Minggu, 19 Oktober 2025

CEMEEEN….! Asrama Papua di Surabaya Kembali Di Teror, Dilempari Karung Berisi Ular Piton

Ular dalam karung yang di lempar menteror mahasiswa di asrama mahasiswa Papua, Surabaya Senin (9/9) pagi. (Ist)

SURABAYA– Usai mengalami pengepungan dan aksi rasialisme pada Agustus lalu, kini Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya mendapatkan dugaan teror oleh orang tak dikenal. Senin (9/9), sekitar pukul 04.19 WIB, para mahasiswa yang berada di dalam asrama itu dikejutkan oleh aksi pelemparan sejumlah ular ke dalam asrama.

“Pagi tadi saat masih gelap, ada empat orang berpakaian preman berhenti di depan asrama, mereka masukan ular, ada tiga ekor itu di dalam karung terbuka,” kata salah satu penghuni asrama, Yoab Orlando, kepada pers.

Yoab menuturkan, setidaknya ada tiga ekor ular yang dilempar ke dalam asrama. Pertama adalah seekor ular berjenis piton, di dalam karung beras ukuran 15 kilogram. Lalu ada tiga ular lainnya, berada di dalam karung kain.

“Kalau di dalam karung itu satu ekor, itu besar sekali, terus kalau tiganya itu di dalam kain, baru dilempar langsung ke dalam. Kainnya tidak diikat keras, langsung ularnya tercerai itu (terlepas),” kata dia.

Tiga ekor ular lain yang terlepas itu, katanya, melata liar di pekarangan asrama.

Asrama Papua di Surabaya Dilempari Karung Berisi Ular PitonKarung berisi ular piton yang diduga sengaja dilempar ke pekarangan asrama mahasiswa Papua di Surabaya.

Yoab tak tahu pasti apa jenis ketiga ular yang terlepas tersebut. Ia dan juga penghuni lain di asrama itu khawatir ular yang lepas ia khawatir jika ular-ular itu ternyata jenis ular berbisa, yang dapat mengancam keselamatan penghuni asrama.

Lebih lanjut, saat penghuni asrama mencoba menangkap ular-ular tersebut, diduga pelaku pelemparan sempat memantau keadaan asrama tak jauh dari lokasi. Oleh karena itu, mahasiswa yang mengetahui keberadaan orang-orang itu pun berusaha mengejarnya.

“Anak-anak sempat kejar, tapi (pelaku) lari, mereka sempat jatuhkan teropong. Mereka berpakaian preman, empat orang dengan dua motor, tapi saya tidak tahu motor apa, dia lari lebih dulu,” katanya.

Yoab mengatakan, ini bukan kali pertama mahasiswa Papua mendapatkan teror. Sebelumnya ada pula aksi pelemparan cat oleh orang tak dikenal hingga merusak spanduk bertuliskan ‘Referendum is solution’ yang mereka pasang

Ia menerangkan atas alasan itulah para penghuni asrama hingga saat ini tertutup kepada siapapun. Yoab juga mengatakan beberapa rekannya masih mengalami trauma usai saat pengepungan asrama pada 16-17 Agustus lalu yang berujung diduga aksi rasialisme.

“Kami masih trauma, karena situasi di Papua juga masih seperti itu,” katanya.

Teror Tak Berhenti

Kepada Bergelora.com dilaporkan, menanggapi hal tersebut, Ketua Biro Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Yohanes Giyai mengatakan sejak peristiwa persekusi dan rasisme terhadap para penghuni Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III pada 16 dan 17 Agustus 2019 lalu, aparat keamanan telah mendirikan pos di dekat asrama.

“Mereka memantau kami saat kami keluar asrama untuk mengejar orang yang melemparkan karung berisi ular,” kata Giyai.

Giyai menyebut kiriman karung berisi ular itu bukan teror pertama terhadap Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III Surabaya. Pada 30 Agustus 2019 pagar asrama juga dilempari tas plastik berisi cat.

Dalam beberapa hari terakhir, sebuah mobil bernomor polisi Jakarta juga parkir di depan asrama.

“Mereka terus memantau aktivitas kami. Sehingga kami merasa tidak nyaman. Kami minta hentikan intimidasi atau ancaman kepada mahasiswa Papua. Karena itu perlakuan rasis, dan teror bagi kami,” katanya.

Sementara itu Komite Pusat Aliansi Mahasiswa Papua Jhon Gobay mengutuk keras pelemparan karung berisi ular ke Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III Surabaya itu.

“Ketidak-adilan terus terjadi [terhadap] kami, mahasiswa Papua. [Pelakunya] sangat rasis. Teror [terhadap] mahasiswa ini harus usut tuntas,” katanya. (Ardiansyah Mahari)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru