JAKARTA – Rusia dan Ukraina hampir mencapai kesepakatan damai pada bulan Maret lalu. Namun menurut Vladimir Putin,
Presiden Rusia, justru Ukraina lah yang menolak untuk menandatangani kesepakatan yang disepakati dalam pembicaraan Istanbul
Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan pada hari Selasa (19/7) kemarin bahwa Rusia dan Ukraina dapat mengakhiri konflik mereka pada bulan Maret, jika Kiev tidak menarik diri dari negosiasi.
Dia tidak menjawab secara langsung apakah dia bersedia untuk bertemu lagi dengan rekan Ukrainanya, Vladimir Zelensky, tetapi menyiratkan bahwa pertemuan akan sia-sia, pada tahap ini.
“Ada negosiasi terkenal di Istanbul, ketika kami benar-benar mencapai kesepakatan, satu-satunya yang tersisa adalah menandatanganinya,” kata Putin kepada wartawan pada hari Selasa, setelah bertemu dengan presiden Turki dan Iran di Teheran dikutip dari Russian Today hari ini.
“Untuk menciptakan kondisi ini, pasukan kami menarik diri dari Ukraina tengah, dari Kiev, tetapi pihak berwenang Kiev menolak untuk menerapkan perjanjian ini,” kata Putin.
Berterima kasih kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas upayanya untuk menegosiasikan kesepakatan damai di Ukraina, serta Arab Saudi dan Uni Emirat Arab karena menawarkan upaya mediasi, Putin mengatakan hasil pada akhirnya tergantung “bukan pada mediator, tetapi pada kesediaan pihak-pihak yang terlibat” untuk memenuhi kewajiban mereka.
Ukraina Ingkar
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, pada awal Mei, media Ukraina melaporkan bahwa Kiev mengingkari kesepakatan 29 Maret yang dicapai oleh kedua delegasi di Istanbul, setelah kunjungan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 9 April.
Johnson mengatakan kepada Zelensky bahwa Putin adalah “penjahat perang, yang seharusnya dituntut dan tidak dinegosiasikan,” dan bahkan jika Ukraina bersedia berdamai dengan Rusia, Barat tidak, Ukrainska Pravda melaporkan, mengutip beberapa pejabat pemerintah.Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba bersikeras dalam sebuah wawancara dengan Forbes pada hari Senin bahwa Kiev hanya akan bersemangat untuk melanjutkan pembicaraan setelah Moskow menderita “kekalahan di medan perang.” Menurut Kuleba, Zelensky tidak mengesampingkan “kemungkinan negosiasi,” tetapi percaya “tidak ada alasan” untuk itu saat ini. (Web Warouw)