Minggu, 19 Oktober 2025

DEMI PERDAMAIAN NIH..! Israel Siap Hancurkan Terowongan Hamas Usai Pembebasan Sandera, Trump Ijinkan Hamas Jaga Keamanan

JAKARTA– Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menginstruksikan militer untuk mempersiapkan upaya penghancuran terowongan bawah tanah milik milisi Hamas Palestina.

Dalam pernyataan di media sosial X pada Minggu (12/10), Katz mengatakan penghancuran terowongan merupakan “makna utama” dari demiliterisasi Gaza dan pelucutan senjata Hamas, sesuai kesepakatan gencatan senjata yang telah disetujui Israel-Hamas.

“Inilah makna utama penerapan prinsip yang telah disepakati untuk demiliterisasi Gaza dan pelucutan senjata Hamas,” kata Katz, seperti dikutip Anadolu Agency.

Katz berujar upaya penghancuran terowongan ini sendiri merupakan “tantangan utama bagi Israel setelah fase pemulangan sandera”.

Pada unggahan yang sama, ia juga mengatakan bahwa upaya ini akan dilakukan langsung oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) “serta melalui mekanisme internasional yang akan dibentuk di bawah kepemimpinan dan pengawasan Amerika Serikat.”

Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata pada Kamis (9/10) sesuai dengan proposal damai yang disodorkan Presiden AS Donald Trump pada 29 September lalu. Gencatan senjata itu berlaku efektif mulai Jumat (10/10) siang.

Pada kesepakatan ini, kedua belah pihak setuju untuk menjalani fase pertama gencatan senjata, yang meliputi pembebasan seluruh tawanan serta penarikan pasukan Israel secara bertahap.

Pasukan Hamas berjaga di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, pada Senin (13/10) waktu setempat. (Ist)

Trump Izinkan Hamas untuk Operasi Keamanan Internal di Gaza

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa kelompok Hamas telah mendapatkan lampu hijau untuk melancarkan operasi keamanan internal di Jalur Gaza, saat gencatan senjata berlangsung beberapa hari terakhir.

Trump, seperti dilansir Reuters, Senin (13/10/2025), mengatakan bahwa Hamas ingin “menghentikan masalah” sehingga mereka mendapatkan “persetujuan untuk periode waktu tertentu”.

Hamas harus melucuti persenjataan dan mengakhiri kekuasaan mereka atas Jalur Gaza, berdasarkan rencana perdamaian usulan Trump untuk mengakhiri perang di daerah kantong Palestina tersebut.

Kelompok itu telah mengerahkan pasukan keamanan internal di beberapa wilayah Jalur Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan pada Jumat (10/10) lalu, dengan mengatakan bahwa langkah itu bertujuan untuk menghentikan tindak pelanggaran hukum dan penjarahan, serta mencegah kekosongan keamanan.

Saat ditanya wartawan di pesawat kepresidenan AS, Air Force One, dalam penerbangan ke Israel soal laporan yang menyebut Hamas melembagakan kelompok mereka sebagai pasukan kepolisian dan menembaki rival mereka di Jalur Gaza, Trump mengisyaratkan bahwa langkah itu telah mendapatkan persetujuan.

“Mereka memang ingin menghentikan masalah, dan mereka telah terbuka tentang hal tersebut, dan kami memberikan mereka persetujuan untuk periode waktu tertentu,” kata Trump menjawab pertanyaan wartawan.

“Hampir 2 juta orang kembali ke gedung-gedung yang telah dihancurkan, dan banyak hal buruk bisa terjadi. Jadi kita menginginkan semuanya — kita menginginkan semuanya aman. Saya pikir semuanya akan baik-baik saya. Siapa yang tahu pasti,” ujarnya.

Sebagian besar wilayah Jalur Gaza telah berubah menjadi tanah kosong akibat perang antara Israel dan Hamas selama dua tahun terakhir.

Pasukan keamanan Hamas dilaporkan terlibat bentrokan dengan para anggota sebuah klan di Gaza City selama dua hari terakhir.

Kementerian Dalam Negeri Hamas merilis pertanyaan, pada Minggu (12/10) waktu setempat, yang menawarkan pengampunan kepada orang-orang, yang disebut bergabung dengan geng-geng terlarang, yang bertanggung jawab atas pencurian bantuan kemanusiaan dan penjarahan, dengan syarat mereka tidak terlibat dalam pertumpahan darah. (Web Warouw)

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru