JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan selama ini ada pihak yang menahan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5 persen saja.
Ini dibongkar ketika dirinya membahas permintaan tarik inflasi . Hal tersebut merujuk pada inflasi yang meningkat pesat ketika permintaan melebihi laju pertumbuhan potensi ekonomi Indonesia.
“Berapa itu (laju pertumbuhan ekonomi potensial Indonesia)? Kalau BI (Bank Indonesia) ngitungnya 5 (persen), salah hitung kali ya? Yang lain juga hitungnya 5 (persen),” ucap Purbaya dalam economic Hari Keuangan Nasional dikutip Bergelora.com di Jakarta, Kamis (30/10).
“Karena 5 (persen) gak cukup untuk menyerap tenaga kerja yang masuk usia kerja. Saya pikir antara 6,5 ​​persen-6,7 persen, tengah-tengahnya di situ. Jadi, kalau kita dekat-dekat ke arah sana sudah lumayan,” sambungnya.
Purbaya menegaskan Indonesia belum menuju angka pertumbuhan potensi ekonomi tersebut, terutama setelah krisis terakhir di masa covid. Itu yang menurut Purbaya menjadi biang kerok tingginya angka kemiskinan.
Sang Bendahara Negara menekan orang yang tidak bekerja dengan benar-benar kemiskinan. Bukan mereka yang tadinya bekerja di sektor formal, lalu beralih ke sektor informal.
“Saya punya banyak stok kemiskinan nih. Saya geber pertumbuhan ekonomi 7 persen, 8 persen dalam beberapa tahun, belum ngabisin tuh orang-orang yang kemiskinan itu. Jadi, tidak akan menyebabkan inflasi tarikan permintaan. Kenapa kita takut ekonomi tumbuh di atas 6 persen? Itu pandangan yang salah. Mereka harus baca buku lagi,” jelas sang menteri.
“Ini masalah yang serius banget. Fondasi yang membuat kita enggak bisa tumbuh di atas 6 persen selama ini. Karena begitu 5 (persen) mendekati 6 (persen), diperlambat, 5 (persen) mendekati 6 (persen), diperlambat. Karena takut ekonomi kepanasan. Kepanasan apa? Orang mati masih banyak,” tegasnya.
Oleh karena itu, Purbaya menargetkan perekonomian Indonesia mampu tumbuh di atas 5,5 persen year on year (yoy) pada kuartal IV 2025. Capaian tersebut akan membuat perekonomian secara full year berada di 5,2 persen.
Ia berjanji akan menaikkan geliat perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun. Misalnya, pada tahun 2026 yang diyakini akan tumbuh 6 persen secara tahunan.
“Saya pikir selama program-program dijalankan harusnya bisa lebih cepat karena private sector juga saya harapkan tahun depan bisa jalan lebih aktif. Tahun depannya lagi lebih cepat lagi. Mungkin di tahun kelima kita sudah kelihatan, tahun kelima Pak Prabowo ya, sudah mulai lihat tuh bayangan-bayangan ke 8 persen,” tandasnya. (Web Warouw)

