Oleh: Toga Tambunan *
GEMPA membelah Kabupaten Cianjur, berpusar di desa Cijendil, kecamatan Cigenang, pada 20 November 2022.
Sangkin banyaknya korban perlu diangkut segera ke rumahsakit, dan mitigasi warga, klakson kendaraan instrumen utama pembawa korban, hiruk pikuk tiada berhenti.
Hingga naskah ini diekspose masih terjadi 246 lebih, gempa susulan. Korban meninggal 316 orang, luka 7.749 orang, belum ditemukan 16 orang, rumah sekitar 56 ribu bangunan rusak dan ambruk.
Dalam rentang waktu bersamaan gempa juga terjadi di Sulut, Papua, Jatim, Pulau Mentawai dengan tingkat magnitudo berbeda-beda.
Ternyata propinsi Duzce di Turki juga di guncang gempa pada 23.11.2022 lebih 60 warga korban luka.
Berbeda dari dasa warsa terakhir, laju akselerasi frekuensi gempa bumi di dunia dewasa ini semakin tinggi; dibarengi longsor atau tsunami pula.
Gempa bumi disebabkan aktivitas sesar Cimandiri itu terjadi ditengah beragam petaka global. Perang berkepanjangan, kekurangan pangan, erupsi gunung, rob banjir, epedemi bermacam penyakit, dan sebagainya, dan sebagainya. Adakah kaitannya peristiwa itu?
Sudah pasti segala materi saling terjalin. Sehalus apapun dan segede apapun materi, semuanya saling berkorelasi. Formula itu ditegaskan Yesus dengan bahasa mudah dimengerti yakni perihal burung bebas terbang diudara luas terhadap hitungan jumlah helai rambut halus.
Di kitab Mateus 10:29-30 ada tertulis,– “Bukankah burung pipit_ dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.”
Potensi sang Pencipta hiper canggih tak terukur, sempurna, melampaui akal manusia. Semua karyaNya baik. Bumi semesta dan manusia.
“Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa _semuanya itu baik” (Kejadian 1: 7-10)
AC itu rancangan manusia, diproduksi dan disebar dibumi ini dimaksud untuk kenyamanan hidup manusia. Ternyata output AC itu selain temperatur dingin di ruangan bangunan, juga emisi karbon pembelah konsentrasi ozon, karya baik sang Pencipta di langit stratosfer. Ozon itu mekanisme penapis sinar ultra violet matahari itu untuk kenyaman ummatNya. Ummat manusia kebablasan berlebihan seenak subyektif maunya gunakan tehnologi yang diizinkanNya. Emisi karbon AC itu membelah ozon menganga, di stratosfer, melebihi jarak sesar Cimandiri di bumi. Bencana pemanasan global atas hidup manusia yang disebut efek rumah kaca. Gunung dan dataran beku di Antarika runtuh, otomatis.
Kesombongan Manusia
Faktor kesombongan, perilaku liar gunakan tehnologi melesat semau-mau nafsu manusia tak terkendali.
Fakta lapisan ozon terbelah di langit stratosfer itu penyebab bencana cair gunung dan dataran beku Antartika itu, terjadi hal sama adanya bentangan sesar meretakkan lapisan bumi, penyebab akselerasi gempa berkepanjangan.
Viral sekelompok orang menolak bantuan di Cianjur:
Sang Pencipta menciptakan manusia merawat bumi dan isinya. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:27-28)
Bumi yang dikelola oleh manusia itu dikreasi Pencipta semula sempurna baik, tiada cacad. Manusia pengelolanya semula sosok unggul tiada tanding. Fakta kemudian tanah bumi yang semula baik itu ternyata terjadi alienasi, retak sesar panjang membelah di banyak zona. Begitu juga tentang manusia pengelolanya. Karakternya semula unggul tiada tanding Fakta kemudian ternyata terjadi alienasi. Kemauannya menyandang kesombongan Lucifer yang menipunya.
Alienasi-aliensi terjalin, meski secara mikro-tehnis diluar pemahaman kita. Samahalnya dengan detak peristaltik jantung dalam tubuh sendiri dan terus berdetak, mikro-tehnisnya terjadi diluar pahaman kita, setidaknya, sementara ini.
Makro-tehnis alienasi dan histori alienasinya kita tahu yakni : *kesombongan* yang ditularkan Lucifer.
Kesombongan itu menetaskan beragam bencana atas eksistensi manusia dan fisik bumi.
Manusia berkubang paranoid sombong, berhubung segala akal budi dikerahkan mendirikan egoisme atau individualisme, semakin tinggi, sekaligus menolak azas perilaku *rendah hati* bhineka tunggal ika, atau gotong royong, sebagai ekosistim sosial berperasaan berpikir strata nasional maupun strata global. Direkayasa militansi paranoid sombong. Bukankah disegala pelosok apalagi di bangku sekolah/kuliah semarak dipuja-puji persaingan lomba aktualisasi tinggikan harga diri, seni militansi paranoid sombong?
Militansi paranoid sombong itu mengkonstruksi nafsu jahat bermusuh pada manusia, -perkecualian pada satu dua orang-, sedang umumnya aktif peramu petaka bencana brutal penyengsara masyarakat. Diantaranya: USA berkoalisi Uni Eropah expeditor amunisi dan alutsista perang ribuan ton bagi V. Zelenskyy agar Naziisme Hitler di Ukraina mau terpicu krisis bertempur lama; perang ultraketopong terbatas Putin berdalih selamatkan warga berbahasa Rusia di propinsi Ukraina demi proteksi kedaulatan Rusia, krisis kebencian melekat negara Israel versus Hamas di Palestina, krisis inflasi nyawa di beberapa negara Afrika, krisis bangkrut harkat manusia di Amerika atas orang kulit hitam hanya berharga satu dua butir peluru, krisis hak azasi manusia perempuan Afghanistan akibat kredo Taliban, krisis pemilikan alutsista nuklir dipaksakan hanya dimiliki negara tertentu demi keuntungan sepihaknya, krisis parah urusan nikel Indonesia dengan Uni Eropah oleh vonnis Uni Eropah merubuhkan kedaulatan Indonesia mengelola nikel hak miliknya, krisis terror politik agama anti harmoni bhineka tunggal ika, krisis erupsi gunung, banjir, rob, cuaca panas terik, dan sebagainya, dan sebagainya krisis semeraut kemelut dialami manusia berkepanjangan dalam skalanya kian meningkat,
Padahal dalam Alkitab dan Alquran yang berbeda fundamental ke-Ilahian, terdapat persamaan terhadap kesombongan.
Sebagaimana uraian sombong dalam Amsal 8:13 + 8:12: “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”
“Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.”
(Amsal 18:12)
Sepadan hal itu dalam Alquran pada Al Shad ayat 73-74 dalam Alquran tertulis :
“Orang sombong itu termasuk golongan kafir dan termasuk syirik”
Demikian pula ayat lain: “Allah tidak menyukai orang-orang sombong”.(Q.S. an- Nahl ayat 22-23).”
Sebagai anti tesis terhadap kesombongan Lucifer, Tuhan Yesus berkata: ” Aku lembah lembut dan rendah hati “ sebagaimana tertulis dalam Matius 11:29 “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”
Alienasi kehidupan manusia dan alienasi fisik bumi itu pasti berakhir; pesta apapun pasti berakhir oleh kuasa sang Pencipta demi menyelamatkan manusia, biji mataNya itu.
Dekrit “Aku lemah lembut dan rendah hati” disabdakan Tuhan Yesus merupakan antitesis sombong Lucifer..Antitesis Lucifer inilah memeteraikan negasi atas alienasi turunan sombong itu, termasuk yang dalam diri pribadi tiap pribadi. Antitesis itu juga negator pengubah struktur bumi dan pelenyapkannya. Segala bencana apapun termasuk perang pasti diakhiri oleh satu-satunya antitesis sombong Lucifer yakni darah rendah hati Yesus yang Tuhan itu. Camkan!
Kepandiran teramat bebal manusia adanya akselarasi militansi paranoid sombong itu, sebagaima atas pesta, perlu tabuhan gong agar orang di pesta itu peduli terhadap saatnya ajang alienasi akan berakhir. Bencana gempa Cianjur ini merupakan bunyi gong peduli dini transisi transformasi dunia yang semakin dekat. Bersiaplah menyambut sebelum bumi dimusnahkan. Camkan!
Selamat hari minggu
* Penulis, Toga Tambunan, seorang evangelis HKBP