Rabu, 8 Oktober 2025

Bangkitlah Indonesia Sekarang Juga, Jangan Tunggu Vaksin!

Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K). (Ist)

Dalam hidup berdampingan dengan Corona, pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen untuk secepatnya memulihkan keadaan tanpa mengabaikan kesehatan. Untuk itu Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Bergelora.com memuat pandangan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) Menteri Kesehatan 2004-2009 yang ditulis dari dalam Penjara Pondok Bambu, Jakarta Timur untuk pembaca. (Redaksi)

Oleh: Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)

PAK JOKOWI telah menetapkan agar melonggarkan PSBB, dengan maksud agar bangsa ini secara bertahap mampu mengembalikan kegiatan sosial dan membangun perekonomian Indonesia pulih kembali.

Seperti yang kita saksikan seluruh dunia terpuruk.  Meski negara adidaya seperti  Amerika pun menderita, bahkan  kasusnya terbanyak di dunia dan  kematiannya pun sangat banyak. Pergerakan ekonomi dan perdagangan terhenti. 

Di Eropa pun demikian juga  korbannya juga cukup banyak. Apalagi,  khusus di negara  Italia sangat parah boleh dikatakan terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Saat ini  mereka semua mulai  menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini utk memulai kehidupannya lagi.

Namun Bill Gates mengatakan bahwa yang mampu  menghentikan wabah Covid-19 hanyalah vaksin Corona. Dimana dia sangat yakin vaksin unggulannya akan siap  18 bulan kedepan. Bill Gates juga menekankan kalau pun wabah Corona ini berhenti, belum tentu kalian bisa kembali seperti dulu lagi (??) Mungkin dia mengacu ketika Spanish Flu 1918 selesai.  Terjadi  perubahan peradaban yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Anthony Fauci, mengatakan awas kalau ada negara yang cepat-cepat membuka lockdown-nya pasti akan mengalami  perburukan  penularan coivid  dan wabah akan lebih dahsyat lagi.

Sedangkan WHO menyatakan  tidak akan pernah ada vaksin sebelum akhir 2021.

Dr. David Nabarro seorang profesor dari Global Health di Imperial College London dan sekarang sebagai Special Envoy (PBB-red) pada WHO untuk Covid 19, mengatakan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk Corona. Memang ada penyakit-penyakit yang tidak ditemukan vaksinnya contohnya HIV/AIDS dan Dengue. Maka kita harus bisa hidup berdamai dengan corona.

Menurut saya andaikan vaksin dari Bill Gates dan kawan-kawan  benar siap,– (maka-red) kita harus ingat  ketika Ejikman melakukan  sequencing virus strain Indonesia,– ternyata  karakter  virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan uji coba  vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia.

Kita harus hati-hati disini,– berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di Indonesia,– maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)

Kalau kita   melihat negara China ,  Wuhan telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona, dengan tanpa vaksin tapi menggunakan obat tradisional.

China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi Corona dari awal,– terus ‘Lockdown’  dan kemudian Corona terhenti setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali.

Tidak perlu heran  karena  China negara dgengan azas otoritarian. Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah Corona ini desicion making sangat efektif,–  komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala,–sangat dibutuhkan.

Dan ini hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara yang menganut azas demokrasi, yang selalu ada pro-kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak.

China  dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua  dengan virus yang berbeda pula. Bisa tuh.

Di samping itu kalau kita  mendengarkan   Bill Gates dan kawan-kawan   yang sudah invest dananya di dalam bisnis vaksin  dunia,–  mau tidak mau,–kita ya harus ikutin  maunya mereka,– maka  kita harus perpanjang PSBB,  diam saja di rumah.  Ekonomi kita  akan nyungsep lebih dalam lagi  sampai  tahun 2021 berakhir? Apakah itu yang kita pilih? Nunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikirlah saudaraku setanahair.

Inget pendapat lain dari seorang expert yang bernama Dr. Nabarro yang tidak ada pretensi dalam bisnis vaksin mengatakan pendapat yang jujur seperti di atas,– hidup berdamai dengan corona, tapi tetap waspada.

Kita harus berada diantara itu. Kita harus mengukur diri kita sendiri dengan jujur ada diposisi mana kita berdiri? Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari Corona.

Sudah cukup kita diam di rumah. Sudah cukup kita tidak bekerja normal (dan-re) tidak sekolah seperti biasanya. Sampai kapan kita harus mulai ?

Pak presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga  aturan pemerintah tidak bertambah banyak. Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak  dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi  tidak menguntungkan.

Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru,– lakukan dengan bertahap.

Misal KRL tidak boleh jalan tadinya,– oke sekarang boleh tapi isinya jangan 100% dulu, mungkin mulai dari 50 % terus 70%  dulu dan seterusnya. Ini sudah betul.

Pergerakan warga adalah sumbu pergerakan ekonomi,–  setidaknya ekonomi rakyat yang harus nomer satu bangkit. Kalau ekonomi rakyat bangkit pemerintah akan lebih ringan tugasnya,– dalam memenuhi social safetynet nya,–mungkin sudah tidak akan diperlukan lagi.

Kalau pergerakan  warga  dibatasi terus bagaimana ekonomi bisa   hidup lagi? Yang harus diingat adalah pergerakan warga (harus-red) tidak menimbulkan penyebaran  corona lebih buruk.

Kita harus berjalan diantara pilar yang seimbang,– pergerakan warga dengan cara yang sehat, hati-hati,  harus pakai masker, jarak satu meter dengan lainnya,  dan tidak bersentuhan  dan cuci tangan.  Hidupkan lagi perilaku hidup bersih sehat. Ingat! Jangan terlalu takut penularan corona hanya lewat droplet (WHO),– mestinya dengan masker  cuci tangan dan  berjarak sudah cukup.

Pihak pemerintah hendaknya (segera-red) menyediakan sarana swab test molecular base  made in Indonesia berdasar virus strain Indonesia  karena lebih valid.  BPPT sudah siap,  mudahkan rakyat menjangkaunya. Siapkan pula primer untuk PCR di laboratorium, dengan basis virus strain Indonesia juga.

Siapkan RS yang sudah ada menjadi lebih baik lagi, tingkatkan  dan luaskan  penelitian terapi plasma yang dirintis oleh (Laboratorium-red) Eijkman. Jadikan  sebagai standar prosedur resmi untuk  terapi penanganan Corona di rumah-rumah sakit. Cukupkan ventilator  dan dokter-dokter sudah lebih berpengalaman selama ini. Jadi rakyat tenang harus sehat, boleh sakit tapi kalau sakit tidak akan mati (bisa sembuh). Artinya sewaktu-waktu PSBB lagi tidak susah, anggap dinamika kehidupan jangan jadi beban.

Ada pengertian umum agar kita lebih yakin untuk lebih berani: (rakyat maupun petugas )

Bangsa kita  ini bangsa yang kuat menderita. Bangsa kita  ini bangsa yang kaya sinar matahari,– Corona takut sinar matahari. Bangsa ini makan empon-empon sejak lahir,– Corona tidak suka empon-empon.

Bangsa ini disuntik vaksin BCG ketika masih kecil. Ada penelitian dimana negara yang melaksanakan  imunisasi BCG sejak lama,–korban Corona hanya 1/6 dibanding dengan negara yang tidak pernah vaksinasi BCG.

Begini Cara Kita Bangkit

Maka tidak ada alasan kita menunggu lebih lama lagi (!-red) Kalau ekonomi  menggeliat kita akan cepat hidup seperti dulu,– bahkan harus lebih baik dari dulu (!-red)

Bagaimana caranya Bangkit? Kita butuh revolusi berpikir:

1. Pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.

2. Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Dan rakyat itu tulang punggung negara. Kalau rakyat lemah ketahanan nasional juga lemah.

Saat ini sebagian dari mereka,  tidak punya uang tidak punya kerja.  Bahkan untuk keperluan makan,– sebagian dari mereka yang mampu membagikan makanannya untuk mereka yang tidak mampu.

Political Will pemerintah untuk melindungi rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat  kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya.

3. Kalau rakyat percaya penuh dengan pemerintah, maka saya yakin untuk bangkit sekarangpun kita bisa, di sana kita menang (!-red)

4. Jangan takut (!-red) Hilangkan ketakutan (dan-red) kecemasan yang tidak perlu terhadap corona. Apa yang ditakuti? (Ingat!-red) Kita bisa melalui dalam beberapa bulan ini dengan sangat lumayan.

Angka-angka laporan Kemenkes tidak menunjukkan perburukan penularan. Hanya menunjukkan data kumulatif dari awal Maret 2020. Yang jelas  didalam laporan harian itu yang berhasil disembuhkan semakin banyak dan yang meninggal  lebih sedikit.

Kata WHO penularannya  eksponensial,–tapi kalau kita lihat pada kasus pertama yang diumumkan Presiden waktu itu (ada  dua orang  perempuan). Setelah ditelusuri ODP nya yang positif ketularan hanya dua orang dari 80 orang. Padahal kebersamaan mereka tanpa masker cukup lama (dalam- red) ruangan itu (!-red). Artinya hanya 2 dari 80 orangm– yang tertular. Hitungan kasar penularannya hanya 2,5%.

Sekarang kita punya kira-kira 269.000 ODP (dilaporan harian Kemenkes)  kalau itu di periksa semua, maka kita akan punya gambaran seperti apa penularannya.

Jadi tidak perlu takut,–  tapi tetap ‘eling lan waspodo’. Eling itu inget masih dalam masa pandemi dan waspodo itu harus tetap mengikuti protokol PSBB yang dilonggarkan sesuai anjuran pemerintah.

Setelah kita yakin, eling lan waspodo,–  ayo kita bangkit  untuk membangun kembali peradaban dengan menggerakkan kehidupan sosial  dan roda ekonomi.

Kata   Xi Jinping, corona adalah perang. Bill Gates juga mengatakan  ini seperti perang dunia kedua. Maka kita sekarang harus punya mindset perang,– terhadap virus,– terhadap ketakutan,–terhadap keterpurukan,–terhadap kebingungan.

Inget,– justru negara kita merdeka setelah perang dunia kedua (!-red) Maka dalam peperangan ini  kita harus berani mengambil resiko untuk menang.

Ayo kita bangkit sekarang juga  bangsa Indonesia (!-red) Gerakkan warga dengan cara yang sehat dan  aman,–untuk gerakan pembangunan ekonomi  rakyat  yang mandiri. Kita harus  hidup yang lebih baik lagi (!-red).

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru