JAKARTA- Semangat rakyat dan pemerintah Indonesia yang menegaskan #kamitidaktakut melawan terorisme yang dinyatakan di media-media massa belakangan ini menunjukkan kegagalan dari teror yang dilakukan di Jakarta Kamis, 14 Januari lalu. Namun semangat melawan teror ini harus segera diikuti dengan perbaikan kinerja aparat intelejen agar terorisme tidak terjadi lagi di Indonesia. Masukan dan kritik ini disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sulawesi Utara, Benny Rhamdani kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (16/1).
Aparatus negara yang paling bertanggung jawab adalah Badan Intelejen Negara (BIN) yang bertugas mencegah dan mengantisipasi agar terorisme tidak terjadi di Indonesia.
“Memang teror 14 Januari gagal menebar rasa takut dan cemas pada rakyat Indonesia. Namun bagaimana mungkin teror dan perlawanan bersenjata terjadi 2 kilometer dari istana negara dan tidak ada yang berani menyatakan bertanggung jawab. Seluruh kekuatan intelejen harus melakukan evaluasi,” ujarnya.
Menurutnya, kalau istana dan masyarakat Jakarta saja bisa diserang secara terbuka oleh terorisme, tentu masyarakat di daerah yang jauh dari pusat kekuasaan lebih rentan menjadi sasaran teror dan aksi bersenjata yang mematikan.
Benny Rhamdani juga mengingatkan bahwa, hak untuk memperoleh perlindungan dan rasa aman dijamin dari Preambule UUD’ 45, batang tubuh sampai undang-undang dan peraturan yang dibawahnya. Kalau negara abai dan intelejen lemah maka terorisme berhasil menguasai kehidupan bernegara.
“Sebagai pejabat negara, kita seharusnya tidak cukup menyampaikan rasa berduka pada keluarga korban, tapi kita harus meminta maaf pada seluruh masyarakat Indonesia atas aksi teror dan perlawanan bersenjata yang bisa terjadi dekat pusat kekuasaan. Ini masalah serius yang harus menjadi tanggung jawab negara,” ujarnya.
Menyadari kelemahan aparat intelejen dalam menghadapi terorisme, Benny Rhamdani menyerukan agar masyarakat mengaktifkan kembali ronda malam ditingkatan lingkungan untuk mengantisipasi kegiatan yang mencurigakan yang potensial berhubungan dengan terorisme.
Rakyat, terutama di daerah-daerah yang jauh dari jangkauan aparat keamanan menurut Benny Rhamdani harus bangkit mengantisipasi terorisme dengan penjagaan lingkungan RT setempat. Jangan ada kegiatan tersembunyi dilingkungan tempat tinggal yang tidak terpantau,” ujarnya
Menurutnya, rakyat tidak bisa pasif dan menunggu perbaikan aparat intelejen dan penegak hukum dalam mengantisipasi terorisme, karena pemerintah butuh kebenarian, waktu dan dana untuk memperbaiki kinerja.
“Saat ini, kita tidak bisa terlalu bergantung pada pemerintah. Tapi rakyat harus aktif mengajak pemerintah dan penegak hukum untuk melawan terorisme. Karena teror adalah upaya untuk menghancurkan kedaulatan rakyat. Seperti pesan Jenderal Besar Sudirman saat bergerilya, rakyat harus bangkit menjaga dan melindungi kampung halamannya masing-masing” tegasnya. (Web Warouw)