Sabtu, 12 Juli 2025

BANGUN DUNIA BARU..! Dihadiri Prabowo, BRICS Nyatakan Diri Ahli Waris Gerakan Non-Blok KTT Asia-Afrika

JAKARTA – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa kelompok BRICS merupakan perwujudan dari semangat Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Bandung yang menolak dominasi kekuatan besar dunia. Pernyataan tersebut disampaikan Lula dalam pidato pembuka sesi pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 yang digelar di Museum Seni Modern (MAM), Rio de Janeiro, Minggu (6/7/2025), dikutip dari siaran pers Tim Media Prabowo, Senin (7/7/2025).

Adapun Presiden Prabowo hadir dalam KTT, di mana momen ini menjadi yang pertama kalinya Indonesia hadir usai bergabung di BRICS.

“BRICS adalah manifestasi dari gerakan Non-Blok Bandung. BRICS menghidupi semangat Bandung,” tegas Lula di hadapan para pemimpin negara anggota BRICS. Presiden Brasil Beri Ucapan Khusus ke Prabowo di KTT BRICS 2025

Lula dalam kesempatan itu juga menyoroti situasi global yang menurutnya tengah menghadapi krisis multilateralisme.

“Pada 26 Juni lalu, PBB genap berusia 80 tahun, tetapi kita justru menyaksikan keruntuhan multilateralisme yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menandai kekalahan fasisme dan menjadi simbol harapan kolektif dunia.

Lula juga mengingatkan bahwa sebagian besar negara anggota BRICS saat ini adalah pendiri PBB. “Sepuluh tahun setelah PBB berdiri, Konferensi Bandung menolak pembagian dunia dalam zona pengaruh dan memperjuangkan tatanan internasional yang multipolar,” jelas Lula.

Menutup pernyataannya, Lula menegaskan kembali posisi BRICS dalam peta global.

“BRICS adalah ahli waris Gerakan Non-Blok,” katanya.

Indonesia telah menjadi anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025.

Acara KTT BRICS ini menjadi wadah bagi para pemimpin BRICS untuk membahas sejumlah isu politik dan keamanan global, seperti konflik yang berkepanjangan di berbagai kawasan, reformasi tata kelola global, dan penguatan multilateralisme.

Selain itu, para pemimpin BRICS akan mengangkat berbagai permasalahan dan peluang kerja sama ekonomi dan keuangan serta isu-isu lainnya seperti tata kelola artificial intelligence, lingkungan dan aksi iklim, serta kesehatan global.

Presiden Prabowo Disambut Antusias

Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar pada Minggu, 6 Juli 2025, di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil.

Kehadiran Presiden Prabowo pada KTT yang mengusung tema “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance” ini menjadi salah satu langkah penting yang diambil Presiden Prabowo dalam menghadapi tantangan geopolitik dan geostrategis global.

Sambutan hangat dari Presiden Brasil selaku ketua BRICS tahun 2025 mencerminkan antusiasme penerimaan yang sangat tinggi akan kehadiran perdana Presiden Republik Indonesia dalam forum kerja sama BRICS.

Reformasi IMF, Tuntut Kepemimpinan Barat Diakhiri

BRICS mendorong reformasi Dana Moneter Internasional ( IMF ), termasuk pembagian hak suara baru dan berakhirnya tradisi “orang Eropa” di pucuk pimpinan.

Seruan reformasi itu tertuang dalam pernyataan bersama para menteri keuangan blok ekonomi negara berkembang tersebut.

“Dengan penuh rasa hormat terhadap proses seleksi berdasarkan prestasi, representasi regional dalam kepemimpinan IMF harus ditingkatkan, meninggalkan kesepakatan yang sudah ketinggalan zaman pasca-Perang Dunia II yang tidak sesuai dengan tatanan dunia saat ini,” tulis para menteri BRICS usai pertemuan di Rio de Janeiro, Brasil, dilansir Reuters , Minggu (6/7).

Dalam usulan penyusunan kuota itu, BRICS mendesak formula baru harus meningkatkan kuota bagi negara-negara berkembang.

Sebelumnya, para menteri BRICS mengungkapkan agar formula baru mempertimbangkan output ekonomi dan daya beli, termasuk nilai relatif mata uang. Pertimbangan-pertimbangan ini dipercaya lebih mewakili negara-negara berkembang.

Mereka sepakat untuk mendukung usulan bersama tersebut dalam pertemuan observasi IMF pada bulan Desember mendatang. Agenda IMF pada bulan Desember nanti akan membahas perubahan pada sistem kuota, yakni sistem yang menentukan kontribusi dan hak suara setiap negara anggota.

“Penyusunan kembali kuota harus mencerminkan posisi relatif para anggota dalam ekonomi global, sambil melindungi jatah kuota anggota termiskin,” imbuh pernyataan itu.

BRICS juga mengonfirmasi adanya pembahasan tentang pembentukan mekanisme jaminan baru yang didukung oleh New Development Bank (NDB).

NDB merupakan bank multilateral milik BRICS, yang bertujuan menurunkan biaya utang dan mendorong investasi di negara-negara berkembang.

Pertemuan tingkat menteri BRICS diadakan menjelang pertemuan puncak para pemimpin di Brasil.

BRICS merupakan blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan hingga mencakup Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Menambah anggota menambah kekuatan reformasi diplomatik BRICS, yang bertujuan mendorong terhadap lembaga-lembaga internasional yang telah lama mendominasi Negara Barat. (Web Warouw)

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru