Menguatnya Dollar Amerika Serikat mencapai Rp 15.000 lebih ternyata adalah peluang bagi produk-produk Indonesia untuk merambah dunia internasional. Diaspora Indonesia bersiap menjaja produk-produk Indonesia di luar negeri. Sebuah pamflet berisi seruan dari Christovita Wiloto, salah seorang diaspora Indonesia menyebar di media sosial. Frans Simarmata, seorang aktivis diaspora di Australia juga menyerukan hal yang sama dalam blog Kompasiana.com dan dibroadcast berjudul ‘Diaspora Indonesia dan IDR’ pada 4 September 2018. Tulisannya disebar dalam akun facebooknya, fb.me/frans.simarmata.id.au, yang atas seijin penulis dimuat ulang di Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: Frans Simarmata
ADA yang ‘teriak-teriak’ & panik, saat IDR melemah lewat Rp15 ribu dibandingkan Dollar Amerika. Apakah para Diaspora Indonesia di luar negeri, termasuk yang berteriak dan panik saat IDR (Indonesian Rupiah) melemah mencapai Rp15 ribu lebih dibandingkan dengan USD (US Dollar)?
Lalu, apa yang bisa langsung kita perbuat kali ini?
#BeliIndonesia
Saat ini merupakan kesempatan emas, untuk membeli kerajinan emas/perak dari Jogjakarta, batu akik Pancawarna dari Garut atau batu Bacan. Ini juga momen yang pas untuk berinvestasi rumah atau properti di tanah air.
Boronglah semua produk dan jasa dari Indonesia, suatu kesempatan yang tidak akan sering terjadi.
Anda bisa menjualnya kembali di kota/negara anda tinggal. Dan apa yang kalian lakukan ini, akan membantu usaha export para pengusaha di tanah air.

#RupiahkanDollarAnda
Kalau anda punya simpanan valuta asing, inilah waktunya menukarkannya ke IDR. Anda pasti akan menjadi lebih kaya dari biasanya.
#TravelToIndonesia
Berliburlah ke tanah air, ke Raja Ampat, Pulau Komodo, Warebo atau Derawan. Jangan cuma kita lihat saja di media sosial para wisatawan asing. Ajak juga teman-teman anda, mumpung nilai tukar yang sangat menarik.
Dengan berlibur bersama-sama, selain anda bisa mendatangi tempat-tempat eksotis yang mungkin selama ini hanya diketahui saat belajar di sekolah dahulu, tetapi anda juga sudah sebagai ‘private diplomats’, ikut mempromosikan pariwisata Indonesia ke manca negara.
Perjalanan ke Indonesia kali ini, juga membuat anda layaknya ‘Crazy Rich Asian’, karena valuta asing yang anda tukarkan, memberikan ‘luxury’ yang susah didapat di tempat anda tinggal saat ini.
#RemitansiDiaspora
Bagi yang belum sempat berkunjung ke tanah air, kalau ada uang ‘yang menganggur’, ayo kirimkan ke keluarga atau orang tua kita. Dijamin mereka akan sangat bersyukur dengan kiriman anda kali ini, yang jumlahnya lebih besar dari biasanya.
Data dari Bank Indonesia* dan World Bank**, menunjukkan jumlah yang sangat signifikan, besaran remitansi dari diaspora dan ‘migrant worker’ ke Indonesia. Pada tahun 2016 saja, sejumlah USD 9 billion atau sekitar IDR 13 triliun. Hanya kalah dari sektor Migas dan pendapatan dari Pajak.
Ayo, ini adalah aksi nyata Diaspora Indonesia. Mungkin bisa kita sebut sebagai bentuk nasionalisme jaman NOW? Negara kita saat ini butuh valuta asing kalian!
Dan kita para diaspora punya kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan peran dan kontribusinya, tanpa harus dibebani oleh jargon-jargon nasionalisme.