Sabtu, 5 Juli 2025

BURUAAAN…! Luhut Pandjaitan Minta Bantuan Pakar, Akui Ada Permasalahan Serius dalam Penanganan Covid-19 Indonesia

JAKARTA – Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia sedang tidak baik-baik saja, terutama dalam sepekan terakhir.

Pasalnya tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia terus terjadi, bahkan telah melampaui angka 50.000 dan menjadi yang tertinggi di dunia dalam kasus harian.

Segala upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menangani pandemi Covid-19 dan menjaga masyarakat dari virus tersebut.

Kebijakan yang diambil antara lain adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang masih berlangsung hingga saat ini.

Mengenai kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menangani pandemi Covis-19 ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan meminta pendapat dari para ahli, termasuk Ahli Epidemolog.

“Jadi kami butuh diskusi dan beberapa masukan, bagaimana memaksimalkan penanganan pandemi ini, bagaimana evaluasi yang kami peroleh, sehingga pelaksanaan mengenai pandemi, mengenai PPKM Darurat, ke depan semakin baik,” kata Menko Luhut Pandjaitan membuka pertemuan yang berlangsung secara virtual, Kamis 15 Juli 2021.

Salah satu ahli yang hadir dalam kesempatan tersebut adalah Ketua Pengurus Pusat Perdatin (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif), Prof Syafri Arif.

Syarif Arif berpendapat, PPKM Darurat yang masih berlangsung agar bisa lebih diperketat dan diharapkan bisa semakin menekan angka penyebaran Covid-19.

Tak hanya itu, dia juga memberikan catatan di tengah angka Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya di Indonesia.

“Selain itu, jika kasus melonjak seperti ini, misal ruang ICU sangat sempit, sebetulnya kita bisa memanfaatkan ruang isolasi, asalkan suplai oksigen dan obat-obatan terjamin. Ini mohon menjadi perhatian,” tukas Prof Syarif.

Merespons apa yang disampaikan Syarif Arif, Luhut Pandjaitan menyebut evaluasi PPKM Darurat sudah dilakukan oleh pihaknya setiap hari dengan pihak-pihak terkait.

Sementara terkait ketersediaan oksigen di Indonesia, Luhut Pandjaitan mengatakan hal itu menjadi salah satu permasalahan serius yang dihadapi saat ini.

Terlebih pasokan oksigen dari luar negeri membutuhkan isotank yang saat ini jumlahnya semakin terbatas.

“Pendatangan oksigen dari luar itu butuh isotank dan isotank terbatas jumlahnya. Saya sudah cari ke mana-mana dan sekarang sampai tingkat penyewaan karena di dunia rebutan mengenai ini. Sedangkan mengenai obat-obatan, saya rasa Menteri Kesehatan sudah hampir memenuhi semua, sekarang mestinya sudah oke,” ujar Luhut Pandjaitan.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, diskusi kemudian dilanjutkan oleh Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi UGM, Prof. Hari Kusnanto Josef yang mengapresiasikan langkah pemerintah karena penanganan pandemi ini menurutnya semakin membaik, hanya saja dirinya berharap pemerintah juga lebih memperhatikan keadaan di luar Jawa dan Bali.

Dia melihat bahwa pemerintah sudah berusaha keras. Kendati di satu sisi, rumah sakit kewalahan dengan membludaknya pasien, tetapi Prof. Hari yakin penyediaan oksigen semakin baik, obat-obat terjamin, obat-obatan semua sudah ada walaupun beberapa pembeliannya dibatasi.

“Intinya semua tidak mengkhawatirkan dalam waktu dekat untuk Provinsi Jawa dan Bali. Namun kami mohon perhatian di luar Jawa dan Bali ini, karena di Kalimantan, NTT dan beberapa wilayah lainnya juga menunjukkan peningkatan (kasus). Jangan sampai mereka mengalami yang lebih berat dari yang kita rasakan,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Menko Luhut mengungkapkan mengenai pengadaan obat-obatan semua secara bertahap. Pemerintah, lanjutnya, telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan dengan baik.

“Semua sudah kita lakukan segalanya, yang terpenting tidak ada markup harga , sebab ini menyangkut nyawa warga negara kita,” imbuh Menko Luhut.

Sedangkan kondisi di luar Pulau Jawa dan Bali, dia mengatakan pemerintah tetap memperhatikan.

“Betul, kami memang pikir ke situ, jadi misal seperti oksigen juga bukan mikir Jawa dan Bali saja. Ini Jawa relatively agak mulai terkendali dengan masuknya oksigen konsentrator dan generator, nah semua jadi kita pikirkan bantuan,” katanya.

Tak ketinggalan, dia pun meminta kepada para pakar agar segera memberikan informasi kepada pemerintah bila ada bantuan isotank.

“Semua dunia krisis mengenai isotank untuk bawa oksigen. Jadi kalian, saya juga mohon kalau ada bantuan mengenai ini bisa segera hubungi kami,” pinta Menko Luhut.

Selanjutnya Epidemiolog Universitas Gadjah Mada UGM), Riris Andono Ahmad membahas mengenai mobilitas yang menurutnya masih belum menyeluruh, dengan beberapa titik masih tidak sesuai dengan google mobility.

Menanggapi hal tersebut, Menko Luhut menjelaskan bahwa pihak terkait terus-menerus melakukan patroli sampai ke perkampungan. Namun memang diperlukan kesadaran di diri masing-masing dan saling mengingatkan mengenai kedisiplinan ini.

“Perlu kesadaran sama-sama untuk mengingatkan, tokoh-tokoh juga saling mengingatkan. Tanpa ada kerjasama masyarakat, tidak akan terjadi penurunan kasus ini. Jadi kita harus paham betul mengenai masalah kedisiplinan ini,” ujar Menko Luhut.

Terakhir, dia meminta dukungan dan masukan dari para epidemiolog agar pemerintah terus memperbaiki mekanisme penanganan pandemi Covid-19.

“Mari kita kerja sama untuk penanganan pandemi ini, karena virus ini bukan masalah pemerintah saja, namun masalah kita bersama,” ucap Menko Luhut. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru