Jumat, 28 Maret 2025

Dandim Sukabumi Minta Maaf Pada dr. Ribka Tjiptaning

SUKABUMI- Komandan Daerah Administrasi Militer (Kodim) 0622 kabupaten Sukabumi Letkol Kav Guruh Pranowo Wirayadi menyatakan permohonan maaf dengan tulus kepada Anggota DPR dari PDI-Perjuangan, dr. Ribka Tjiptaning P. Atas pernyataannya yang beberapa hari lalu yang mengatakan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana itu sedang membangun kembali paham Komunis anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal ini disampaikan setelah Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi disampaikan Senin (30/5) di Markas Kodim 0622 kabupaten Sukabumi ketika didatangi Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi beserta 20 delegasi lainnya.

“Tidak ada niat saya sedikitpun menyinggung pribadi atau kelompok mengenai statment itu. Saya tidak menyadari statment menjadi kegelisahan kawan-kawan PDIP dan masyarakat Sukabumi. ini adalah kesalahan pribadi saya,” ujarnya.

Kedatangan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi,  M Zainudin bertujuan meminta penjelasan Dandim 0622,  Letkol Kav Guruh Prabowo Wirayadi. PDI Perjuangan juga meminta Dandim 0622 meminta maaf Kepada  Ribka Tjiptaning P dan kepada seluruh jajaran dan Pengurus PDI Perjuangan.

Kedatangan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi beserta 20 delegasi lainnya itu imbas dari pernyataan Letkol Kav Guruh Prabowo Wirayadi yang menyatakan bahwa Ribka Tjiptaning P, anggota DPR RI dari Dapil Sukabumi itu berpaham komunis. Pernyataan Komandan Kodim 0622 itu disampaikan pada acara  Kesbangpol (wawasan Kesatuan Kebangsaan dan Politik) tanggal 13 Mei 2016.

Lebih lanjut, M Zainudin yang langsung bertemu dengan pimpinan dan jajaran Kodim 0622 menyatakan bahwa  Ribka Tjiptaning P dan PDI Perjuangan  sama sekali tidak  terkait dengan paham komunis atau Marxisme. Kalaupun ada buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” itu hanya menggambarkan kenyataan hidup dalam bentuk otobiografi dr. Ribka Tjiptaning P dalam perjuangan hidupnya sampai sukses menjadi dokter dan anggota DPR-RI

“PDI Perjuangan selalu membuat program-program kerakyatan dengan pengobatan gratis. Bahkan,  ketika reses  anggota DPR RI  harus melakukan kegiatan sosial seperti itu. Melakukan kegiatan program kerakyatan itu bukan berarti kita menyebarkan paham marxisme dan komunisme,” tandasnya.

Kembalinya Orba

Dr. Ribka Tjiptaning sendiri ketika ditanyakan soal ini menyatakan bahwa isu tentang komunisme kembali diangkat oleh militer dan kelompok-kelompok pendukung Orba.

“Ini sudah meresahkan dan menghambat proses demokrasi yang sedang bergulir. Ada. Mereka menghambat proses persatuan nasional yang sedang didorong oleh Presiden Joko Widodo,” ucapnya.

Sebelumnya, Dandim 0622 Sukabumi, Letkol Kav Guruh Pranowo Wirayadi menyebut nama anggota komisi IX DPR RI dari Dapil Sukabumi, dr. Ribka Tjiptaning, sebagai anak eks PKI yang memiliki potensi membangunkan kembali paham komunis.

Tanggapan muncul dari tokoh dan senior PDI Perjuangan, yang masih aktif sebagai pengurus partai ditingkat Jawa Barat, Asep Wahyu Nirwana Boestomi, yang juga pernah tiga periode menjabat sebagai pimpinan DPRD Kabupaten Sukabumi. Ia mengatakan, pihaknya ingin meluruskan dugaan miring terhadap Ribka Tjiptaning.

“Selama 27 tahun saya di PDI Perjuangan, dan selama 15 tahun mbak Ning di DPR pusat, belum pernah beliau mengajarkan paham melenceng dari ideologi pancasila. Beliau itu memegang teguh ideologi Pancasila dan cinta mati NKRI,” ungkap pria yang akrab disapa Abah Away itu.

Abah Away, saat ditemui dikediamannya mengatakan, dirinya ingin meluruskan apa yang dituduhkan Dandim kepada mbak Ning selama ini. Ia juga meminta kepada Dandim, agar bicara sesuai fakta. Karena selama ini Kabupaten sukabumi itu bebas dari paham marxis dan komunis.

“Dandim kan punya intelejen. Apakah benar yang dituduhkan sesuai fakta. Jangan sampai suasana keruh dengan statement yang tidak sesuai fakta. Ini sudah meresahkan. Jangan asal tuduhlah. TNI sepantasnya tidak masuk kedalam politik praktis,” tegas mantan pimpinan DPRD Kabupaten Sukabumi itu.

Ia menambahkan, issue PKI yang beredar saat ini hanyalah demi kepentingan politik saja. Yang diyakininya akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Yang menurut penilaiannya, cara seperti ini mirip dengan gaya orde baru.

“Jangan sampai gaya orde baru terulang di Kabupaten Sukabumi. Disini aman selama ini,” tutupnya. (Petrus Hariyanto)

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru