Kamis, 31 Juli 2025

BUTUH AUDITOR TRANSPARAN NIH.! CEO Danantara Ultimatum Bos BUMN yang Percantik Laporan Keuangan

JAKARTA – CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mewanti-wanti kepada para bos BUMN untuk tidak lagi melakukan financial engineering atau mempercantik laporan keuangan hanya untuk menunjukkan kemampuan mengakumulasi profitabilitas secara angka semata.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM itu, akumulasi profitabilitas yang didasari pada angka semata namun tidak dalam bentuk kualitas yang berkelanjutan tidak akan membuat kinerja BUMN menjadi semakin ke depannya.

“Jadi CEO itu tidak semata-mata hanya cari profitabilitas yang tinggi. Tapi, kita tekankan carilah profitabilitas yang berkualitas. Yang mencerminkan benar-benar dari performance yang ada,” kata Rosan di Gedung Kementerian Investasi atau BKPM, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Oleh sebab itu, ia menekankan, di bawah kepemimpinannya di Danantara sebagai super holding BUMN tak akan ada toleransi bagi para direksi BUMN yang kedapatan melakukan window dressing atau mempercantik laporan keuangan.

“Kita enggak ada toleransi lagi tuh untuk yang macam-macam yang aneh-aneh. Ibaratnya buku dipercantik segala macam, enggak ada. Berikan sesuai dengan operasi yang ada dan apa adanya. Jadi, karena kalau intinya hanya ingin cari profitabilitas yang tinggi saja, tetapi hasil dari, mohon maaf, dari financial engineering yang macam-macam, kita pahamlah mengenai itu,” tegas Rosan.

Ia mengatakan, saat ini tak lagi eranya para investor atau pemegang saham terkesima dengan cara-cara direksi BUMN melakukan financial engineering.

“Jadi, sekarang era itu sudah tidak boleh lagi. Jadi benar-benar dari performance yang baik, yang benar, dan yang dari hasil operasional perusahaan tersebut,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Rosan juga meminta para direksi BUMN untuk tidak merancang rencana kerja selama 5 tahunan belaka, atau selama periode jabatannya. Ia meminta arah kerja BUMN ke depan harus didesain dalam jangka waktu panjang untuk menjaga keberlanjutan usahanya.

“Semuanya ini pemikirannya hanya 2 tahun, 3 tahun, atau 4-5 tahun gitu. Enggak lagi, musti pemikirannya jangka panjang juga. Jangan terpacu karena kami di manajemen kan biasanya hanya 5 tahun gitu kan. Tapi musti pemikiran jangka panjang,” papar Rosan.

BUMN untuk Holding Investasi

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sementara itu, Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara) telah menunjuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menaungi struktur holding investasi Danantara.

Penunjukan tersebut telah dilakukan sejak pekan lalu dan saat ini perusahaan terkait sudah memiliki jajaran direksi dan komisaris.

“Kita udah (tunjuk) minggu lalu. Udah pengalihan, udah ada direksi, udah ada komisaris. Nanti akan kita informasikan. Diterapkannya tahun ini,” kata Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (28/7).

Pandu memberikan sinyal bahwa perusahaan yang ditunjuk berasal dari BUMN yang sudah berdiri sebelumnya. Namun, ia menegaskan perusahaan tersebut bukanlah perusahaan sekuritas pelat merah.

“Nanti itu bakal kita informasikan secara publik juga,” tambahnya.

Sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria menjelaskan pihaknya membentuk dua perusahaan di bawah Danantara untuk mengelola aset-aset BUMN. Pemisahan ini dilakukan untuk memisahkan risiko antara BUMN dan investasi.

Dua perusahaan tersebut adalah Danantara Asset Management dan Danantara Investment Management.

Danantara Asset Management akan mengelola seluruh perusahaan pelat merah yang dimasukkan ke dalam struktur Danantara.

“Saya COO di Danantara Asset Management. Jadi satu bahwa kita memang memisahkan dari awal. Apakah nanti risiko seret BUMN? Tidak. BUMN punya satu super holding sendiri,” jelas Dony dalam acara Outlook Ekonomi DPR di Menara Bank Mega Jakarta beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Danantara Investment Management akan berfokus pada pengelolaan investasi, termasuk proyek-proyek dengan komitmen investasi atau dividen.

“Apa yang diinvestasikan atau ada komitmen dividen Rp170 triliun per tahun di Danantara Investment,” sebut Dony. (Web Warouw)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru