JAKARTA- Ramai masyarakat menghitung pemenang Pilpres dalam Pemilu 2024. Para pendukung juga berlomba jualan capres dan wapres junjungannya. Pakar intelejen AM Hendropriyono menghitung masing-masing kekuatan ketiga calon. Hal ini disampaikan wawancara Kilat media dalam akun youtubenya dan dikutip Bergelora.com hari ini, Senin (20/11)
Menurut Mantan KABIN ini perkembangan dinamika politik pada saat ini semakin mendekati ke Pilpres 2024 tentunya semakin panas.
“Kalau dibatasi sampai ini hari perkiraan perkiraan aya dari kaca mata intelijen jadi bukan dari survei ilmiah seperti halnya pada umumnya, tapi dari pengamatan saya intelijen biasa lihat di lapangan selain dari di lapangan itu saya melihat konsepnya lebih tertata dengan baik,” katanya.
Ia menjelaskan mesin politik yang digelar itu semakin mantap dan cepat.
“Golkar dan Demokrat itu digelar sebagai mesin yang nanti akan bergerak di lapangan,” ujarnya
Tapi menurutnya ada lagi yang bertanggung jawab terhadap manuver seperti kampanye-kampanye yang dilengkapi dengan sistem administrasi logistik keuangan yang sangat bagus yaitu partai Gerindra. Dan itu bergerak sesuai dengan arahan yang pasti sasarannya pasti,” jelasnya.
“Itu strateginya saya lihat mungkin strategi sasarannya satu putaran,” katanya.
Kalau sampai dua putaran, menurut Hendropriyono juga sudah ada konsep yaitu mesin politik cadangan yang disiapkan adalah PAN dan Bulan Bintang dan Partai Gelora.
“Ini semua yang nanti siap menampung massa atau pemilihnya Anies Baswedan kalau dua putaran dengan asumsi Anies Baswedan kalah, sehingga dua putaran mereka akan masuk semua ke sini,” ujarnya.
Hendropriyono mastikan dengan mantap Prabowo – Gibran akan menang dalam Pilpres 2024, baik dalam satu ataupun dua putaran.
“Itu analisa saya kalau menurut perkiraan intelijen ini hari dan kalau tidak ada perubahan yang signifikan Prabowo-Gibran akan menang,” tegasnya.
Prinsip Nasionalisme
Ketika ditanyakan keberpihakannya Hendropriyono menegaskan dirinya memiliki prinsip yang dipegamg sampai hari ini.
“Saya punya prinsip-prinsip. saya guru besar filsafat tidak mungkin melepas prinsip nasionalisme. Semua anak-anak saya, cucu saya, istri saya terus menerus saya gembleng,” tegasnya.
Ia yakin Presiden Joko Widodo mengetahui sikapnya dalam politik.
“Dulu Pak Jokowi juga kerap ke rumah saya. Beliau juga saya yakin sangat percaya bahwa kami semua orang-orang nasionalis. Saya bukan pasang kaki di semua tempat,” tegasnya.
“Saya ada di tempat orang-orang yang nasionalis yang berwawasan kebangsaan yang berfilsafat hidup Pancasila itu. Jadi tidak betul saya pasang kaki di mana-mana,” tegasnya lagi.
Hendropriono berpandangan, seseorang yang punya idealisme kebangsaan, seseorang yang berideologi Pancasila pasti bersatu. Seperti Prabowo Subiyanto menyatukan diri dengan Jokowi sesudah Pilpres 2019.
“Mereka bersatu karena punya satu wawasan kebangsaan. Punya prinsip bahwa seorang nasionalis harus satu,”
“Kalau sekarang sampai dua itu menurut saya itu yang salah, bukan saya yang salah. Saya tetap berdiri di prinsip bahwa Nasionalisme adalah segalanya untuk Republik Indonesia. Yang bisa menyelamatkan bangsa Indonesia hanyalah nasionalisme,” jelasnya.
Hendropriyono menjelaskan sebetulnya satu pertarungan itu bukan hanya pertarungan rebutan kursi aja rebutan kekuasaan saja tapi berebutan ideologi berebutan idealisme antara nasionalisme dan internasionalisme.
“Kalau sampai nasionalisme sama-sama nasionalisme berbentur-benturan itulah yang saya bilang tidak betul,” tegasnya.
Klik wawancara lengkap Hendropriyono:
Ia mengatakan, dirinya akan mendukung sepanjang ketiha capres kontestan ini mempunyai plafon politik nasionalisme dan rasa kebangsaan Pancasila.
“Pegangannya disitulah. saya berdiri disitu. Jadi tidak di sana sini. Saya berdiri di atas semuanya yang mempunyai ideologi dan idealisme politik nasionalis,” tegasnya. (Web Warouw)