JAKARTA- Seluruh umat Kristiani diseluruh dunia berdukacita. Ditengah perayaan Paskah oleh umat Kristiani di seluruh dunia, 3 bom meledak di Kolombo, Sri Lanka, 185 orang meninggal di dalam tiga gereja tersebut.
“Yang kita tahu adalah akibat yang telah ditimbulkan. Terjadi pada saat Paskah dan korbannya umat Kristiani. Jadi kita tidak dapat mengatakan ini perbuatan jahat siapa. Namun akibat yang ditimbulkan menyakitkan dan memprihatinkan serta membawa rasa takut bagi banyak orang,” Demikian Pendeta Anthonius Natan Sekretaris Umum PGLII DKI Jakarta. PGLII atau Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia) menjadi wadah berbagai sinode Injili dan Yayasan dan Lembaga Injili kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (21/4).
Anthonius Natan menyerukan agar rakyat Indonesia sebaiknya berdoa dan meminta kekuatan dan pertolongan Tuhan agar tetap jadi Damailah di Indonesia.
“Secara logika sulit meminta orang jahat diampuni dan dibebaskan dari rasa bersalah. Tetapi hakekat hukum kasih yang diajarkan oleh Kitab Suci kita mengasihi tanpa syarat,” ujarnya

“Maknanya kita patut mengampuni sipenjahat dan membebaskan kita dari rasa benci dan keinginan akan membalas dendam. Dengan hati tulus mengampuni maka Tuhan akan mengampuni dosa dan kesalahan kita juga,” katanya.
“Adalah kedaulatan Tuhan untuk menghakimi dan menghukum atau tidak terhadap yang bersangkutan,” katanya.
“Kita berdoa tidak saja sekedar mengampuni tetapi agar orang tersebut justru bertobat, berbalik dari yang jahat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Itulah kebenaran sejati dari iman Kristen yang mengampuni,” ujarnya.

Duka Mendalam
Sementara itu Romo Benny Susetyo, Pr dari Konferensi Wali Gereja (KWI) menyatakan duka yang dalam atas peledakan 3 gereja tersebut.
“Peledakan tiga gereja adalah tindakan biadab karena merusak nilai keadaban kemanusian. Ini tindakan penghancuran kemanusian,” demikian Romo Benny Susetyo, Pr. kepada Bergelora.com secara terpisah.
Menurutnya, Siapapun melalukan harus dikucilkan dan dunia harus memburu pelakunya dan menghancurkan jaringan terorisme
“Rakyat Indonesia akan bersama-sama memerangi ideologi terorisme dan ajarannya,” tegasnya.
Romo Benny mengajak semua umat Kristini mendoakan para korban pengeboman.
“Urusan Tuhan tidak boleh diintervensi,” tegas Romo Benny ketika ditanyakan apakah umat Kristiani boleh mendoakan para pengebom 3 gereja tersebut.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan yang terjadi di Kolombo, Sri Lanka. Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom Srilanka, seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La. Namun, Kedutaan Besar RI di Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.
“Beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian,” ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Minggu (21/4) sore.
Meski tidak ada WNI yang dilaporkan menjadi korban, KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian. Pihak KBRI juga berkoordinasi dengan otoritas setempat. Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi dapat menghubungi KBRI Kolombo di nomor +94 77 277 3123.
Pada Minggu pagi, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, terjadi sejumlah ledakan di beberapa gereja dan hotel bintang lima di Kolombo, termasuk Hotel Shangri La. Peristiwa ledakan ini terjadi tepat pada perayaan hari paskah. (Web Warouw)