Selasa, 9 September 2025

BENARKAH BUKAN PENYEBAB KEMATIAN…? Polri Akui Tembakan Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan

JAKARTA – Polri mengakui menggunakan gas air mata kedaluwarsa saat tragedi Kanjuruhan terjadi, Sabtu (10/10/2022). Hal itu dikonfirmasi langsung Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo.

“Ada beberapa yang diketemukan (kadeluwarsa). Yang tahun 2021 ada beberapa, saya masih belum tahu jumlahnya. Tapi itu yang masih didalami, tapi ada beberapa,” ujar Dedi di Gedung Humas Polri, Senin (10/10/2022).

Akan tetapi, Dedi memaparkan bahwa tidak ada kandungan zat kimia berbahaya yang dapat mematikan dalam gas air mata yang sudah kedaluwarsa.

Daftar korban di Stadion Kanjuruhan Oktober 2022. (Ist)

“Kembali lagi saya mengutip apa yang disampaikan oleh dokter Masayu Evita. Di dalam gas air mata memang ada kedaluwarsa atau expired-nya. Sedangkan harus mampu membedakan ini kimia, beda dengan makanan. Kalau makan ketika dia kedaluwarsa, maka di situ ada jamur, ada bakteri, yang bisa mengganggu kesehatan,” paparnya.

Dedi menekankan bahwa gas air mata kedaluwarsa berbeda dengan makanan. Menurutnya, gas air mata yang kadeluwarsa kadar kimianya itu berkurang dan berbeda dengan gas air mata yang masih baru.

Sebelumnya, Dedi mengatakan bahwa penyebab dari tewasnya 131 orang bukan karena gas air mata. Hal ini dirinya sampaikan berdasarkan keterangan dokter RS Saiful Anwar bahwa gas air mata bukan menjadi penyebab kematian dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

“Dari penjelasan para ahli, spesialis yang menangani korban yang meninggal dunia maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit hati dan juga spesialis penyakit mata menyebutkan tidak satupun yang menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata,” ujar Dedi di Gedung Humas Polri, Senin (10/10/2022).

Kepada Bergelora.com dilaporkan dilaporkan, selain itu Dedi juga memaparkan bahwa penyebab tewasnya 131 orang dalam tragedi Kanjuruhan karena kekurangan oksigen dan berdesakan saat ingin keluar dari Stadion Kanjuruhan.

“Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakkan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3,” paparnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

1 KOMENTAR

  1. Sebagai pebanding kasus, semua Tim Pencari Fakta di”Tembak” Gas Air Mata dengan jumlah yang sesuai dengan peristiwa itu, dua kali, pertama oleh Gas Air Mata kadaluarsa, kemudian dengan Gas Air Mata yang baru.
    Lalu beri laporan bagaimana perbedaan dampak Gas itu terhadap Paru-paru.

Komentar ditutup.

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru