Sabtu, 5 Juli 2025

“Delusion of Grandeur”dan Kubur Kosong

Yesus Kristus di kayu salib. (Ist)

Untuk merayakan Paskah dan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, ‘Sang Penyelamat’,–Bergelora.com menurunkan sebuah tulisan dari seorang wartawan senior, Monique Rijkers yang diambil dari akun facebooknya. Bergelora.com sudah meminta ijin pemuatan tapi belum dijawab. Biarlah tulisan ini menjadi berkat bagi bangsa Indonesia. Selamat Paskah, Tuhan Yesus Memberkati. (Redaksi)

Oleh: Monique Rijkers

“TETAPI andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1 Korintus 15:14). Saya 100% sepakat dengan Rasul Paulus yang menyatakan jika Yesus Kristus tidak bangkit dari kematian maka iman percaya kepada Yesus itu sia-sia. Logikanya, gimana kita mau percaya Yesus itu TUHAN kalo tidak bisa mengalahkan kematian! Bener ngga? Ngapain juga kita percaya ada hidup yang kekal jika Yesus masih terkubur di Yerusalem. Bersyukur banget, Yesus mati, dikubur dan bangkit lagi serta naik ke surga disaksikan oleh banyak orang, secara publik sehingga iman kepada Yesus bukan sesuatu yang berdasarkan dongeng, mitos atau bersumber pada tokoh fiktif yang delusional.

Delusi adalah gangguan pemikiran yang meyakini sesuatu yang tidak sesuai kenyataan. Jika menganggap diri presiden, raja minyak atau nabi seperti Lia Eden bisa jadi termasuk delusion of grandeur (delusi keagungan). Jika ada yang menganggap ketemu tuhan meski tidak bisa membuktikan perkataan tuhan yang diterimanya bisa disebut halusinasi (jika TUHAN betulan bertemu seseorang maka ada perubahan hidup yang terjadi pada orang tersebut, contoh Paulus dari teroris jadi pengikut Yesus dan/atau ada pesan spesifik untuk orang tersebut dan pesan itu akan terjadi/terbukti!).

Sangat masuk akal jika murid-murid tidak percaya seluruh perkataan Yesus. Yesus bisa dianggap delusi ketika Ia mengatakan akan disalibkan dan bangkit pada hari ketiga (Lukas 24:7-8). Orang Yahudi ada yang percaya kebangkitan orang mati (Farisi) dan ada yang tidak percaya (Saduki). Saya menyukai cara Roh Kudus menuntun kita pada fakta, keluarga Yesus sendiri tidak mempercayai bahwa Yesus adalah Mesias. Keluarganya malah menganggap Yesus sudah tidak waras lagi (Markus 3:21). Yohanes 7:5 menulis, “Sebab saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya.” Tak heran saat Yesus disalib, momen terkelam dalam hidup Yesus sebagai manusia, saudara-saudara Yesus: Yakobus, Yudas, Yusuf dan Simon tidak nampak (nama saudara Yesus lihat di Matius 13:55). Injil hanya merujuk pada Maria, ibu Yesus yang bersama dengan Yohanes. Lebih parah lagi, ahli Taurat dari Yerusalem malah mengira Yesus kerasukan setan (Markus 3:22). Ketika Yesus melakukan banyak mujizat di tengah bangsa Israel, beberapa orang mampu menemukan kemesiasan Yesus seperti Petrus (Matius 16:16), perempuan Samaria (Yohanes 4:29), dua orang buta yang memanggil Yesus Anak Daud (Matius 9:27). Namun warga Nazaret (tempat masa kecil Yesus hingga awal pelayanan) dan Kapernaum (tempat Yesus tinggal sejak Yohanes Pembaptis mati dipenggal Herodes Agripa) tidak memandang Yesus sebagai Mesias.

Setelah drama penyaliban dan pemakaman Yesus, murid-murid yang sisa 11 orang itu digambarkan sedih dan berduka, sebagaimana tradisi Yahudi suasana duka memang berlangsung selama 7 hari. Sesuai dengan tradisi Yahudi pula, roh manusia diyakini akan meninggalkan tubuh fisik setelah hari ketiga. Karena itulah jika kita balik sejenak pada peristiwa ketika Yesus membangkitkan Lazarus, Yesus menunggu empat hari untuk mendatangi Maria dan Marta setelah Lazarus meninggal. Dengan demikian orang-orang Yahudi yang masih berduka bersama Maria dan Marta, saudara Lazarus secara tidak langsung mengetahui roh Lazarus sudah tidak ada lagi di dalam tubuhnya. Namun Yesus sebagai TUHAN, Pemilik Kehidupan bisa mengembalikan roh Lazarus kembali ke dalam tubuhnya.

Sayangnya meski murid-murid sudah melihat kemampuan Yesus membangkitkan Lazarus, murid-murid justru tidak percaya ketika Maria Magdalena, Yohana dan ibu Yesus serta emak-emak lain berkata telah melihat kubur Yesus kosong (Lukas 24:10). Bahkan ketika Yesus hadir di antara mereka, murid-murid awalnya mengira Yesus hantu (Lukas 25:37). Ini adalah momen kedua murid-murid menyangka melihat hantu padahal Yesus asli, yang pertama Yesus berjalan di atas air di Danau Galilea. Iya sih, sering sekali dalam keadaan takut, kita gagal melihat kuasa TUHAN dan gawatnya “halusinasi” menciutkan iman kita.

Untngnya Lukas menulis dalam Kisah Para Rasul 1:3, “Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama 40 hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.” Murid-murid yang semula penakut berubah menjadi rasul-rasul penginjil yang luar biasa di sejumlah tempat. Sejarah  Kekristenan mencatat tidak ada satupun dari rasul-rasul itu yang TIDAK DIANIAYA. Semuanya bertahan dalam pertarungan iman dan pertaruhan kesetiaan kepada Yesus. Saudara Yesus yang menganggap Yesus sudah gila, pasca kebangkitan menjadi Hamba Yesus, Yakobus menjadi Bapa Gereja pertama di Yerusalem dan dialah yang menulis Kitab Yakobus untuk dua belas suku Yahudi diaspora (Yakobus 1:1). Yakobus, saudara Yesus tewas dilempar batu menurut sejarawan Yahudi Josephus, sedangkan Yakobus murid Yesus dibunuh oleh Herodes Agripa I (Kisah Para Rasul 12:2).

Menyambut perayaan kebangkitan TUHAN Yesus marilah kita fokus pada kuasa kebangkitanNya agar tidak delusional menganggap diri hebat sehingga tidak butuh Juruselamat dan tidak halusinasi dalam menghadapi dunia ini. Fokus pada Yesus, tetap beriman dan percaya pada kebenaranNya. Amin.

Selamat Merayakan Kebangkitan Yesus, TUHAN kita…..

#kekristenan

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru