Rabu, 17 September 2025

BERANI GAK…? Setengah Juta Netizen China Tandatangani Petisi Desak WHO Selidiki Laboratorium Fort Detrick AS

JAKARTA – Setengah juta netizen China telah menandatangani surat bersama atau petisi yang ditujukan kepada WHO pada hari Minggu 18 Juli 2021.

Dalam petisi itu, netizen China menuntut WHO melakukan penyelidikan ke laboratorium Fort Detrick AS, yang tutup mendadak.

Hal itu mengundang tanya publik dunia karena pihak AS merahasiakan dan belum sempat menjadi sasaran pengawasan dari masyarakat internasional.

Mereka percaya penyelidikan menyeluruh ke laboratorium AS dapat mencegah epidemi di masa depan.

Langkah itu dilakukan ketika politisi dan media Barat tertentu memicu babak baru kampanye kotor untuk menunjuk China sebagai biang keladi asal virus corona.

Sekelompok netizen China menyusun surat terbuka bersama itu untuk meminta WHO menyelidiki Institut Penelitian Medis Angkatan Darat AS untuk Penyakit Menular (USAMRIID) di Fort Detrick, Maryland.

Seperti dilansir Global Times yang dipercaya untuk mempoting petisi itu platform WeChat dan Weibo pada hari Sabtu untuk meminta tanggapan publik.

Hingga saat ini telah terkumpul setengah juta tanda tangan dalam waktu 24 jam.

Dalam surat itu bahwa untuk mencegah epidemi berikutnya, WHO harus memberi perhatian khusus pada laboratorium itu.

Sebab laboratorium itu dikabarkan sedang melakukan penelitian tentang virus berbahaya atau bahkan pada senjata biokimia.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, surat terbuka itu secara khusus mencatat laboratorium Fort Detrick, yang menyimpan virus paling mematikan dan menular di dunia, termasuk Ebola, cacar, SARS, MERS, dan virus corona baru.

Kebocoran salah satu dari mereka akan menyebabkan bahaya besar bagi dunia.

“Tapi lab ini memiliki catatan buruk tentang keamanan lab. Ada skandal bakteri antraks dari lab yang dicuri, menyebabkan keracunan pada banyak orang dan bahkan kematian.

“Telah terjadi insiden kebocoran di lab pada musim gugur 2019 tepat sebelum pecahnya epidemi COVID-19, namun, informasi terperinci telah dirahasiakan oleh AS dengan alasan keamanan nasional,” kata surat itu.

Informasi yang diungkapkan oleh media AS telah mengkhawatirkan dunia dan beberapa mempertanyakan apakah virus corona baru dapat dikaitkan dengan laboratorium AS.

(Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru