Selasa, 1 Juli 2025

AWAS COOY…! Mutasi Covid-19 Inggris Sudah Masuk Singapura

Ilustrasi Covid-19. (Ist)

JAKARTA – Singapura telah mengkonfirmasi kasus pertama virus corona varian baru yang ditemukan di Inggris. Sebanyak 11 orang lainnya sudah dikarantina dan menunjukkan hasil awal positif untuk strain baru tersebut.

 
Demi mengantisipasi penyebaran virus baru ini semua koper yang diimpor dari Eropa telah ditempatkan di karantina 14 hari. Di fasilitas khusus atau diisolasi pada saat kedatangan, dan kontak dekat mereka telah dikarantina sebelumnya.
 
“Saat ini tidak ada bukti bahwa jenis B117 beredar di masyarakat,” kata kementerian kesehatan Singapura pada Rabu malam, mengutip Reuters, Kamis, (24/12).
 
Pasien dengan varian baru datang ke Singapura dari Inggris pada 6 Desember, telah dikarantina pada saat kedatangan dan dinyatakan positif pada 8 Desember. Semua kontak dekatnya telah ditempatkan di karantina, dan dinyatakan negatif pada akhir masa karantina mereka.
 
Kementerian Kesehatan menyebut pihaknya dapat memagari kasus tersebut sehingga tidak ada penularan lebih lanjut. Hasil konfirmasi sedang menunggu untuk 11 kasus lainnya.
 
Singapura telah memblokir pengunjung dengan riwayat perjalanan baru-baru ini ke Inggris untuk mencegah penyebaran virus baru di negara kota yang telah melaporkan hampir tidak ada infeksi lokal baru setiap hari.
 
Jenis baru corona (Covid-19) yang ditemukan di Inggris, VUI 202012/01, telah terdeteksi di belahan dunia lain. Setidaknya lima negara melaporkan hal ini yakni Denmark, Belanda Italia, Australia dan Gilbatar.
 
Laporan soal Denmark diungkapkan pemimpin teknis Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Maria Van Kerkhove, Minggu (20/12/2020). Ia menyebut ada sembilan kasus di negara tersebut.
 
Ia juga menyebut kasus serupa ditemukan di Belanda dan Australia sejak Minggu (20/12/2020). Mengutip ABC Australia, negara bagian New South Wales membenarkan ini merujuk sejumlah pelancong asal Inggris di negeri itu.
 
Sementara itu, Italia mengkonfirmasi Senin (21/12/2020). Pasangan yang mendarat di Bandara Fiumicino Roma dinyatakan positif corona jenis baru itu dan dikarantina.
 
Penyebaran di Gilbatar diungkap Juru Bicara Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson. Teritori luar Inggris itu sudah mengidentifikasi satu kasus.
 
Sebenarnya Prancis dan Afrika Selatan juga memiliki kasus mutasi. Namun belum ada konfirmasi lebih lanjut soal kesamaan dengan jenis yang menyebar di Inggris.
 
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan sangat mungkin varian ini beredar di Prancis. Namun belum ada kasus yang diidentifikasi secara resmi. 
 
Respon WHO
 
Kepada Bergelora.com dilaporkan sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan negara-negara anggota untuk membahas strategi untuk melawan varian baru COVID-19 yang lebih menular yang muncul di Inggris, kepala Eropa mengatakan pada hari Selasa.
 
Dia tidak memberikan tanggal pertemuan itu.
 
“Membatasi perjalanan untuk menahan penyebaran adalah kebijakan yang bijaksana sampai kami memiliki info yang lebih baik. Rantai pasokan untuk barang-barang penting dan perjalanan esensial harus tetap berjalan,” kata Direktur Regional WHO Hans Kluge di Twitter, mendesak peningkatan tindakan pencegahan.
 
Badan yang berbasis di Jenewa itu telah memperingatkan terhadap kekhawatiran besar atas varian baru virus corona tersebut, dengan mengatakan itu adalah bagian normal dari evolusi pandemi dan memuji Inggris karena mendeteksinya.
 
 
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, WHO mengulangi bahwa belum cukup informasi untuk menentukan apakah varian baru corona tersebut dapat mempengaruhi kemanjuran vaksin.
 
Penelitian mengenai varian baru virus corona Inggris sedang berlangsung.
 
Lebih dari 1.000 kasus dari satu varian virus corona baru teridentifikasi dalam beberapa hari belakangan di Inggris, terutama di wilayah selatan, di mana hal itu dapat dikaitkan dengan lonjakan kasus, menurut Menteri Kesehatan Matt Hancock pada Senin (14/12).
 
“Kami telah mengidentifikasi jenis baru virus corona, yang mungkin ada kaitannya dengan penyebaran yang lebih cepat di bagian tenggara Inggris,” demikian pernyataan menkes kepada parlemen.
 
“Analisis awal menunjukkan bahwa jenis ini berkembang lebih cepat dibanding jenis virus yang sudah ada,” katanya.
 
“Pada titik ini saya harus menekankan saat ini tidak ada yang menunjukkan bahwa varian tersebut lebih mungkin menyebabkan penyakit serius, dan saran klinis terbaru adalah sangat tidak mungkin mutasi ini akan menggagalkan respons terhadap vaksin,” pungkasnya. (Calvin G. Eben-Haezer)
 
 
 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru