NEW DELHI- Komisaris PLN Andi Arief mendukung penuh upaya Presiden Prabowo Subianto membawa dokter dan para ahli India ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan kesehatan rakyat Indonesia, khususnya yang membutuhkan transplantasi organ. Hal ini menanggapi pernyataan Presiden Prabowo kepada Perdana Menteri India Narendra Modi di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11) lalu.
“Kasihan rakyat kita gak punya jalan keluar untuk transplantasi organ terutama transplantasi hati.
Sudah pas Presiden Prabowo mengajak dokter dan ahli India untuk mengajar dan melayani di Indonesia,” ujarnya kepada Bergelora.com di New Delhi, Minggu (24/11).

Andi Arief yang sedang menjalani pemulihan pasca transplantasi hati di RS Apollo, New Delhi, pada 21 Oktober 2024 lalu, meyakin pasti banyak rakyat kecil mengidap hepatitis dan sirosis yang harusnya menjalani transplantasi organ hati. Tapi karena tidak mudah dilakukan di Indonesia dan tidak punya biaya ke India, hanya bisa menerima kondisi kesehatannya yang terus memburuk.
“Kasihan rakyat kita yang membutuhkan transplantasi organ. Fasilitas kesehatan amat terbelakang masih menunggu asistensi dari dokter dari Jepang. Yang gak berduit hanya bisa menunggu kematian saja,” kata Andi Arief.
Andi Arief mengatakan bahwa pelayanan transplantasi organ terutama transplantasi hati di India sudah sangat maju.
“Lebih maju dari negara lain. India lebih cepat dan tepat. Dokter spesialisnya pinter-pinter dan sangat berpengalaman,” jelasnya.

Prabowo Minta India Kirim Dokter Ke Indonesia
Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden RI Prabowo Subianto berharap India dapat mengirimkan profesor dan dokter spesialis mereka untuk mengajar di perguruan tinggi di Indonesia.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin (18/11) lalu.
“Kami berharap dapat meningkatkan kerja sama dengan India, khususnya melalui pengiriman profesor dan dokter spesialis untuk mengajar di perguruan tinggi kami,” ucap Presiden Prabowo.
Pertemuan tersebut membahas berbagai peluang kerja sama strategis di bidang kesehatan, pendidikan, dan perdagangan, serta memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Dalam sambutannya, Presiden menyoroti potensi kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan.
Prabowo mengungkapkan kebutuhan Indonesia terhadap tenaga medis cukup mendesak, mengingat saat ini Indonesia kekurangan 160 ribu dokter.
Oleh karena itu, Prabowo berharap India dapat mengirimkan tenaga ahli untuk mengajar pendidikan kesehatan di Indonesia.
Selain itu, Kepala Negara turut menyambut baik minat perusahaan-perusahaan India di bidang kesehatan, termasuk industri farmasi dan pembukaan cabang rumah sakit asing di Indonesia.
Prabowo menekankan pentingnya meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di India dan mendorong kolaborasi pendidikan yang lebih erat.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden juga menekankan pentingnya kerja sama di bidang perdagangan, khususnya terkait impor beras dari India.
“Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India,” tambah Presiden.
Prabowo juga menyampaikan ucapan terima kasih atas penghormatan India yang mengirimkan Utusan Khusus Pabitra Margherita untuk menghadiri pelantikan dirinya beberapa pekan lalu.
“Indonesia dan India memiliki hubungan yang panjang dan sangat baik. Kami sangat menghargai hubungan ini dan berkomitmen untuk meningkatkannya di berbagai bidang,” ujar Prabowo.
Kematian Akibat Hepatitis dan Sirosis di Indonesia
Sampai saat ini tidak ada data terbaru tentang jumlah pengidap sirosis di Indonesia. Dikutip dari Kementerian Kesehatan RI di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20 juta orang menderita hepatitis dengan prevalensi tertinggi pada kasus hepatitis B.
The Center for Disease Analysis (CDA) Foundation mencatat angka kematian akibat hepatitis B di Indonesia mencapai 51.100 setiap tahun dan kematian akibat hepatitis C sebesar 5.942 tiap tahun pada 2016. Menurut data BPJS Kesehatan, 2.159 orang meninggal karena sirosis dan kanker hati, yang merupakan dampak dari hepatitis kronis yang biasanya dialami orang dengan hepatitis B pada stadium lanjut, pada 2022.
Menurut Ketua Tim Transplantasi Hati RSCM, Prof. Hanifah Oswari, saat ini, tingkat keberhasilan one year survival rate transplantasi hati di RSCM sudah mencapai 82 persen. Ia mengatakan bahwa transplantasi hati ini merupakan yang ke-89 kali di RSCM sejak 2010. Secara rinci, operasi transplantasi hati oleh RSCM dilakukan terhadap 79 pasien anak-anak dan 10 pasien anak-anak.
Sementara itu, seorang ahli transplantasi hati di RS Apollo, New Delhi, India Dr. Neerav Goyal telah berpengalaman 15 tahun menangani lebih dari 2.500 transplantasi hati yang berhasil.
Dr. Neerav Goyal memegang gelar MBBS, DNB, Dip dalam Bedah Umum & Bedah Gastro. Ia dapat menangani berbagai macam kondisi Transplantasi Hati seperti Sirosis, Hemokromatosis, Penyakit Hati, Hepatitis B, dan banyak lagi.
Dr. Neerav Goyal juga yang memimpin tim transplantasi hati Andi Arief bersama 50 dokter lainnya di RS Apollo New Delhi, India pada 21 Oktober 2024 lalu.
Kepada Bergelora.com di New.Delhi, Dr. Harinder Sigh Sidhu, Senior Vice President Rumah Sakit Apollo, di New Delhi, India mengabarkan bahwa Rumah Sakit Apollo sedang membangun kerjasama dengan RS Mayapada di Batam dan IKN Nusantara.
“Mudahan dalam 6 bulan sampai setahun lagi sudah bisa transplantasi hati di Indonesia,” ujarnya. (Web Warouw)