JAKARTA – Investor bitcoin (BTC) dan kapitalis ventura terkenal Tim Draper memprediksi bahwa nilai uang digital tersebut akan mencapai US$250.000 atau setara Rp3,3 miliar pada akhir 2022 atau awal 2023.
Draper sangat yakin akan hal itu meski saat ini nilai bitcoin volatil dan tidak stabil akibat beberapa faktor negatif.
“Saya pikir prediksi saya akan benar-benar terjadi,” katanya saat diwawancarai CNBC dalam program Make It.
Harga bitcoin yang fluktuatif dan tidak stabil ini dikarenakan oleh beberapa faktor. Seperti keputusan pembuat mobil listrik Tesla yang secara dramatis membatalkan rencana menerima pembayaran menggunakan bitcoin.
Tesla membuat keputusan yang cukup berdampak pada investor bitcoin itu karena dalam pembuatannya uang digital tersebut dianggap tidak ramah lingkungan.
Apalagi saat ini China telah menutup penambangan bitcoin yang dianggap ilegal di Provinsi Sichuan. China bahkan melarang seluruh bank dan jasa layanan keuangan agar tidak memberi akses kepada transaksi yang memakai uang kripto seperti bitcoin.
Pada awal 2018, Draper pernah memperkirakan bahwa bitcoin akan berlipat ganda 30 kali lipat dalam empat tahun.
Saat itu, harga Bitcoin sekitar US$8.000. Sekitar empat tahun kemudian, harganya melambung hingga $64.854 pada 14 April 2021. Harganya telah berlipat delapan kali sejak 2018.
“Saya mungkin akan benar atau salah, tapi saya yakin bahwa itu menuju ke arah sana (naik nilainya),” ungkapnya.
Draper percaya bahwa uang digital seperti bitcoin akan segera digunakan secara luas.
Saat ini hanya beberapa perusahaan besar, seperti Microsoft, PayPal, Overstock, Home Depot, Whole Foods, Starbucks, menerima bitcoin sebagai media pembayaran, baik secara langsung maupun tidak.
“Dalam satu tahun setengah mendatang, mereka akan menggunakan Opennode (pemroses pembayaran bitcoin). Dan semuanya akan menerima bitcoin,” prediksi Draper saat itu.
Berdasarkan kodenya, hanya 21 juta bitcoin yang dapat ‘ditambang’. Sejauh ini, sudah ada 18.735.268 bitcoin telah beredar.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, banyak ahli melihat uang kripto seperti bitcoin sebagai penyimpan nilai seperti emas, bukan mata uang.
Meski begitu, keberadaan bitcoin terus dikembangkan melalui sebuah upgrade yang disebut dengan Taproot.
Upgrade yang dilakukan pada pekan lalu itu merupakan upgrade pertama bitcoin dalam empat tahun terakhir. (Enrico N. Abdielli)