JAKARTA – Indonesia mendukung penuh proses Reunifikasi Korea (Penyatuan Kembali Korea) yang dimulai dengan pertemuan kedua pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Korea Selatan, Moon Jae-in dalam pertemuan bersejarah, di desa gencatan senjata Panmunjom di Zona Demiliterisasi Jumat (27/4). Hal ini disampaikan Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI- Parlemen Korea, yang juga Ketua Komite Luar Negeri, Bidang Politik, Hukum dan Keamanan DPP PDI Perjuangan Dr Evita Nursanty, MSc yang mengungkapkan kegembiraannya. Untuk pertama kali dalam sejarah seorang pemimpin Korea Utara melewati batas zona demiliterisasi dan berkunjung ke Korea Selatan.
“Indonesia mendukung penuh proses Reunifikasi Korea, seperti yang diinginkan rakyat di kedua negara yang terpisah akibat perang dingin. Sudah lama Indonesia menginginkan penyatuan kembali Semenanjung Korea sebagai satu negara, agar membawa kedamaian di Asia dan dunia,” tegasnya kepada Pers, di Jakarta, Sabtu (28/4).
Menurut Evita, langkah ini merupakan tahap awal yang sangat mencerahkan sekaligus awal kerja keras baru dari sebuah perjalanan panjang dari proses perdamaian yang abadi di Semenanjung Korea. Sebab semua sadar konflik di Semenanjung Korea yang berusia 68 tahun sejak 1950, telah mempengaruhi dinamika geopolitik di kawasan Asia Pasifik.
“Pertemuan kedua pemimpin Korea ini memang membuat banyak pihak terkaget karena berlangsung sangat hangat antar-keduanya. Menurut Evita, sebenarnya hal itu tidaklah mengejutkan sebab sebelum ini sudah begitu banyak upaya dilakukan Korea Selatan maupun Korea Utara untuk menuju Reunifikasi Korea.
“Salah satunya membangun komunikasi, termasuk dengan hadirnya atlet olimpiade musim dingin Korut ke Korsel beberapa waktu lalu, kemudian kehadiran delegasi seni budaya Korsel ke Korut sebelum pertemuan keduanya berlangsung,” katanya.
Hari ini menurut Evita dunia melihat suatu titik cerah hadir dari Semenanjung Korea. Kedua negara sepakat untuk berhenti perang dan memulai babak baru.
“Indonesia akan ikut mendorong percepatan proses Reunifikasi Korea, karena itu keinginan rakyat dan pemerintah kedua negara,” katanya.
Kantor Penghubung Di Kaesong
Presiden Korsel Moon Jae-in sendiri dijadwalkan akan berkunjung ke Korea Utara pada musim gugur ini. Selain itu, kedua negara juga sepakat membangun kantor penghubung bersama di Kaesong yang diikuti reuni keluarga pada 15 Agustus 2018. “Kedua pemerintahan telah sepakat untuk menghentikan tindakan bermusuhan di darat, laut dan udara terhadap satu sama lain, dan lainnya,” kata Evita.
Diantara butir Deklarasi Panmunjeon baru-baru ini disebutkan kedua negara sepakat secara aktif mendorong untuk mengadakan pembicaraan tiga-arah, yang melibatkan dua Korea dan Amerika Serikat, atau pembicaraan empat-arah, yang melibatkan dua Korea, AS dan China, untuk mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea, mengubah gencatan senjata menjadi perjanjian damai dan membangun rezim perdamaian yang abadi.
“Tentu saja dunia khususnya China dibawah kepemimpinan Xi Jinping dan Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Donald Trump, kedua negara besar itu harus ikut membantu proses Reunifikasi yang telah dimulai ini dengan mendukung Deklarasi Panmunjeon. Jangan sampai mengganggu atau malah menghambat,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia menurutnya perlu partisipasi lebih aktif lagi dalam membangun trust building diantara kedua negara, karena dari dulu kedua Korea mengharapkan peran Indonesia lebih aktif lagi membantu proses Reunifikasi.
“Setiap saya ke Korea yang ditanya parlemen dan Menlu disana apakah komitmen kita terhadap Reunifikasi Semenanjung Korea masih firmed. Saya selalu menegaskan bahwa Indonesia selalu mendukung semua upaya Reunifikasi Korea,” tegasnya.
Anggota Komisi I DPR RI ini berharap pertemuan yang sudah menjadi perhatian seluruh dunia ini, tidak hanya dijadikan waktu ‘jeda’ untuk selanjutnya melanjutkan perseteruan baru berikutnya.
“Sebaliknya, pertemuan kemarin harus berkelanjutan dan memperluas langkah baik menuju perkembangan berkelanjutan hubungan antar-Korea, perdamaian dan kemakmuran di semenanjung dan reunifikasi, seperti bunyi deklarasi yang mereka setujui,” ucap Evita lagi. (Web Warouw)