Jumat, 4 Juli 2025

Gadget, Kunci Utama Suksesnya Fear Engineering di Seluruh Dunia

Ilustrasi kehidupan pada sebagian besar anak yang secara sukarela telah didominasi gadgetnya setiap hari. (Ist)

Rekayasa ketakutan (fear engginering) berhasil dilakukan dengan memanipulasi pikiran dan perasaan melalui program alam bawah sadar yang tidak disadari,– secara terus menerus dan berulang-ulang. Semua berlangsung secara sukarela, lewat gadget yang telah menjadi peralatan utama dalam kehidupan setiap manusia. Hal ini disampaikan, Komisaris Jenderal Polisi Drs. Dharma Pongrekun, M.M., M.H. Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara dan Mantan Direktur Narkoba Bareskrim Polri (2015),–kepada pembaca Bergelora.com. (Redaksi)

Oleh: Komjen Polisi Drs. Dharma Pongrekun, MM, MH.

MUNGKIN banyak di antara kita yang tidak menyadari kalau gadget (smartphone, laptop, dan perangkat siber lainnya) merupakan kunci utama (Master Key) dari kesuksesan fear engineering (rekayasa ketakutan) yang telah, sedang dan masih akan terus berlangsung di seluruh dunia untuk melakukan rekayasa sosial (social engineering) sesuai dengan agenda yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan tujuan untuk mengubah pola kehidupan sosial yang lama dengan yang serba baru (new) seperti yang sedang berproses saat ini.

Untuk mewujudkannya terlebih dahulu dilakukan rekayasa kehidupan (life engineering) dengan cara memprogram ā€œalam bawah sadarā€ dari manusia per manusia yang sudah tentu ā€œtidak akan disadariā€ oleh manusia-manusia tersebut, karena begitu canggihnya mereka membangun opini akan manfaat dari gadget tersebut sebagai bagian kecil dari kemajuan teknologi seiring dengan kebutuhan perkembangan zaman.

Opini yang dibentuk itulah yang membuat manusia-manusia tidak menyadari bahkan terlena dan akhirnya terjebak dalam rekayasa kehidupannya (life engineering), sehingga bagi manusia-manusia yang sudah terlena oleh opini yang dibentuk tersebut tidak akan peka, karena telah terprogram cara berpikirnya (text book) dan tidak akan mampu lagi berpikir diluar opini/konteks yang dibangun (out of the box), sehingga tidak sanggup lagi melihat motivasi jahat (mens rea) di balik opini tersebut sebagaimana pepatah ā€œada udang di balik batuā€, yang mana akan berdampak sangat buruk bahkan akan menghancurkan seluruh sendi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang merupakan fitrah dari citra Tuhan.

Bilamana hal ini terjadi maka akan sangat mudah bagi ā€œmerekaā€ untuk mewujudkan seluruh agenda tersembunyi (hidden agenda) dengan sempurna, yakni dengan mengorkestrasikan seluruh sistem yang ada di dunia dalam satu kendali penuh (total control) dengan tujuan mengambil alih kendali seluruh sendi kehidupan sosial manusia fitrah dari kendalinya Tuhan.

Siapakah mereka itu? Mereka adalah suatu kekuatan yang selama ini bergerak secara bayangan (shadow), namun terorganisir/terstruktur dengan sangat rapih dan bergerak secara terpola (systematic) dalam seluruh sendi kehidupan manusia (massive) dengan dalih untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusian di seluruh dunia dalam segala aspek, bahkan katanya untuk memperjuangkan kesetaraan dan prinsip penentuan nasib sendiri dari setiap bangsa, namun ternyata semua itu hanyalah strategi mereka didalam merangkul setiap bangsa agar mau bergabung dan setelah bergabung maka semuanya dapat dengan mudah mereka kendalikan, karena sudah masuk dalam jebakan sistem yang mereka sudah siapkan.

Kenapa gadget telah menjadi kunci utama mereka dalam meraih kesuksesan didalam mewujudkan agenda tersembunyinya (hidden agenda) selama ini?

Gadget dapat menjadi ujung tombak rekayasa sosial dengan menggunakan Artificial Intelligence untuk mengenali pola dan mempelajari perilaku-perilaku manusia yang selanjutnya dengan sangat mudah dapat dikendalikan sesuai dengan kehendak si perekayasa sosial tersebut.

Teknologi gadget memang dengan sengaja mereka persiapkan dengan sangat matang untuk melakukan interaksi sosial, sehingga mempermudah mereka di dalam mengendalikan interaksi manusia menuju pada tercapainya program ketiganya yakni control population di seluruh belahan dunia, sebagaimana yang penulis kupas dalam buku berjudul ā€œIndonesia Dalam Rekayasa Kehidupanā€ yang diterbitkan pada tahun 2019.

Program utama mereka ada 3, yakni Money, Power dan Control Population. Jadi saat ini kita sudah berada pada program yang ketiga dan yang terakhir menuju pada terwujudnya Satu Sistem kendali dunia.

Bagaimana cara mereka membangun opini, sehingga gadget menguasai dan mengendalikan hidup kita? Mereka mendahului dengan melakukan promosi-promosi untuk membangun opini yakni dengan buaian-buaian yang menarik kepada kita sebagai objeknya, bahwa perangkat tersebut adalah bagian dari perkembangan kemajuan zaman yang semakin canggih yang akan memberikan kemudahan (easy), kecepatan (speed up), kenyamanan (comfort) dan kemewahan (luxury) bahkan banyak aplikasi-aplikasi yang telah membuat para penggunanya merasa takjub (amaze) menikmati permainan dari program alam bawah sadar tersebut. Padahal semua itu hanyalah cara mereka untuk merayu kita agar tertarik dan terus-menerus mengunakannya.

Akibatnya kita keasyikan dan akhirnya terjebak dalam kecanduan (addicted) yang memanjakan, karena kita sudah terperangkap dalam zona nyaman (comfort zone) yang sengaja mereka bangun dengan tujuan untuk memudahkan mereka mengendalikan mindset dan mengubahnya melalui program alam bawah sadar kita, sehingga perilaku, kebiasaan dan karakterpun pasti berubah. Akhirnya tanpa kita sadari secara bertahap tapi pasti kita akan masuk dalam perangkap Sistem Kendali Global yang sudah terencana secara sistematis dan matang (mature).

Hal tersebutlah yang telah membuat kita tidak dapat lagi melihat dan merasakan agenda tersembunyinya atau motivasi dibalik semua itu, bahwa tujuan akhirnya adalah untuk memperbudak semua manusia di dunia seperti yang kita alami, bahkan sampai saat ini pun masih banyak yang tidak menyadarinya.

Kenapa demikian? Karena melalui gadget, mereka telah berhasil mengorkestrasikan dunia melalui rekayasa kehidupan (life engineering) yang begitu cerdas yakni melalui program alam bawah sadar (subconcious) dengan cara merasionalisasi aktivitas kehidupan dari sesuatu yang tidak nyata (dunia semu) menjadi realita dalam aktivitas kehidupan kita sehari-hari, baik perubahan mindset, perubahan perilaku, perubahan kebiasaan, perubahan karakter bahkan perubahan nasib kehidupan kita. Terbukti dengan munculnya terminologi-terminologi yang serba baru (new) dalam segala aspek kehidupan.

Satu lagi yang perlu diwaspadai adalah munculnya terminologi Tuhan Baru (new god), ini yang paling mengerikan karena saat ini mereka sedang menggiring kita dengan berbagai dalil-dalil yang telah mereka persiapkan secara matang sekali untuk menutupi kebenaran yang sejati agar kita tidak lagi mengandalkan Tuhan Yang Maha Esa yang selama ini kita imani, tetapi mereka akan menjauhkan dan memutuskan hubungan kita dengan Ke-Maha Kudusan dan Ke-Muliaan Tuhan yang selama ini kita sembah sebagai satu-satunya sumber kehidupan kita selama di dunia ini.

Bagaimana cara mereka menutupi kebenaran sejati? Yakni melalui kekuatan media besar yang sudah mereka miliki selama ini untuk menyebarluaskan (relay) pesan yang ingin mereka sampaikan dengan sangat efektif dan efisien kepada seluruh penerima, yakni para pengguna gadget dengan tujuan agar opini dengan cepat terbangun sesuai dengan agenda yang mereka rencanakan dan saat ini ada banyak media yang mereka gunakan untuk membangun opini tersebut, baik itu media sosial, media online, atau media mainstream yang dapat diakses melalui internet dari perangkat gadget tersebut. Semuanya sudah berada dalam kendali penuh mereka juga!

Sadarilah itu semua, bahwa independensi sudah tidak ada lagi, yang mana selama ini mereka juga yang telah mempropagandakan kebebasan menyampaikan opini yang bertanggung jawab, namun pada kenyataannya ruang tersebut sudah dikuasai penuh, karena para pengguna gadget sudah digiring untuk hanya menggunakan platform-platform yang sudah mereka kuasai penuh oleh pemilik agenda yang akan merekayasa kehidupan kita, agar mereka dapat mengendalikan semua tren pemberitaan yang tersajikan dan dikomunikasikan satu arah secara terus-menerus (repetition), sehingga apapun yang disuguhkan menjadi suatu kebenaran absolut yang harus diimani dan diamini.

Hal tersebut tentunya tidaklah gratis, tetapi ada kekuatan dana yang besar untuk memagarinya, bahkan memberdayakan lembaga-lembaga yang selama ini dianggap mempunyai kredibilitas dan integritas tentunya dengan kekuatan uang juga untuk menentukan suatu kebenaran secara sepihak yang mereka jadikan penentu kebenaran (fact checker) tanpa dialog sama sekali seolah-olah merekalah yang memiliki kebenaran absolut dan akan melabelinya sebagai hoax siapapun yang berbeda pemikiran dengan mereka.

Paradigma hoax ini sudah mereka bangun bertahun-tahun sebelumnya, agar terbentuk opini tentang ā€œapa itu hoaxā€, sehingga ketika tiba saatnya mereka tinggal memainkan konsep ā€œadu dombaā€ untuk memecah belah persatuan, maka segala hal yang tidak sesuai dengan agenda mereka dengan serta-merta akan mereka labeli sebagai hoax terutama postingan-postingan yang justru untuk membangun rasa bebas dari ketakutan. Beberapa opsi yang mereka lakukan antara lain membatasi publikasi (shadow banned) dan akhirnya melenyapkannya (take down) secara sepihak tanpa menggali lebih dalam argumentasi dari si pembuat berita, karena hampir semua media mereka kuasai. Padahal kebenaran absolut hanyalah milik Tuhan semata yang tidak dapat dibeli dengan uang. Tujuannya agar opini yang sedang dibangun menjadi tercapai dengan sempurna.

Jadi selama ini ternyata kita sungguh-sungguh telah terbuai oleh program-program palsu yang mereka propagandakan baik demokrasi maupun apa yang kita pikirkan sebagai hak asasi. Semuanya sudah sirna seketika bagaikan ditelan bumi seiring dengan keinginannya untuk segera mewujudkan agenda tersembunyinya yang sudah lama mereka rencanakan secara matang dan dengan sangat sabar menanti waktu yang tepat untuk mewujudkan agendanya (design), yakni penyatuan Sistem kendali seluruh Dunia menuju terbentuknya peradaban baru kehidupan di seluruh Dunia dalam tatanan yang baru sesuai dengan konsep yang sudah mereka persiapkan secara matang dari jauh-jauh hari yakni mengambil alih kendali kehidupan fitrah kita dari kendali Tuhan menjadi dibawah kendali Satu Sistem Dunia yang menjadikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana pengendalinya.

Lalu bagaimana cara mereka membangun opini tersebut, agar rekayasa ketakutan (fear engginering) dapat terwujud? Caranya sangatlah mudah, karena selama ini mereka telah berhasil memanipulasi pikiran dan perasaan yang terdapat dalam jiwa manusia melalui program alam bawah sadar yang tentunya tidak kita sadari dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang, sehingga terbangunlah opini seolah-olah para penggunanya sedang menjalani kehidupan di dunia nyata padahal hanya di dunia semu, sehingga pikiran dan perasaan yang telah terbentuk tersebut secara gradual melalui program alam bawah sadar otomatis akan terrefleksi pada perubahan karakter dan perilaku manusia dalam kehidupan nyata.

Hal tersebut di atas dengan sangat mudah terwujud diakibatkan oleh program ilmu pengetahuan yang kita terima selama ini dengan membangun logika berpikir manusia terbatas hanya pada yang dapat dilihat mata jasmani/fisik/material, sehingga tanpa kita sadari telah menggiring kehidupan manusia dan terjebak dalam kehidupan materialistis atau hanya mengusung nilai-nilai angka (quantitative) yang secara otomatis juga akan terbangunnya sistem kepercayaan (belief system) yang berbasis angka-angka (numeric). Contohnya angka di bank banyak hati senang, angkanya mengecil pikiran stress, lalu ketika angka kematian yang disajikan tinggi, maka rasa ketakutan akan menguasai pikiran dan hati menjadi gentar.

Kemudian setelah terkendalinya pikiran dan perasaan manusia, maka kekuatan media tersebut tinggal menyebarluaskan (relay) setiap pesan yang akan disampaikan ke seluruh dunia lewat setiap platform yang sudah tersedia pada gadget tersebut untuk merasionalisasikan agendanya dengan cara membangun opini ketakutan yang mengusung ā€œtema tertentuā€ yang dapat mencuri rasa damai sejahtera pada setiap pikiran dan perasaan manusia para pengguna gadget tersebut dengan cara menampilkan gambar-gambar, video-video baik yang dikemas secara animasi maupun dalam bentuk reality show, bahkan himbauan-himbauan secara terus-menerus dengan tema yang sama secara berulang-ulang dengan tujuan untuk membangun pikiran dan rasa ketakutan pada setiap manusia yang melihat dan membacanya, sehingga terbentuklah ā€œopiniā€ yang dikehendaki dan diyakini sebagai suatu realita kehidupan.

Nah bagi yang saat ini dihantui oleh rasa ketakutan (fear) artinya rekayasa ketakutan (fear engineering) telah sukses ditularkan oleh gadget yang melekat pada tangan kita masing-masing, bahkan tanpa sadar pula banyak orang yang tergoncang imannya, bahkan telah melupakan kekuatan yang Maha Kuasa yang jauh lebih besar dari pada apa yang sedang mengguncang pikiran dan perasaannya. Padahal sesungguhnya Dialah yang berkuasa memberi kehidupan sekaligus berkuasa mencabut kehidupan kita juga.

Semoga tulisan ini dapat membuka pikiran dan hati kita demi keselamatan jiwa-jiwa untuk segera berpaling kepada kemahakuasaan-Nya yang membawa kita kembali menjadi fitrah, dimana ketakutan (fear) tidak akan dapat menguasai kita jika pikiran dan perasaan kita selalu melekat kepada-Nya.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru