JAKARTA – China membela diri terkait langkah pembatasan ekspor bahan tanah jarang sebagai tindakan “sah” dan menepis tuduhan pemaksaan ekonomi dari Amerika Serikat menjelang kemungkinan pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping.
Kementerian Perdagangan China menyatakan pembatasan dan kontrol ekspor yang diterbitkan pada 9 Oktober 2025 itu merupakan upaya memperkuat sistem kontrol ekspor dan lebih baik menjaga perdamaian dunia serta stabilitas regional di tengah ketidakpastian keamanan global, dikutip dari CNBC, Minggu (12/10).
Langkah pembatasan ini mencakup bahan tanah jarang, kekayaan intelektual, dan teknologi terkait, diterapkan beberapa minggu sebelum potensi pertemuan Trump-Xi Jinping.
“Kontrol ini tidak berarti larangan ekspor. Permohonan yang memenuhi persyaratan akan disetujui,” kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China menegaskan, pembatasan ini bertujuan mencegah “penyalahgunaan” logam tanah jarang di sektor militer dan bidang sensitif lainnya.
Perusahaan yang memiliki hubungan dengan militer asing atau masuk daftar pengawasan ekspor akan ditolak izinnya, sementara permohonan ekspor untuk produk yang berpotensi digunakan dalam persenjataan atau aktivitas terorisme juga tidak akan disetujui.
Beijing juga telah telah menilai dampak langkah ini terhadap rantai pasok dan yakin pengaruhnya akan terbatas.
Pembatasan baru Beijing mewajibkan entitas asing memperoleh lisensi untuk mengekspor produk yang mengandung lebih dari 0,1% bahan tanah jarang domestik atau diproduksi menggunakan teknologi China. Permohonan untuk barang yang dapat digunakan dalam senjata atau tujuan militer akan ditolak.
Tak lama setelah pengumuman itu, dikutip dari CNBC, Minggu(12/10), Kamar Dagang Eropa di China menyatakan antrean permohonan lisensi ekspor menumpuk dan pembatasan baru ini menambah kompleksitas rantai pasok global bahan tanah jarang.
Menanggapi langkah Beijing, Trump pada 10 Oktober dengan berang mengumumkan tarif baru 100% atas impor dari China mulai 1 November, serta kontrol ekspor pada seluruh perangkat lunak kritis.”
Pasar saham AS merosot setelah Trump menyatakan di Truth Social bahwa tidak seharusnya China diizinkan ‘menahan dunia sebagai tawanan’ dengan kebijakan bahan tanah jarangnya. Bursa saham Amerika ambles dan menghapus nilai pasar sebesar US$2 triliun.
Kementerian Perdagangan China menuduh AS menerapkan standar ganda. China mencatat daftar kontrol ekspor AS mencakup lebih dari 3.000 item, dibandingkan kurang dari 1.000 item di daftar China.
China menguasai sekitar 70% pasokan global bahan tanah jarang dan kerap menggunakannya sebagai alat tawar dalam negosiasi perdagangan.
Beberapa jam setelah memperketat kontrol ekspor, Beijing juga mengumumkan akan mengenakan biaya pada kapal AS yang bersandar di pelabuhan China mulai 14 Oktober, meniru tarif baru AS terhadap kapal China.
AS hanya menyumbang 0,1% industri pembuatan kapal global, dibandingkan 53,3% untuk China, menurut Center for Strategic and International Studies.
Kementerian Perdagangan China menegaskan keputusan timbal balik ini sebagai tindakan defensif pasif yang diperlukan dan menyatakan tindakan AS, dengan menerapkan tarif 100%, sangat merusak suasana pembicaraan ekonomi dan perdagangan kedua negara.
Seperti diketahui, pejabat senior AS dan China bertemu pertama sejak perang dagang global dimulai untuk negosiasi perdagangan di Jenewa pada Mei, diikuti pertemuan di London pada Juni yang menghasilkan kerangka kerja perdagangan dan pertemuan putaran ketiga sebulan kemudian.
Pertemuan terbaru di Madrid pada September menghasilkan “konsensus kerangka dasar” terkait pelepasan kepemilikan TikTok oleh China menjelang batas waktu penjualan atau penutupan aplikasi di AS.
Pada 19 September 2025, Trump dan Xi berbicara melalui telepon tetapi tidak menyelesaikan kesepakatan TikTok.
Setelah komunikasi via telepon tersebut, Trump mengumumkan bahwa mereka sepakat bertemu di sela forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pekan terakhir Oktober di Gyeongju, Korea Selatan, dikutip dari CNBC (12/10).
China tetap diam terkait pertemuan mendatang, sementara Trump menyatakan akan mengunjungi China awal tahun depan dan Xi akan datang ke AS kemudian. Namun, Trump mengancam membatalkan pertemuan setelah China memperketat lagi pembatasan ekspor bahan tanah jarang.
Bulan Juni lalu, para analis sudah menghitung bahwa Amerika akan kesulitan menang negosiasi dalam perang tarif melawan China. Ketergantungan Amerika yang besar terhadap mineral tanah jarang atau rare earth milik China membuat Beijing memiliki kartu truf dalam melawan perang tarif Trump. (SA)
China Amerika Serikat Ekspor Tanah Jarang Tarif Donald Trump Xi Jinping
Bagikan:
Berita Terbaru
Survei: Persepsi konsumen AS anjlok ke level terendah sejak 2011
12 jam yang lalu
Federasi Pilot India beberkan alasan semua Boeing 787 harus digrounded
13 jam yang lalu
Maskapai penerbangan di beberapa negara berguguran
14 jam yang lalu
Sanae Takaichi, ‘Thatcher Jepang’ yang lepas stres dengan main drum
15 jam yang lalu
Dua juta tentara Amerika terancam tak digaji, apa langkah Trump?
16 jam yang lalu
Tentang Kami
Tentang Kami
Kebijakan Layanan
Kirim Masukan
Informasi
Hubungkan ke LinkedIn!
Subscribe ke YouTube!
© 2025 – All Rights Reserved.
Kita menggunakan cookies untuk membuat website ini lebih baik. Info Selengkapnya!