Selasa, 1 Juli 2025

EMANG BERANI..? G7 War Summit:  Gagal Cegah Ekonomi BRICS, G7 Pakai Militer Pertahankan Dominasinya

JAKARTA- Global Reseach menyoroti KTT G7 di bawah kepresidenan Italia, yang diselenggarakan oleh Pemerintahan Meloni di Puglia, Itali 13-14 Juni 2024 lalu sebagai sebuah ‘G7 War Summit’,– Konferensi Tingkat Tinggi yang mendeklarasikan Perang. 

Hal ini disampaikan oleh analis geopolitik dan ahli geografi, Pisa, Italia, Manlio Dinucci, karena KTT tersebut memprioritaskan “pertahanan sistem internasional berdasarkan kekuatan hukum”, dan menyatakan bahwa “perang agresi Rusia terhadap Ukraina telah merusak prinsip-prinsipnya dan telah menimbulkan ketidakstabilan yang semakin besar, yang terlihat di berbagai titik krisis.”

Pernyataan oleh G7, oleh enam anggotanya,– Amerika Serikat, Kanada, Inggris Raya, Perancis, Jerman, dan Italia ini merupakan kekuatan utama NATO.

“Mereka melancarkan perang di Ukraina melawan Rusia, dan  menambahkan Jepang, sebagai mitra utama NATO di Asia Timur melawan Cina,” ujarnya dikutip dari artikel yang berjudul The Decline of the West. The G7 “War Summit” dikutip Bergelora.com di Jakarta, Senin (17/6).

“Pementasan indah yang disajikan dalam KTT ini tidak dapat menyembunyikan fakta bahwa ini adalah KTT perang,” tegasnya.

rekan peneliti dari Centre for Research on Globalization (CRG) ini memaparkan Amerika Serikat menandatangani pakta militer berdurasi 10 tahun dengan Ukraina, dan G7 memberikan pinjaman sebesar $50 miliar untuk membantunya membeli lebih banyak senjata. Pinjaman tersebut akan dilunasi menggunakan bunga yang diperoleh dari $300 miliar aset Rusia yang sebagian besar disimpan di bank-bank Eropa dan dibekukan. Para menteri pertahanan dari 6 negara G7 yang tergabung dalam NATO secara bersamaan memutuskan untuk memberikan bantuan militer lebih lanjut yang signifikan kepada Ukraina dan mengalokasikan 43 miliar dolar per tahun untuk terus mengobarkan perang di jantung Eropa.

Dalam pandangan G7, tidak hanya Rusia saja namun seluruh organisasi BRICS, yang tahun ini di bawah kepemimpinan Rusia, telah berkembang dari 5 menjadi 10 anggota dan terus berkembang: ada lebih dari 30 negara yang ingin bergabung.

Saat ini Manlio Dinucci menyebutkan produk domestik bruto BRICS sudah melebihi produk G7 dan perkiraan untuk tahun 2024-2029 menunjukkan pertumbuhan ekonomi BRICS, khususnya Tiongkok, sebesar 44% dibandingkan dengan 21% di G7.

“Karena tidak mampu mencegah berkembangnya BRICS dengan instrumen ekonomi, G7 berusaha mempertahankan dominasinya dengan instrumen militer,” jelasnya.

Ia juga menyoroti kehadiran Paus Fransiskus yang diundang ke G7 di Puglia untuk memberikan kesan perdamaian pada Summit War  ini.

“Di sini Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky , tanpa mengatakan sepatah kata pun tentang fakta bahwa ia menganiaya Gereja Ortodoks Rusia di Ukraina, di mana gereja Ukraina telah melakukan perpecahan, yang berfungsi untuk berperang melawan segala sesuatu yang berbau Rusia,” tandasnya. (Web Warouw)

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru