjadi sorotan warganet. Banyak warganet yang menilai Tengku Zul sudah menghina PRT lantaran tak dinilai tak pintar dan tak berpendidikan.
Tengku Zul memberikan klarifikasi mengenai hal tersebut. Ia mengaku bahwa pernyataannya dipelintir oleh warganet hingga terkesan ia menghina pembantu.
“Twit si Kiepo yang memurtadkan karyawannya dan mengatakan dia sekeluarga dimurtadkannya. Dan orang sekampung memusuhi karyawannya itu. Saya balas 200-an orang saya Islam tidak ada satu pun pembantu (karyawan, asisten) saya. Dipelintir jadi menghina pembantu rumah tangga. Jahat sekali mereka,” tutur Tengku Zul.
Meski demikian, warganet tetap tidak terima dengan klarifikasi yang disampaikan oleh Tengku Zul. Menurut warganet, pernyataan awal Tengku Zul sudah jelas menghina pembantu, bukan dipelintir.
“Pertama: kamu menerangkan bahwa sudah hampir 200an orang masuk islam di tanganmu. Dari seluruh penjuru dunia & rata-rata orang pintar berpendidikan BUKAN PEMBANTU. Kedua, kamu bilang 200an org kamu islam (kan) tidak ada satupun pembantu (karyawan, asisten) saya. Jelas BEDANYA,” kata @anakkolong_.
“Jadi yang memelintir ujaranmu, kamu sendiri Zul. Artinya yang jahat kamu bukan mereka,” ujar @anakkolong_.
“Jelas lu merendahkan pembantu pendidikan dan kepintaran tidak seperti karyawan!” ungkap @amox1l1n.
“Yang terhormat @CCICPolri dan @divhumas_polri kapan pemilik akun ini diciduk sudah sering melakukan hoax, fitnah, dan ujaran kebencian di medsos, tolong segera ditindak,” tutur @ardhie_9179.
“Ngeles kayak bajay kau Naen, jelas-jelas kau bilang ‘orang pintar berpendidikan bukan pembantu’, sekarang lain lagi kalimatnya. Ustaz tukang ngibul kau,” ungkap @brongto. (Web Warouw)

