JAKARTA- Partai berkuasa China, yakni Partai Komunis China (PKC) bakal menyelenggarakan kongres tiap lima tahunan yang akan dibuka pada Minggu (16/10). Partai akan membahas berbagai langkah strategis di dalam dan luar negeri, selain juga akan memutuskan kelanjutan kepemimpinan Xi Jinping sebagai Presiden China untuk periode yang ketiga.
Analis barat mulai optimis menyoroti kongres 2022 ini karena peran China yang semakin penting dalam geopolitik internasional hari ini dan akan datang.
Chen Weihua, seorang jurnalis, yang saat ini menjabat sebagai kepala biro Uni Eropa di China Daily, melaporkan berbagai pandangan dari masyarakat Eropa terhadap Kongres PKC 2022 ini.
Kemakmuran Bersama
Kepada Bergelora.com di Jakarta, dilaporkan pandangan Co-editor Friends of Socialist China, Carlos Martinez, yang berpendapat bahwa Kongres kemungkinan akan menekankan kemakmuran bersama,– “mengentaskan kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan, mencegah ekspansi modal yang tidak terkendali dan memastikan semua orang di China mendapat manfaat dari pertumbuhan ekonomi China.
“Mengentaskan kemiskinan, mengurangi ketidaksetaraan, mencegah ekspansi modal yang tidak terkendali dan memastikan semua orang di Tiongkok mendapat manfaat dari kekuatan ekonomi Tiongkok yang tumbuh,– ini semua sangat penting dalam hal bekerja menuju tujuan seratus tahun kedua membangun negara sosialis modern yang makmur, kuat, demokratis, maju secara budaya dan harmonis,” ujarnya.
Calos Martinez menunjuk komitmen China untuk mencapai puncak emisi karbon sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon pada 2060, dan mengatakan dia yakin Kongres akan menegaskan kembali komitmen Partai terhadap iklim dan keanekaragaman hayati dan mensejahterakan seluruh dunia.
Dia mengatakan China memimpin dengan energi terbarukan, kendaraan listrik, penghijauan, pengurangan polusi dan pelestarian keanekaragaman hayati.
“Dengan krisis iklim yang semakin mendesak, kepemimpinan (China) ini sangat diperlukan,” katanya.
Martinez percaya China akan terus mengejar kebijakan luar negeri berdasarkan perdamaian, pembangunan, dan kerja sama yang saling menguntungkan mensejahterakan seluruh dunia.
Namun, Kongres Nasional CPC ke-20 mau tidak mau harus secara serius mempertimbangkan kapasitas pertahanan China, dan kebutuhan untuk mendorong inovasi dan konsumsi domestik, dalam menghadapi kekuatan yang semakin bermusuhan yang dipimpin oleh Amerika Serikat, yang berusaha membendung China.
Chen Weihua yang sebelumnya menjabat kepala koresponden Washington, dan wakil editor China Daily edisi Amerika Serikat menuliskan dalam laporannya, ‘CPC’s 20th National Congress – along the path towards building a modern socialist country’ ,– bahwa anyak pakar internasional menyuarakan harapan bahwa Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China, yang diharapkan dibuka pada 16 Oktober di Beijing, akan menghasilkan kesuksesan tidak hanya bagi China tetapi juga dunia.
Menuju Peradaban Ekologis
Erik Solheim, mantan direktur eksekutif Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mantan Wakil Sekretaris Jenderal PBB, mengatakan bahwa setelah 40 tahun pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan yang belum pernah terjadi sebelumnya, China sedang fokus pada langkah berikutnya menuju pembangunan ekonomi berkualitas tinggi dan berkelanjutan. masyarakat yang berpusat pada kemanusiaan.
Erik Solheim mengatakan Kongres Nasional PKC ke-20 adalah kesempatan untuk merayakan kemajuan China sejak memulai reformasi dan dorongan keterbukaan pada tahun 1978, akibatnya memberantas kemiskinan ekstrim, memperpanjang harapan hidup ke tingkat negara maju dan menjadi pemimpin global dalam energi terbarukan dan pembangunan hijau.
“China telah menetapkan ambisi baru setinggi-tingginya untuk kepemimpinan globalnya menuju peradaban ekologis dan berbagi kemakmuran bagi umat manusia,” kata politisi Norwegia itu.
Erik Solheim mengatakan China sudah berada di depan semua negara lain dalam teknologi hijau baru dan dapat membantu memimpin dunia dalam hal iklim dan lingkungan.
“Pada saat banyak ketidakpastian global, kepemimpinan China sangat penting untuk menciptakan tatanan dunia yang stabil untuk kemajuan ekonomi dan pembangunan hijau,” katanya.
Bernard Dewit, ketua Kamar Dagang China Belgia yang berbasis di Brussels, telah melakukan perjalanan ke China hampir setiap tahun sejak 1980-an tetapi belum dapat masuk selama tiga tahun terakhir karena COVID-19.
Dia mengatakan Kongres perlu fokus pada langkah-langkah untuk mendukung ekonomi dan berharap kebijakan pengendalian pandemi China dapat beradaptasi untuk memudahkan perjalanan bagi pebisnis dan wisatawan dari seluruh dunia.
Dewit menambahkan, ia berharap perekonomian China tetap terbuka terhadap investasi asing dan kemitraan antara perusahaan China dan asing di China dan luar negeri.
4 Agenda Penting
Dalam kongres ini, Presiden Xi Jinping diprediksi bakal tetap menjabat dalam periode ketiga.
Sementara itu, Perdana Menteri Li Keqiang diprediksi bakal lengser pada Maret, dan kongres ini menjadi salah satu ajang penentuan penggantinya.
Kongres ini juga bakal membahas Komite Tetap Politbiro PKC, salah satu badan tertinggi partai tersebut. Reuters melaporkan proses demokrasi dalam Kongres PKC ini.
Pemilihan Delegasi Kongres
Sebelum kongres berlangsung, sebanyak 2.296 delegasi PKC telah dipilih untuk datang ke acara tersebut.
South China Morning Post melaporkan delegasi ini bakal mewakili lebih dari 96 juta anggota PKC di seluruh negara. Mereka dipilih bukan lewat pemilihan bak negara Barat, tetapi lewat beberapa rekomendasi dan tinjauan partai.
Delegasi tersebut bakal dipilih dari 38 unit pemilihan yang mewakili provinsi, bisnis pemerintah, sektor finansial pusat, dan pihak berwenang pusat.
Berdasarkan pemberitaan Xinhua, sejak November tahun lalu hingga Juli, delegasi mengikuti lima tahap proses pemilihan yang teliti.
Presiden Xi Jinping sendiri memerintahkan proses pemilihan delegasi ini dilakukan dengan standar ketat, pemantauan integritas yang hati-hati, penerapan disiplin pemilihan, dan sosok kepemimpinan yang kuat.
Pemilihan Komite Sentral, Politbiro, dan Komite Tetap Politbiro
Kongres yang diikuti 2.296 peserta akan memilih anggota baru Komite Sentral yang beranggotakan 370 orang.
Setelah Komite Sentral baru terpilih, maka dilakukan sesi pleno pertama. Komite Sentral sendiri berperan sebagai dewan direksi PKC dan juga menunjuk Politbiro.
Politbiro memiliki kewenangan untuk menunjuk Komite Tetap Politbiro yang beranggotakan tujuh sampai sembilan orang. Komite ini merupakan pusat dari kekuasaan PKC dan pemerintahan China.
Pemilihan Perdana Menteri Baru
Sebagaimana diberitakan Reuters, perdana menteri China saat ini, Li Keqiang, bakal mengundurkan diri pada Maret.
Kongres PKC ini dinilai bakal menjadi ajang penunjukkan perdana menteri baru China, yang diketahui berputar pada tiga nominasi.
Mereka adalah Wang Yang (67), yang kini menjabat Ketua Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC), digadang-gadang sebagai salah satu kandidat perdana menteri.
Wang sendiri merupakan pejabat level empat dalam Komite Tetap Politbiro.
Kandidat lain yang dapat menggantikan Li adalah Hu Chunhua (59). Hu merupakan salah satu wakil perdana menteri.
Namun, jika Hu tak terpilih menjadi perdana menteri, dia mungkin bakal mendapatkan posisi di Komite Tetap Politbiro.
Selain Hu, kandidat lain untuk perdana menteri China adalah Han Zheng (67). Ia kini menjabat sebagai wakil perdana menteri sekaligus anggota Komite Tetap Politbiro.
Tak hanya itu, Li Qiang (63), yang kini menjabat sebagai Ketua PKC di Shanghai, juga diprediksi bakal mengemban tanggung jawab sebagai perdana menteri.
Namun bila Li tak terpilih, ia mungkin bisa bergabung dalam Komite Tetap Politbiro.
Kepemimpinan Xi Jinping
Berdasarkan pemberitaan CNN, selama dua dekade terakhir, sekretaris jenderal baru ditunjuk di setiap kongres.
Namun sejak kongres terakhir pada 2017, Xi mendapat tugas memimpin partai, negara dan sekaligus militer. Kemungkinan besar PKC akan tetap menugaskan Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal PKC, Ketua Komisi Militer PKC dan sebagai Presiden China.
Dalam kongres PKC sebelumnya, Xi memecahkan tradisi dengan tidak mengangkat calon penerus Komite Tetap Politbiro. Beberapa bulan setelahnya, PKC menghapus batas periode kepemimpinan Presiden China.
Sebagaimana dilansir CFR, kepemimpinan dalam PKC disusun monolit sesuai piramida. Pemegang kekuasaan tertinggi PKC adalah sekretaris jenderal yang kini diemban Xi Jinping.
Sekretaris jenderal dibantu oleh kolektifnya di dalam Komite Tetap Politbiro yang beranggotakan tujuh orang.
Di bawah Komite Tetap Politbiro, ada 25 orang yang menjadi bagian dari badan Politbiro PKC.
Semua penugasan dan hasil kerja dipertanggungjawabkan dalam Kongres PKC berikutnya. (Web Warouw)