Jumat, 24 Oktober 2025

Cieee…! Terbitnya Terang Di Kaki Gunung Tambora

Masyarakat di Desa Sori Tatanga yang menjadi salah satu desa yang mendapatkan LTSHE sebanyak 110 unit yang terbagi atas dua dusun yaitu Mada Oi (40 unit) dan Bukit Sari (70 unit). (Ist)

DOMPU – Ketersediaan akses listrik di seluruh wilayah Indonesia merupakan kewajiban Pemerintah untuk mewujudkan energi berkeadilan. Salah satu upayanya adalah memberikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) kepada desa-desa yang tidak masuk jaringan ketenagalistrikan. Desa Sori Tatanga menjadi salah satu desa yang mendapatkan LTSHE sebanyak 110 unit yang terbagi atas dua dusun yaitu Mada Oi (40 unit) dan Bukit Sari (70 unit).

“Pembagian dan pemasangan LTSHE memang diperuntukan untuk daerah-daerah yang tidak ada jaringan ketenagalistrikan, minimal masyarakat merasakan terang bisa untuk belajar malam” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama, Dadan Kusdiana

Rombongan yang terdiri dari Kementerian ESDM, wartawan dan blogger memulai perjalanan ke desa Sori Tatanga. Gerimis mengiringi perjalanan. Perjalanan menuju dusun Bukit Sari, Desa Sori Tatanga, Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) cukup panjang, kurang lebih 5 jam jalan darat dari bandara Bima. Menembus bukit hanya diterangi lampu mobil tanpa lampu jalan, sudah memberikan sensasi tersendiri.

Rombongan tiba tepat pukul 22.00 WITA. Sebagian besar warga sudah tidur. Mereka disambut oleh kepala desa yang sangat bersenang hati karena desanya akan terang.

“Kami berterima kasih kepada Pemerintah yang membuat desa kami lebih terang, tadinya dusun ini sudah ditinggalkan, karena gelap gulita, sekarang warga sudah pada kembali ke rumah masing-masing” ujar M. Tahir Manan, Kepala Desa Sori Tatanga.

Desa Sori Tatanga terletak di kaki gunung Tambora, dengan mata pencaharian penduduk bercocok tanam jagung. Aktivitas masyarakat pun mulai berdenyut di malam hari, anak-anak bisa belajar malam. Tidak seperti sebelumnya,– jam 8 aktivitas sudah berhenti. Hal ini dirasakan sekali oleh Hana, siswi SD kelas VI yang rumahnya baru saja dipasang lampu LTSHE.

“Sekarang saya bisa belajar malam kak, bisa sampai jam 10 malam, senang kak, lampunya juga terang” ujar Nana, saat ditemui di rumahnya.

Kementerian ESDM meluncurkan program LTSHE untuk periode 2017-2018 yang diperuntukan untuk 2.500 desa yang belum berlistrik atau desa gelap gulita. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, jumlah LTSHE yang akan diberikan sebanyak 863 unit.

Tepat pukul 01.00 dini hari, rombongan pun bermalam di Desa Sori Tatanga untuk melihat pemasangan LTSHE esok hari.

“Satu hal yang kami rasakan dengan gelap, kami bisa melihat bintang lebih terang,” kata Dadan Kusdiana.

Kegembiraan warga mulai dari orang tua sampai anak-anak sangat terasa. Kepala RT di Desa Sori Tatanga, M. Jafar mengungkapkan dirinya sangat senang dan berterima kasih kepada Pemerintah atas pembagian LTSHE ini.

“Terima kasih Bapak Jokowi dan Pak Menteri sudah dikasih lampu. Sekarang kalau malam sudah terang. Cucu Amak (Bapak) bisa belajar kalau malam”, ujar Jafar berbinar.

Kepala Desa Sori Tatanga, M. Tahir Manan juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian Pemerintah terhadap warga Desa. Tahir menyampaikan bahwa selama ini Desa Sari Tatanga banyak ditinggalkan warga karena belum adanya sambungan listrik.

“Sekarang warga sangat senang, dan mau kembali kesini”, tutur Tahir.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, saat ini terdapat 2.519 desa dengan 256.114 rumah yang masih gelap gulita. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ESDM Ignasius menjelaskan bahwa LTSHE ini sangat cocok untuk rumah pedesaan yang secara geografis dan distrubusi penduduknya tersebar serta sulit dijangkau jaringan PLN. NTB sendiri mendapatkan. Pada tahun 2017 ini, LTSHE dipasang di 5 Provinsi di Indonesia dan diharapkan dapat melistriki 80.332 rumah. Sedangkan pada tahun 2018, pemasangan LTSHE direncanakan untuk 15 provinsi dan dapat melistriki 175.782 rumah. (Nur Aini)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru