Sabtu, 6 September 2025

BISA DONG..! Eks Menkes Siti Fadilah Bantah Vaksin Nusantara Tak Bisa Disebarluaskan

JAKARTA– Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari membantah vaksin nusantara karya dr Terawan tak bisa disebarluaskan untuk masyarakat banyak lantaran bersifat autologus atau hanya untuk pribadi.

Menurut Siti Fadilah, sel dendrintik setiap pribadi memang tidak bisa digunakan untuk orang lain. Namun, kata dia, yang disebarluaskan adalah teknologi yang digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi dendrintik. 

Dia mengatakan, autologus adalah model terapi pengobatan yang menggunakan barang dari tubuh sendiri atau yang dikenal sebagai sel dendrintik. Sebaliknya, yang tidak autologus adalah terapi pengobatan menggunakan barang dari luar tubuh sendiri. Misalnya terapi plasma konvalens.

Terapi plasma konvalens, kata dia, tidak bisa disebarluaskan karena bergantung pada keinginan orang lain yang ingin mendonorkan plasmanya. 

“Jadi bukan sel dendrintik saya yang diperbanyak untuk orang lain. Tapi tekhnologinya yang menjadikan sel dendrintik saya itu kuat terhadap virus-virus itu untuk diri saya sendiri. Tidak dikasih ke orang lain. Tetapi cara untuk memperkuat dendrintik sel itu yang bisa disebarluaskan secara massal untuk jutaan orang. Teknologinya yang disebarluaskan,” katanya dilansir dari Youtube Realita TV, Rabu (1/9/2021). 

Dia juga merasa heran dengan pernyataan sejumlah kalangan yang menyebut vaksin Nusantara tidak mendapatkan izin edar. Sebab, kata dia, sel dendrintik setiap orang memang tidak untuk disebarluaskan. 

“Saya nggak tahu maksud dia tidak diberi izin edar, ya. Memang sel dendrintiknya tidak bisa diproduksi massal. Tapi tekhnologinya atau alatnya,” ujarnya. 

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, sebagai salah satu relawan vaksin Nusantara, dia mengatakan belum pernah mendengar ada relawan vaksin Nusantara yang mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) fatal. Malah, dia merasa kondisi fisiknya semakin sehat setelah disuntik vaksin Nusantara. 

“Dulu saya nggak bisa naik tangga. Sekarang saya udah bisa setelah disuntik vaksin Nusantara,” katanya. 

Dia mengatakan, uji klinis fase 3 akan dimulai pada bulan Oktober. Pada uji klinis fase 3 itu, dibutuhkan 1.500 relawan. Namun, kata dia, hingga kini, jumlah pendaftar untuk menjadi relawan uji klinis fase 3 telah melampaui 10 ribu orang. Itu artinya, kata dia, vaksin karya eksentrisitas Menkes Terawan Agus Putranto itu diminati masyarakat. 

“Banyak banget yang daftar. Karena amannya itu,” katanya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru