JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui batu bara Indonesia masih kurang kompetitif jika dibandingkan dengan negara produsen batu bara lainnya.
Penyebabnya, ekspor batu bara Indonesia masih didominasi jenis kalori rendah, sementara permintaan konsumen dari negara lebih banyak batu bara berkalori tinggi.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Ditjen Minerba ESDM Surya Herjuna menjelaskan cadangan batu bara Indonesia mencapai 31 miliar, sedangkan potensi batu bara Indonesia mencapai 93 miliar ton.
Akan tetapi, Surya menyatakan 73% cadangan batu bara sekitar Indonesia merupakan batu bara kalori rendah. Selanjutnya, hanya 5% yang merupakan kalori tinggi dan 8% sisanya merupakan batu bara kalori menengah.
“Artinya sebenarnya keterdapatan kita untuk menguasai pasar-pasar Asia apapun dunia itu sebenarnya dari segi sumber daya kita itu tidak terlalu kompetitif sebenarnya,” kata Surya di acara Coalindo Coal Conference 2025, dikutip Bergelora.com di. Jakarta, Sabtu (9/11/2025).
Surya menyatakan pemerintah sedang berupaya mengoptimalkan sumber daya batu bara yang dimiliki agar dapat bersaing di pasar internasional.
Termasuk dengan menata kebutuhan batu bara untuk pembangkit dalam negeri yang membutuhkan batu bara kalori menengah hingga tinggi.
“Jadi ini rebutan , kita sudah membutuhkan kalori tinggi, tetapi di pasar dunia juga kalori menengah kalori tinggi itu sangat kayak kita, walaupun kalori rendah juga sekarang banyak diminta oleh pasar,” ucap Surya,
Pasar Ekspor
Surya menyatakan negara tujuan ekspor batu bara india masih didominasi oleh China dan India, namun produksi batu bara Indonesia masih belum sebanding dengan kemampuan produksi negara tersebut.
Dia menyatakan China mampu memproduksi sekitar 4 miliar ton batu bara per tahun, sedangkan ekspor batu bara Indonesia ke China hanya sekitar 120 juta ton.
“Jadi artinya sebenarnya penguasaan pasar itu agak semu kita sebenarnya, agak semu di pasar Asia kita,” ungkap Surya.
Oleh karena itu, Surya mengklaim Kementerian ESDM sedang mencari solusi agar batu bara Indonesia dapat kembali bersaing di pasar internasional.
“Kesemuan ini paling tidak kita bisa carilah bagaimana mekanisme agar nanti sumber daya kita tidak terlalu dieksploitasi dalam jumlah besar, tapi kita mendapatkan harga yang kompetitif,” ucap dia.
Kementerian ESDM mencatat total produksi batu bara Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai 836 juta ton, setara 117% atau melampaui target yang dicanangkan sebesar 710 juta ton.
Dari total tersebut, sebanyak 233 juta ton dinantaranya ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligasi (DMO), yang juga melebihi target DMO sebesar 220 juta ton.
Di sisi lain, ekspor batu bara tercatat mencapai 555 juta ton, yang juga meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun 2023 sebesar 518 juta ton. Sementara itu, 48 juta ton di antaranya menjadi stok domestik.
Untuk tahun 2025, Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara sebanyak 735 juta ton.
Adapun sepanjang Januari—September 2024 ESDM mencatat produksi batu bara Indonesia mencapai 585 juta ton atau terkontraksi 7,47% secara tahunan.
Catatan Sekadar, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor batu bara sepanjang Januari hingga September 2025 minus 20,85% ke level US$17,94 miliar atau sekitar Rp298,79 triliun (asumsi kurs Rp16.655 per dolar AS).
Torehan kinerja ekspor komoditas emas hitam itu terpaut lebar dari capaian sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$22,67 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan koreksi nilai ekspor batu bara itu ikut dibarengi dengan susutnya pengiriman batu bara secara volume sepanjang Januari sampai September tahun ini.
“Secara kumulatif ekspor batu bara turun 20,85%,” kata Pudji dalam konferensi pers secara bold, Senin (3/11/2025).
Adapun kinerja ekspor batu bara secara volume terkoreksi 4,74% ke level 285,23 juta ton sampai periode yang berakhir September 2025, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 299,41 juta ton.
Sementara itu, harga batu bara melesat pada perdagangan kemarin. Dengan demikian, harga si batu hitam resmi naik tiga hari berturut-turut.
Pada Selasa (4/11/2025), harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan mendatang ditutup di US$ 110,85/ton. Melonjak 1,14% dari hari sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak 27 Agustus atau lebih dari dua bulan terakhir.
Harga batu bara pun sah menguat tiga hari berturut-turut. Selama tiga hari tersebut, harga meningkat 6,69%. (Enrico N. Abdielli)

