JAKARTA- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi diminta realistis dan tidak mengada-ada yang justru membebani pemerintah sendiri dalam rencana memangkas sekolah penerbang dalam negeri dengan alasan 1.200 pilot menganggur. Sementara beberapa penerbangan masih terus mencari pilot asing. Hal ini disampaikan Captain Rudy Rooroh dari Ikatan Pilot Indonesia (IPI) kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (9/9)
“So what kalau ada 1.200 pilot jobless? Apa iya industrinya yang dipangkas? Kapan mau maju bangsa ini. Biarkan industri itu berkompetisi dan tumbuh, akan terjadi hukum supply dan demand,” tegasnya menyambut rencana Menteri Perhubungan tersebut.
Ia menjelaskan kalau urusan sekolah swasta, biarkan seleksi alam yang terjadi, karena kalau jelek, siswa tidak ada yang datang dan sekolah tersebut akan tutup dengan sendirinya.
“Bagaimana kalau sekolah milik pemerintah, biar jelek, mungkin tetap akan ada siswa karena gratis atau harga murah bersubsidi….sampai anggaran habis,” ujarnya.
Menurutnya, kontribusi terbesar STPI Curug selama ini adalah menghasilkan pilot penerbang Indonesia selama ini.
“Jadi kalau Menhub bilang kualitas tidak memadai, tanya ke sekolahnya sendiri. Kenapa targetnya justru sekolah swasta harus di merge, sementara pemerintah membeli sekitar 50 pesawat baru untuk STPI dan filial-nya di Banyuwangi? Kalau swasta sudah sanggup, kenapa pemerintah malah memperbanyak kapasitas sekolah bersubsidi, memakai uang pajak rakyat?” katanya lagi.
Menurutnya pemerintah seharusnya serius menjaga kendali mutu agar pendidikan penerbang bisa konsisten melahirkan pilot yang berkapasitas standar internasional.
“Yang harus dijaga adalah kendali mutu. Itu tugas utama regulator. Tugas pemerintah menjaga pembangunan di negara ini bisa tumbuh dan sehat. Lha kalau level menteri pikiran sedangkal itu. Nothing I can say…” katanya.
Tentang seleksi menurutnya adanya di industri atau operator masing-masing. Sementara itu operator itu tidak hanya di airlines. Selama ini menurutnya operator selain airline tidak dibina dan diberikan ruang supaya tumbuh sehingga memperluas lapangan kerja.
“Apakah universitas harus ditutup kalau kebutuhan insinyur sipil tinggi, tapi (insinyurnya-red) tidak standar ketika pembangunan infrastruktur lesu?” katanya memberi contoh.
Ia meminta agar Menteri Perhubungan menjelaskan lebih spesifik lagi berapa banyak armada pesawat baru yang benar-benar masuk ke Indonesia sampai dengan tahun 2017 ini.
“Dibandingkan dengan rencana? Bagaimana airline mau menambah armadanya kalau urusan slot di cengkareng dan airport besar lainnya tidak bertambah? Seberapa besar upaya pemerintah mengurangi pilot asing? kita bisa lihat indikasi beberapa airlines masih mencari pilot asing melalui headhunter internasional dengan remunerasi yang tinggi?” katanya.
1.200 Pilot Menganggur
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebutkan ada 1.200 Pilot menganggur. Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja Dinas (Rakerdin) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan di Jakarta, Kamis (7/9) dibuka oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Pada kesempatan yang dihadiri oleh Badan Pengurus IPI, pada kata sambutan Menhub menyebutkan bahwa jumlah pilot yang masih menganggur sebanyak 1.200 orang. Menurutnya, hal tersebut disebabkan karena mereka (pilot) tidak memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh maskapai penerbangan nasional.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa banyaknya pilot yang masih menganggur antara lain disebabkan karena terlalu banyak sekolah penerbangan di Indonesia yang jumlahnya mencapai 20 sekolah. Sementara banyak di antara dari sekolah-sekolah penerbangan tersebut ternyata tak memiliki fasilitas memadai sebagai sekolah penerbangan.
Sebagai contoh ia menuturkan, ada sekolah penerbangan yang hanya memiliki satu pesawat terbang sehingga jam terbang siswa calon pilot kurang. Itulah salah satu kemungkinan sebab ketika siswa lulus, ia tidak memiliki kompetensi yang memadai. Secara ideal, seharusnya sekolah pilot setidaknya harus memiliki empat pesawat untuk digunakan melatih siswa terbang.
“Tanpa bermaksud ingin menyalahkan siapa-siapa sebaiknya sekolah penerbangan sebanyak itu dimerjer saja menjadi hanya 10 misalnya, agar tak mudah meluluskan siswa menjadi pilot,” ungkapnya.
Atas dasar hal tersebut, Budi menyatakan bahwa dirinya sudah minta Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk segera melakukan merger sekolah penerbangan yang ada saat ini. Hal itu agar tak mudah meluluskan siswa menjadi pilot.
Ia menilai langkah tersebut penting dilakukan agar sekolah memiliki kualifikasi yang baik sehingga mampu meluluskan siswa menjadi pilot yang kompeten.
Terkait mengatasi permasalahan 1.200 pilot Indonesia yang masih belum mendapatkan pekerjaan, Budi menegaskan, Kemenhub secara bertahap akan melakukan seleksi ketat sehingga pilot yang lulus uji kompetensi layak diajukan mendapat pekerjaaan di maskapai penerbangan.
Budi juga minta pilot yang telah lulus seleksi dan memiliki kompetensi agar bisa diterima di maskapai penerbangan. Demikian juga kepada maskapai penerbangan yang banyak menggunakan pilot asing agar juga mau merekrut pilot kompeten lulusan dalam negeri,” pungkasnya.(Web Warouw)